Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan akan mengampuni dosa-dosa lain di bawah tingkatan syirik, yaitu bagi orang-orang yang Allah kehendaki.” (QS. An-Nisa’: 48)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللهُ تَعَالىَ: يَا ابْنَ آدَمَ, لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَاياَ، ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكُ بِيْ شَيْئاً لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
Allah Ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam! Seandainya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa hampir sepenuh isi bumi, lalu kamu menemui-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku pun akan mendatangimu dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR. At-Tirmidzi dalam Kitab Ad-Da’awat no. 3540, dihasankan olehnya dan disahihkan oleh Syekh Al-Albani)
Meninggal di atas tauhid yang bersih merupakan syarat mendapatkan ampunan dosa. Dalam hal ini terdapat perincian sebagai berikut:
- Orang yang meninggal dalam keadaan melakukan syirik besar atau tidak bertobat darinya, maka dia pasti masuk neraka.
- Orang yang meninggal dalam keadaan bersih dari syirik besar namun masih terkotori dengan syirik kecil, sementara kebaikan-kebaikannya ternyata lebih berat daripada timbangan keburukannya, maka dia pasti masuk surga.
- Orang yang meninggal dalam keadaan bersih dari syirik besar namun masih memiliki syirik kecil, sedangkan keburukan atau dosanya justru lebih berat dalam timbangan, maka orang itu berhak masuk neraka namun tidak kekal di sana. (Lihat Al-Jadid fi Syarh Kitab At-Tauhid, hal. 44)
***
Penulis: Ari Wahyudi
Artikel Muslimah.or.id
Referensi:
Disalin dari buku “Tauhid: Kunci Kebahagiaan yang Terlupa”, Abu Mushlih Ari Wahyudi, hal. 12-13, Pustaka Muslim, Yogyakarta.