Semakin banyaknya fenomena dan kejadian yang di luar kotrol kita membuat banyaknya varian masalah yang muncul. Dengan adanya hal tersebut, sudah sepatutnya kita senantiasa menjaga diri, bukan hanya pada kesehatan fisik, melainkan juga pada kesehatan mental kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ
“Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim)
Dalam beberapa riwayat, ulama menjelaskan hadis di atas, yakni “kuat” yang dimaksud adalah kuat iman dan badannya. Badan yang kuat dan sehat juga diperlukan dalam menjaga mental yang sehat. Dua hal tersebut juga diperlukan dalam kegiatan yang menunjang ibadah ataupun kegiatan ketaatan lainya. Sehingga sangat dianjurkan bahwa menjaga kesehatan badan dan mental yang sehat itu diniatkan untuk memudahkan dalam beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Syekh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan maksud hadis,
أن المؤمن القوي في إيمانه ، والقوي في بدنه وعمله خيرٌ من المؤمن الضعيف في إيمانه أو الضعيف في بدنه وعمله ؛ لأن المؤمن القوي يُنتج ويَعمل للمسلمين وينتفع المسلمون بقوته البدنية وبقوته الإيمانية وبقوته العملية
“(Yaitu), seorang mukmin yang kuat iman dan kuat badan serta amalnya, ini lebih baik daripada seorang mukmin yang lemah imannya dan lemah badan serta amalnya. Karena mukmin yang kuat akan produktif dan memberikan manfaat bagi kaum muslimin dengan kekuatan badan, iman, dan amalnya.” (Al-Muntaqa, 5: 380)
Menjaga kesehatan
Ada banyak cara dalam menjaga kesehatan tubuh dan mental agar tetap fit dan sehat, salah satu caranya yakni dengan menjaga diri dan pikiran kita dari bermaksiat kepada Allah Ta’ala, yakni menjauhi segala yang Allah larang. Dengan menjaga diri dari berbagai dosa dan maksiat, maka Allah akan menjaga hamba-Nya dari lemahnya tubuh dan buruknya mental.
Ini salah satu maksud hadis,
احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ
“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” (HR. Tirmidzi, sahih)
Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah mengisahkan beberapa ulama terdahulu yang Allah jaga dan beri perlindungan meski telah berusia leboh dari 100 tahun. Akan tetapi, badan dan tubuhnya masih fit dan sehat wal afiat. Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
كان بعض العلماء قد جاوز المائة سنة وهو ممتع بقوته وعقله، فوثب يوما وثبة شديدة، فعوتب في ذلك، فقال: هذه جوارح حفظناها عن المعاصي في الصغر، فحفظها الله علينا في الكبر
“Sebagian ulama ada yang sudah berusia di atas 100 tahun, namun ketika itu, mereka masih diberi kekuatan dan kecerdasan. Ada seorang ulama yang pernah melompat dengan lompatan yang sangat jauh, lalu ia diperingatkan dengan lembut. Ulama tersebut mengatakan, “Anggota badan ini selalu aku jaga dari berbuat maksiat ketika aku muda, maka Allah menjaga anggota badanku ketika waktu tuaku.”
وعكس هذا أن بعض السلف رأى شيخا يسأل الناس فقال: إن هذا ضعيف ضيع الله في صغره، فضيعه الله في كبره
Namun sebaliknya, ada yang melihat seorang sudah jompo dan biasa mengemis pada manusia. Maka ia berkata, “Ini adalah orang lemah yang selalu melalaikan hak Allah di waktu mudanya, maka Allah pun melalaikan dirinya di waktu tuanya.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 466)
Hindari maksiat
Maka mulailah menghindari diri dari niatan bermaksiat dan perbuatan yang menyebabkan dosa, karena hal tersebut tidak hanya berpengaruh pada hati dan keimanan, akan tetapi juga berpengaruh pada kesehatan tubuh kita. Bahkan para ulama dan salaf terdahulu mengatakan bahwa dosa dan maksiat yang diperbuat itu akan berpengaruh pada lingkungan di sekitar kita, keluarga, anak istri, kendaraan, dan lainya. Para salaf mengatakan,
إن عصيت الله رأيت ذلك في خلق زوجتي و أهلي و دابتي
“Sungguh, ketika bermaksiat kepada Allah, aku mengetahui dampak buruknya pada perilaku istriku, keluargaku, dan hewan tungganganku.”
Semoga Allah ‘Azza Wajalla menjaga hidayah dan keistikamahan kita, mengaruniakan keberkahan dan keikhlasan dalam setiap amal yang kita perbuat. Dan jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan meminta perlindungan pada Allah agar kita terhindar dari fitnah dan syubhat akhir zaman yang marak hadir di sekitar lingkungan, terutama maksiat yang diumbar dan dosa-dosa yang ditampakkan. Semoga kita dimudahkan dan dimampukan dalam menjaga niat ikhlas, menjadi insan yang semakin bertakwa, dan mengimani setiap syariat dan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Baca juga: Dosa dan Konsekuensinya di Dunia
***
Penulis: Kiki Dwi Setiabudi
Artikel Muslimah.or.id