Salah satu kecelakaan yang sering terjadi saat anak-anak bermain adalah trauma kepala, dan hal ini sering membuat orang tua bingung dan khawatir.
Ibu-ibu, trauma kepala lumrah terjadi pada anak-anak terutama anak-anak yang masih dalam usia balita. Baik itu saat mereka belajar berjalan, bersepeda, ataupun bermain bersama teman-temannya. Asalkan trauma yang terjadi bukan karena jatuh dari tempat yang tinggi sekali atau dalam posisi kecepatan tinggi (misalnya: bersepeda atau membonceng motor), ibu-ibu tidak usah kuatir. Umumnya cedera kepala karena trauma tersebut adalah cedera kepala ringan.
Hal-hal yang perlu diketahui ibu-ibu saat anak menderita trauma kepala
- Cek kesadaran anak. Ajak anak berbicara, amati apakah ia mampu menjawab dengan tepat.
- Perhatikan apakah ada luka atau benjolan di kepala anak.
- Lihat apakah luka tersebut berdarah atau tidak. Jika luka lebar dan terbuka, segera tutup dengan kain kasa dan bawa ke dokter. Jika luka hanya berupa luka gores dan memar, cukup tutup dengan kain kasa dan bersihkan dengan betadine.
- Raba kepala dan leher anak, lihat dan amati adakah tanda-tanda keretakan tulang atau tidak.
- Observasi selama 2×24 jam. Apabila tidak ada tanda-tanda kegawatan maka anak tidak usah dibawa ke rumah sakit.
Gejala yang perlu diwaspadai dan perlu mendapatkan pemeriksaan dokter
- Pada bayi: tampak ubun-ubun sangat menonjol atau tampak pelebaran dari sambungan-sambungan di tulang tengkorak kepala.
- Muntah terus menerus.
- Kejang.
- Kesadaran menurun, anak mengantuk, dan sulit dibangunkan.
- Pingsan.
- Pingsan, kemudian bangun seperti biasa, kemudian pingsan lagi.
- Adanya baal/kesemutan atau kelemahan anggota tubuh.
- Sakit kepala hebat.
- Perdarahan dari hidung dan telinga.
- Pandangan mata kabur.
- Nafas tidak seperti biasa (misalnya: terlalu cepat atau “ngorok”, atau tidak teratur).
- Cedera tulang rahang dan pipi: amati tulang rahang dan pipinya dengan menyuruh anak menggigit (misalnya kain) dengan keras. Jika gerak simetris kanan dan kiri dan penyatuan cocok, berarti tidak ada kelainan pada kedua tulang ini.
Penanganan lebam pada kepala anak karena benturan
Jika tidak ada luka, anak langsung dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Hal ini untuk mencegah bertambah banyak darah yang merembes ke jaringan. Pengompresan juga akan mengurangi udema (pembengkakan). Pada hari berikutnya, lihat kondisi pembengkakan: berkurang atau tidak. Pada periode ini, penatalaksanaan ditujukan untuk mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara yang digunakan dengan memberikan kompres panas selama 3-5 menit, untuk melebarkan pembuluh darah setempat, setelah itu dikompres dingin selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan 4 – 5 kali sehari sampai bengkak menghilang.
Alhamdulillaah, sekian penjelasan singkat tentang cedera kepala pada anak. Semoga menambah pengetahuan ibu-ibu semua.
Allohu a’lam bishshowab.
Sumber pustaka:
- Advanced Trauma Life Support (ATLS) 7th edition.
- Buku Ajar Ilmu Bedah. W. De Jong & R. Syamsuhidayat. 1997. EGC.
- Cedera Kepala pada Anak. Klinik Anak Online. http://childrenclinic.wordpress.com/2009/07/31/cedera-kepala-pada-anak/
- Kapan Sebaiknya Pasien Cedera Kepala Dilakukan CT- Scan Kepala? dr. Ramzi SPB. http://blokdokterramzispb.blogspot.com/2013/04/kapan-sebaiknya-pasien-cedera-kepala-di.html
- Obat untuk Pertolongan Pertama dan Pengelolaan Obat dalam Rumah Tangga. H. Sulanto Saleh & Danu R. Bagian Farmakologi Klinik FK UGM. http://tempo.co.id/medika/arsip/122002/sek-1.htm
—
Penyusun: dr. Reni A. (Ummu Hamaam)
Artikel www.muslimah.or.id