Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital
No Result
View All Result
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Belajarlah Sebelum Datangnya Berbagai Tanggung Jawab

Triani Pradinaputri oleh Triani Pradinaputri
18 Oktober 2025
di Akhlak dan Nasihat
0
Belajarlah Sebelum Datangnya Berbagai Tanggung Jawab
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Belajarlah sebelum menjadi pemimpin
  • Jika sudah menjadi pemimpin, tetap harus belajar
  • Kesombongan dan keangkuhan rawan timbul ketika mempunyai jabatan dan kepemimpinan
  • Pura-pura tahu adalah pakaian kedustaan
  • Wanita dengan berbagai tanggung jawabnya juga harus belajar

Orang yang sudah punya jabatan, terkadang segan untuk belajar, karena ia merasa bahwa ketika belajar, dia akan berkumpul bersama orang-orang yang pemula. Dia merasa malu untuk dianggap pemula juga, padahal memang begitu kenyataannya. Dia merasa malu untuk dianggap orang yang tidak tahu, padahal memang begitu kenyataannya.

Belajarlah sebelum menjadi pemimpin

Sebelum terjadi hal yang demikian, selayaknya kita mengerahkan segala kemampuan kita untuk mendapatkan ilmu di masa-masa luang kita. Karena di dalamnya terdapat semangat, kuatnya badan, tajamnya pikiran, dan sedikitnya kesibukan sebelum berbagai tanggung jawab menghampiri dan tingginya kedudukan di masyarakat. Amirul mukminin, ‘Umar bin Al-Khattab radhiallahu ‘anhu mengatakan,

تفقهوا قبل أن تسودوا

“Belajarlah (fikih) sebelum kalian menjadi pemimpin.”

Makna dari perkataan ini adalah, bersungguh-sungguhlah dalam mengerahkan segala kemampuan sebelum engkau menjadi orang yang dihormati. Karena ketika engkau sudah terlanjur menjadi orang yang dihormati banyak orang, engkau akan segan untuk belajar disebabkan tingginya kedudukanmu di masyarakat, dan banyaknya kesibukanmu.

Donasi Muslimahorid

Inilah makna dari perkataan Imam Asy-Syafi’i rahimahullah,

 تفقه قبل أن ترأس، فإذا رأست فلا سبيل إلى التفقه

“Belajarlah sebelum engkau menjadi pemimpin. Jika engkau sudah menjadi pemimpin, maka tidak ada jalan untuk belajar.”

Jika sudah menjadi pemimpin, tetap harus belajar

Al-Kusymaihani di dalam riwayatnya mengatakan, Abu Abdillah (maksudnya Al-Bukhari) menambahkan,

وبعد أن تُسَوَّدوا

“Dan (juga) setelah menjadi pemimpin.”

Al-Bukhari rahimahullah menambahkan ini untuk menjelaskan hal tersebut agar tidak disalahpahami bahwasanya kepemimpinan dan tanggung jawab akan menghalangi seseorang dari belajar. Namun, maksud Umar radhiallahu ‘anhu adalah kepemimpinan bisa menjadi penghalang, karena kepemimpinan atau jabatan akan membuahkan sifat angkuh dan segan yang akan menghalangi seseorang bermajelis bersama orang-orang yang mau belajar.

Kesombongan dan keangkuhan rawan timbul ketika mempunyai jabatan dan kepemimpinan

Dia malu untuk belajar, padahal Mujahid rahimahullah mengatakan tentang mengapa orang tidak mau belajar, yaitu adalah rasa malu dan rasa sombong.

لا يتعلم العلم مستحيي ولا مستكبر

“Orang yang malu dan orang yang sombong tidak akan mau belajar.”

Orang yang malu, tidak bisa mendapatkan ilmu, karena dia malu ketika bertanya, dan juga malu ketika belajar. Dan orang yang sombong pun bahkan tidak tertarik dengan ilmu, apalagi ingin mendapatkannya. Banyak orang malu mengatakan, “Aku takut bertanya tentang masalah ini.” Atau orang yang sombong berkata, “Ini perkara yang mudah, aku tidak perlu bertanya tentang ini.” Namun ternyata, apa yang ia sangka ia tahu, salah. Orang yang sombong, tidak akan mencari dan mendapatkan sesuatu yang dia anggap remeh.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan, apa hakikat sombong itu. Berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الكِبْر: بطر الحق، وغَمْط الناس

“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 91)

Ya, dia menolak kebenaran, karena ketika dia salah, dia lah yang merasa benar. Karena apa? Karena jabatannya yang tinggi, karena dia sudah banyak dihormati orang lain, sudah banyak yang mengenalnya, maka dia tidak mau untuk menerima kesalahan karena itu akan menurunkan harga dirinya. Padahal tidak demikian.

Mengakui ketidaktahuan diri, adalah setengah dari ilmu. Ibnu Abdil Barr rahimahullah mengatakan, Abu Darda radhiallahu ‘anhu mengatakan,

قول الرجل فيما لا يعلم: لا أعلم: نصف العلم

“Perkataan seseorang tentang apa yang tidak diketahui, “Aku tidak tahu” adalah separuh ilmu.”

Pura-pura tahu adalah pakaian kedustaan

Jika seseorang memaksakan diri untuk menjawab perihal yang sebenarnya tidak ia ketahui, maka ia akan menghadapi permasalahan yang besar. Jika orang yang sedikit ilmunya, terbatas pengetahuannya, lemah ketakwaannya karena khawatir hilangnya harga dirinya di hadapan orang-orang, enggan mengatakan, “Aku tidak tahu”, maka inilah kebodohan sesungguhnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

المتشبع بما لم يعط كلابس ثوبي زور

“Orang yang berbangga dengan sesuatu yang tidak ia dapatkan, seperti orang yang memakai dua pakaian kedustaan.” (HR. Muslim no. 2130)

Sebagaimana orang yang pura-pura kenyang, padahal ia tidak pernah makan. Sebagaimana orang yang pura-pura pintar, padahal ia tidak pernah belajar. Dan kepura-puraan ini adalah kedustaan. Allah Ta’ala berfirman,

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

 “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 3)

Wanita dengan berbagai tanggung jawabnya juga harus belajar

Tidak hanya laki-laki yang mempunyai tanggung jawab yang besar. Wanita juga tidak kalah banyak tanggung jawabnya. Bagi wanita, ia yang sudah menikah, bertambahlah tanggung jawabnya sebagai istri, kemudian bertambahlah tanggung jawabnya menjadi seorang ibu. Satu anak, dua anak, dan seterusnya. Hal ini seharusnya tidak menurunkan semangatnya dalam belajar. Aisyah radhiallahu ‘anha, mengatakan,

 نعم النساء نساء الأنصار لم يمنعهن الحياء أن يتفقهن في الدين

“Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar. Rasa malu mereka tidak menghalangi mereka untuk mempelajari agama.” (HR. Muslim no. 332)

Allahu a’lam.

Baca juga: Hukum Wanita Belajar Daring (Online) Campur Baur dengan Laki-laki

***

Penulis: Triani Pradinaputri

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

  • Al-’Asqalani, Ibnu Hajar. 1426 H. An-Nuktu ‘ala Shahihil Bukhari. Al-Maktabah Islamiyyah. Kairo.
  • Al-’Utsaimin, Muhammad bin Shalih. 2004 M. Syarhu Kitab Bad-ul Wahyi wal Ilmi wal Iman.
  • An-Nawawi, Abu Zakariya Muhyiddin Yahya bin Syarif. 1417 H. At-Tibyan fii Adabi Hamatil Quran. Dar Ibnu Hazm.
  • At-Tuwaijiri, Hamud bin Abdillah. 1413 H. Taghlizhul Malami ‘alal Mustasri’iin ilal Fataya wa Taghyiril Ahkam. Darus Shami’iy, Riyadh.
  • Ibrahim, Muhammad bin. 1436 H. Al-Mukhtashor Al-Mu’lim bi Adabil Mu’allim wal Muta’allim. Maktabah Al-Aqidah Al-Islamiyyah, Kairo.
ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Triani Pradinaputri

Triani Pradinaputri

- Alumni Mahad Umar bin Khattab, Kampus Tahfizh, Mahad Al 'Ilmi - Santriwati Mahad Darussalam Asy-Syafi'i - Pengajar Bahasa Arab Markaz Ar-Ruhaily

Artikel Terkait

Menumbuhkan Semangat Menuntut Ilmu pada Muslimah

oleh Ummu Nabilah
11 Mei 2010
19

Sesungguhnya, dalam menjalani berbagai perannya, peran wanita dapat dipetakan menjadi tiga peran penting yaitu sebagai sebagai pribadi muslimah, sebagai istri,...

Peristiwa Bulan Rabi’ul Awal

Bulan Rabi’ul Awal dan Peristiwa yang Berkaitan Dengannya (Bag. 1)

oleh Annisa Auraliansa
16 September 2024
0

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan ketiga dalam perhitungan hijriah, yaitu bulan Rabi’ul Awal. Dikatakan Rabi’ul Awal yang berarti waktu mulainya...

Sunnah Menggabungkan Puasa Tanggal 9 dan 10 Muharam (Asyura)

Sunah Menggabungkan Puasa Tanggal 9 dan 10 Muharam (Asyura)

oleh Annisa Auraliansa
14 Juli 2024
0

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di hari Asyura dan memerintahkannya, para...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Edu Muslim.or.id

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.