Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Kita Kembali Diingatkan dengan Musibah Gempa

Ummu Nabilah oleh Ummu Nabilah
4 Maret 2010
di Akidah
4
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Musibah yang terjadi di muka bumi ini disebabkan oleh manusia, namun telah ditetapkan terjadinya oleh Allah 
  • Renungan dari terjadinya musibah gempa

Belum lekang dari ingatan kita peristiwa gempa bumi di Yogyakarta dan sekitarnya beberapa tahun lalu, kemudian kita kembali terhenyak dengan kabar terjadinya dua gempa dengan skala yang lebih besar di Tasikmalaya dan Padang dalam selang waktu yang tidak telalu lama. Dalam waktu sekejap, banyak anak yang menjadi yatim dan istri yang menjadi janda karena kehilangan orang yang mereka cintai. Air mata dan darah seolah membasahi bumi Indonesia ini. Dan tentu saja gempa yang terjadi di berbagai negara dalam waktu yang berdekatan dalam skala yang cukup besar.

Musibah yang terjadi di muka bumi ini disebabkan oleh manusia, namun telah ditetapkan terjadinya oleh Allah 

Para ahli kegempaan berpendapat bahwa gempa itu terjadi akibat pergeseran lempeng bumi semata. Peristiwa itu hanyalah kejadian alam yang biasa. Banyaknya korban yang berjatuhan diakibatkan konstruksi bangunan tidak tahan gempa dan pemerintah kurang mempersiapkan masyarakatnya untuk menghadapi gempa besar seperti itu. Oleh karena itu, kata mereka, solusi utama masalah tersebut adalah perbaikan konstruksi bangunan dan langkah antisipasi pemerintah untuk mempersiapkan masyarakatnya menghadapi gempa. Benarkah gempa semata-mata hanya merupakan peristiwa alam biasa?

Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman,

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy-Syura: 30)

Donasi Muslimahorid

Dan dalam firman-Nya yang lain, Allah menegaskan bahwa apapun yang terjadi di alam semesta ini adalah sesuatu yang telah ditakdirkan oleh-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid: 22)

Allah Ta’ala juga berfirman,

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ 

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah.” (QS. At-Taghabun: 11)

Dari ketiga ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya musibah yang terjadi di muka bumi ini adalah disebabkan oleh manusia, namun hal tersebut telah ditetapkan terjadinya oleh Allah dalam Lauhul Mahfudz. Oleh karena itu, tidaklah gempa atau bencana alam yang lain dapat terjadi dengan sendirinya sebagaimana perkiraan para ahli yang tidak beriman pada Allah dan takdir-Nya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Renungan dari terjadinya musibah gempa

Hamba yang beriman kepada Allah dan kitab-Nya tentu akan merenungi secara mendalam ayat pertama di atas. Bencana yang datang hampir beruntun di negara kita tentunya juga merupakan “hasil perbuatan tangan kita.” Betapa banyak kemaksiatan yang muncul akhir-akhir ini. Baik itu kemaksiatan yang memang sudah dikenal orang awam sebagai suatu keburukan, seperti pembunuhan, perzinaan, atau korupsi yang semakin parah dan merajalela ataupun kemaksiatan yang hanya diketahui oleh orang-orang yang berilmu saja akibat kesamaran yang menutupinya.

Praktek kesyirikan, kebid’ahan, serta kemungkaran lain yang sudah menjadi tradisi masyarakat modern tumbuh subur di negeri ini bahkan hampir-hampir dikatakan sebagai bagian dari ajaran Islam. Sebaliknya, suatu sunnah atau orang yang mengamalkan sunnah dikatakan sebagai pembawa ajaran baru dan asing dalam ajaran Islam.

Sungguh benar apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keadaan umat Islam di akhir zaman,

بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا، وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا، فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

“Sesungguhnya Islam dimulai dengan keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah orang-orang yang asing (al-ghuraba’).” (HR. Muslim, 2: 175-176 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Sedangkan makna al-ghuraba’ dijelaskan dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang menaatinya.” (HR. Ahmad, 2: 177, 222; disahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad, 6: 207 no. 6650)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda mengenai makna al-ghuraba’, “Yaitu orang-orang yang senantiasa memperbaiki (umat) di tengah-tengah rusaknya manusia.” (HR. Abu Ja’far ath-Thahawy dalam Syarh Musykilul Atsar (II/170 no. 689), al-Laalika-iy dalam Syarh Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah no.173 dari sahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu. Hadis ini shahih li ghairihi karena ada beberapa syawahid-nya. Lihat Silsilah Ahadits ash-Shahihah no. 1273)

Apakah gempa dan bencana alam yang lain itu merupakan siksaan Allah karena kita sudah melupakan Allah Ta’ala dengan segala perintah dan larangan-Nya? Padahal di sisi lain, banyak nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kita?

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ أَرْسَلنَا إِلَى أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ فَلَوْلا إِذْ جَاءهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُواْ وَلَـكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُواْ بِمَا أُوتُواْ أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 42-44)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)

Gempa dan bencana alam yang lain juga termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah untuk menakut-nakuti para hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلاَّ تَخْوِيفاً

“Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.” (QS. Al-Isra’: 59)

Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanjatkan doa ketika turun ayat dalam suraا Al-An’am ayat 65. Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia (Jabir) berkata, “Saat turun firman Allah ‘Azza wa Jalla

قُلْ هُوَ القَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ

((Katakanlah (Wahai Muhammad), Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu)), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,

أَعُوذُ بِوَجْهِكَ

‘Aku berlindung dengan wajah-Mu.’ Lalu beliau melanjutkan (membaca),

أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ

((atau dari bawah kamu)), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa lagi,

أَعُوذُ بِوَجْهِكَ

‘Aku berlindung dengan wajah-Mu’.” (HR. Bukhari)

Betapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu khawatir terhadap azab tersebutو sampai-sampai beliau memohon perlindungan kepada Allah. Tentulah kita sebagai pengikutnya seharusnya melakukan hal yang semisal itu.

Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran dari berbagai bencana alam yang menimpa negeri ini dan di belahan dunia yang lain? Adakah orang yang mau kembali kepada Allah? Ataukah kita akan termasuk dalam golongan orang munafik yang tidak memperhatikan dan tidak mau bertobat ketika diuji Allah berkali-kali?

أَوَلاَ يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَّرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لاَ يَتُوبُونَ وَلاَ هُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertobat dan tidak (pula) mengambil pelajaran.” (QS. At-Taubah: 126)

Hendaknya kita kembali menelaah perjalanan hidup kita. Apakah kita sudah benar dalam memahami agama ini? Apakah kita telah memahami Islam dengan pemahaman yang diridai Allah, yaitu pemahaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya ridhwanullah ‘alaihim? Semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua. Wallahu Ta’ala a’lam.

***

Penulis: Ummu Nabiilah Siwi Nur Danayanti

Muraja’ah: Ust. Aris Munandar

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

Bayan Az-Zilzal, Syaikh Muqbil bin Hadi al Wad’i, e-book dalam Maktabah As-Sahab As-Salafiyah.

Lubabut Tafsiir Min Ibni Katsir (Terj. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4), DR. ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Bogor, 2007.

Nasihat Seputar Gempa dan Bencana Alam, Syaikh ‘Abdul ‘Azis bin Baz, artikel Tazkiyatun Nufus dalam Majalah As-Sunnah, edisi 04/ Tahun X/ 1427 H/ 2006 M.

Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka At-Taqwa, Bogor, 2004.

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Ummu Nabilah

Ummu Nabilah

Artikel Terkait

Iman kepada rasul

Iman kepada Rasul

oleh Ummu Ziyad
27 Maret 2008
60

Beriman kepada Nabi dan Rasul termasuk ushul (pokok) iman. Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana beriman kepada Nabi dan...

Jalan Menuju Surga

oleh Nuraini Safitri
23 Februari 2016
0

Surga.. dia adalah harapan yang sangat tinggi yang diusahakan untuk didapat oleh kaum mukminin sepanjang zaman

Siaga Virus Riya’ (Bag. 1)

oleh Mentari Anggun
11 Juni 2017
0

Para sahabat  saja, yang merupakan generasi utama umat ini dikhawatirkan terjangkiti riya', bagaimana dengan kita???

Artikel Selanjutnya

Pelajaran Terkait Aqidah dari Tragedi Guyana 1978

Komentar 4

  1. abu hanifah alim says:
    15 tahun yang lalu

    semoga semua kejadian musibah yg menimpa negeri kita tercinta dan negeri-2 lain pada umumnya dapat menyadarkan kita akan kelalaian dan dosa-2 yg telah kita perbuat, untuk segera kembali dan bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala

    Balas
  2. ummu mufidah says:
    15 tahun yang lalu

    izin share..jazakillah khoir

    Balas
  3. mulyana djajusman says:
    15 tahun yang lalu

    secepatnya tobat nasuha kita sudah di warning dg Alam semesta !!!

    Balas
  4. Asriadi says:
    3 tahun yang lalu

    Bertaubatlah sebelum terlambat

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.