Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Bersabarlah Wahai Muslimah

Megavitara Lilis S oleh Megavitara Lilis S
13 Februari 2016
di Akhlak dan Nasihat
0
Share on FacebookShare on Twitter

Menikah? Siapa di antara kita yang tidak menginginkan menikah? Sudah menjadi fitrah manusia memiliki keinginan untuk membangun suatu tali yang kuat antara laki-laki dan wanita. Membangun sebuah rumah yang akan menjadi tempat bernaung bagi hati dan jiwa. Bukankah Allah Ta’ala berfirman dalam ayatNya yang mulia?

?????? ???????? ???? ?????? ?????? ???? ???????????? ?????????? ???????????? ????????? ???????? ?????????? ????????? ?????????? ????? ??? ?????? ??????? ???????? ??????????????

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. Ar-R?m: 21).

Namun, bagaimana jika semua yang kita harapkan dan impikan tidak berjalan seperti yang kita kehendaki? Calon pasangan yang sudah sama-sama merasa cocok, kedua keluarga sudah merestui, segala persiapan yang hampir selesai dikerjakan, hanya tinggal menunggu hari bahagia itu tiba. Dan ternyata sebuah kenyataan menyayat hati. Membuat si empunya menangis dalam lara. Ketika semuanya tidak sesuai dengan apa yang engkau harapkan. Ketika mimpimu harus berakhir dengan kekecewaan. Pernikahan yang sudah engkau rencanakan sedemikian rupa harus berakhir di tengah jalan. Siapa yang harus disalahkan dalam hal ini? Engkau ataukah pihak laki-laki yang barangkali memilih mundur dengan alasan tertentu? Tidak, tidak ada yang salah. Bukankah semuanya terjadi atas kehendak Allah Azza wa Jalla?

??? ??????? ???? ????????? ?????? ???????? ??????? ?????? ???????? ????????? ?????? ???????? ????????? ??????? ?????? ???????

Donasi Muslimahorid

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Tagh?bun: 11).

Wahai hati… menangislah jika ingin menangis. Bersedihlah jika ingin bersedih. Namun ingatlah untuk tetap sabar. Sabar bukan berarti kita tidak boleh menangis dan bersedih. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidakkah menangis ketika istri tercinta beliau, Ummul Mukminin Khadijah Radhiallahu’anha meninggal dunia? Namun bukankah Rasulullah tetap sabar menerima takdir Allah?

Sudah menjadi tabiat manusia jika ditimpa musibah dia bersedih dan menangis. Tapi jangan sampai terlalu lama hingga berputus asa dari rahmat Allah. Jangan biarkan ada celah bagi setan untuk menjauhkanmu dari bersyukur atas segala ketetapan Allah.

Wahai muslimah, bertawakallah pada Allah. Berbaik sangkalah atas kehendakNya terhadap dirimu. Allah menginginkan kebaikan bagimu. Bisa jadi saat ini Allah tengah menghindarkan keburukan dari pernikahan yang belum terjadi tersebut. Dia adalah laki-laki yang telah engkau dambakan selama ini. Laki-laki shalih dengan akhlak mulia. Sedap dipandang layaknya Nabi Yusuf ‘alaihissalam yang menjadi objek kekaguman banyak mata. Dan secara materi dia tidak akan menyulitkan engkau. Secara dzahir semuanya nampak pas denganmu. Namun ingatlah bahwa Allah lebih mengetahui apa yang tidak kita ketahui. Bisa jadi dia justru akan membawa penderitaan yang berkepanjangan bagimu. Dan Allah ingin menjagamu dari keburukannya.

???????? ???? ?????????? ??????? ?????? ?????? ??????  ???????? ???? ????????? ??????? ?????? ????? ??????  ????????? ???????? ?????????? ??? ???????????

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ya ukhti… jikalau engkau memang ingin menangis, menangislah dalam sujud dan doamu yang panjang. Allah senang melihatmu bergantung padaNya. Allah senang dengan doa-doamu. Bukanlah pada hakikatnya Allah menurunkan musibah karena menginginkan hambaNya kembali? Sesudah itu kembalilah tenang. The show must go on. Mungkin bukan dia yang akan menjadi tokoh utama dalam pertunjukkan ini. Namun bukan berarti pertunjukkan tidak akan terjadi. Masih banyak di sekitar kita yang akan memerankan peran pengganti yang barangkali lebih tepat menjadi lawan mainmu. Bersabar dan bertakwalah. Allah Ta’ala berfirman,

?????? ?????????? ??????????? ??????? ?????? ???? ?????? ????????

“Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan” (QS.’?li `Imr?n: 186).

Ingatlah dengan tujuan kita diciptakan.

????? ???????? ???????? ????????? ???? ?????????????

”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS. Adh- Dh?riy?t: 56).

Menikah memang satu dari berbagai jenis ibadah. Dengan kata lain, ibadah bukan hanya tentang menikah saja bukan? Sebelum status kita menjadi seorang istri, status kita saat ini adalah seorang anak yang harus berbakti pada orangtua. Kita adalah penuntut ilmu yang masih belum memiliki ilmu apa-apa. Ilmu Allah teramat banyak. Jadi, sibukkan dengan status kita sekarang. Masih banyak tugas yang harus kita tunaikan. Perhatikan pula saudara-saudara serta orang miskin dan anak yatim. Sudahkah kita memberikan bantuan terhadap mereka? Bersibuklah hingga tanpa engkau sadari pangeranmu akan datang menjemput dengan kehendak Allah.

Mari sejenak kita merenung. Bisa jadi, engkau memang harus menata hidup untuk sementara waktu hingga waktu itu akan tiba dengan sendirinya. Atau, bisa jadi Allah menunda pernikahanmu atas niat dan caramu yang mulai bengkok. Karena tidak akan ada keberkahan di sana. Wallaahu a’lam. Kita berlindung kepada Allah dari keburukan yang tidak kita ketahui. Semoga Allah menganugerahkan rasa sabar dan istiqomah pada kita wahai ukhti muslimah.

***

2 Muharram 1437

Penulis: Megavitara Lilis Suyanta

Murojaah: Ustadz Abu Hatim Sigit

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin1
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Megavitara Lilis S

Megavitara Lilis S

Artikel Terkait

Wahai Rasulullah, Izinkan Aku Berzina

oleh Athirah Mustajab
13 Februari 2014
0

Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!” Orang-orang pun bergegas...

Nasehat bagi Para Peminta Jabatan

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
24 Januari 2010
13

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya kalian akan berambisi merebut jabatan, dan nanti pada hari...

Fitnah Kaum Hawa

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
24 Februari 2018
2

selayaknya tidak mudah mengumbar lisan dalam menceritakan hal ihwal pasangannya (suami/istri) kepada sesamanya (teman) karena hal tersebut bisa menyulut fitnah.

Artikel Selanjutnya

Apakah Anak Perempuan Adalah Mahram Bagi Mantan Suami?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.