Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Tentang Allah

Athirah Mustajab oleh Athirah Mustajab
19 Juni 2012
di Akidah
0
Share on FacebookShare on Twitter

???? ?????? ????? ????????????? ??????????? ????????????? ????????? ????????????

“Barang siapa yang mengenal Allah melalui nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya, pasti dia akan mencintai-Nya!”

(Ibnul Qayyim, Al-Jawabul Kafi)

Allah adalah Al-Ilah

“Allah” adalah nama untuk Dzat Allah ‘Azza wa Jalla. Tidak ada yang memiliki nama tersebut selain Dia. Lafal “Allah” berasal dari tashrif ??????-????????-??????????-?????????-????????????? . Selanjutnya, ????????? (Ilahah) bemakna ??????? (Al-Ma’luh), sedangkan ??????? (Al-Ma’luh) bermakna ??????? (Al-Ma’bud), yaitu yang disembah karena rasa cinta dan pengagungan.

Donasi Muslimahorid

Ringkasnya, Allah = Al-Ilah (sesembahan) = Al-Ma’luh (yang disembah) = Al-Ma’bud (yang diibadahi)

Lafal jalalah ‘Allah’ adalah isim musytaq

Para ulama berbeda pendapat tentang asal lafal “Allah”; apakah lafal tersebut adalah isim jamid (bentuk tunggal/berdiri sendiri) atau isim musytaq (bentuk turunan).

  • Pendapat pertama: lafal jalalah ‘Allah’ merupakan isim jamid. Alasannya, kondisi musytaq (penurunan bentuk kata) mengharuskan isim tersebut memiliki penyusun sebelumnya, padahal nama Allah itu qadim (paling awal). Sesuatu yang qadim tidaklah memiliki unsur. Hal ini sebagaimana seluruh nama yang hanya sekadar nama namun tak memiliki hubungan dengan akar katanya. Contoh: seseorang bernama Nashir, namun belum tentu dia suka menolong; seseorang bernama Mahmud, namun belum tentu perangainya terpuji; seseorang bernama Syuja’, namun belum tentu dia pemberani.
  • Pendapat kedua: lafal jalalah ‘Allah’ merupakan isim musytaq. Dalilnya adalah firman Allah,

?????? ?????? ??? ????????????? ????? ???????? ???????? ????????? ??????????? ?????????? ??? ???????????

“Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.” (Q.s. Al-An’am: 3)

Penggalan kata ??? ????????????? dikaitkan dengan lafal jalalah; maknanya:

?????? ??????? ??? ????????????? ????? ????????

“Dialah sesembahan di langit dan di bumi.”

Terkait makna lafal jalalah ‘Allah’, Ibnu ‘Abbas radhiallhu ‘anhuma menyebutkan,

???? ?? ???????? ????????? ??? ???? ??????

”Allah adalah pemilik hak uluhiyyah (ketuhanan) dan ‘ubudiyyah (penghambaan) atas seluruh makhluk.”

Yang rajih dalam hal ini adalah pendapat bahwa lafal jalalah ‘Allah’ adalah isim musytaq. (Penjelasan ini terdapat dalam Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, Syekh Muhammad Khalil Harash dan Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin)

Allah adalah Ar-Rabb

Ar-Rabb: Al-Murabbi (pemelihara) seluruh jagad raya beserta isinya. Segala sesuatu selain Allah adalah makhluk bagi-Nya. Dia melengkapi kehidupan makhluk-Nya dengan segala sarana dan prasarana. Dia curahkan nikmat berlimpah kepada mereka. Seandainya seluruh nikmat itu lenyap, niscaya makhluk-Nya tak ‘kan mampu bertahan hidup. Apa pun nikmat yang dirasakan (oleh setiap makhluk) maka itu datang hanya dari Allah. (Taisir Karimir Rahman)

Tarbiyah (pemeliharaan) Allah atas makhluk-Nya terdiri atas dua jenis:

  1. At-tarbiyah al-‘ammah (pemeliharaan umum), berupa mencipta makhluk-makhluk, memberi mereka rezeki, dan menunjuki jalan-jalan yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup mereka di muka bumi.
  2. At-tarbiyah al-khashshah (pemeliharaan khusus), berupa penjagaan Allah terhadap para wali-Nya (orang yang dekat dengan-Nya). Allah memelihara mereka melalui karunia iman dan taufik. Allah pun menyempurnakan iman dan taufik itu bagi mereka. Allah juga menghilangkan penghambat dan penghalang antara diri mereka dan diri-Nya. Hakikat tarbiyah khusus ini adalah: (i) pemeliharaan di atas taufik menuju segala kebaikan; (ii) penjagaan dari segala keburukan. Barangkali ini adalah makna tersembunyi di balik sebagian besar doa para nabi yang menggunakan lafal “Ar-Rabb”; isi doa-doa mereka adalah meminta at-tarbiyah al-khashshah dari Allah. (Taisir Karimir Rahman)

Berhak disembah karena memiliki sifat rububiyyah

Yang mendapat keistimewaan hak uluhiyyah hanya Dzat yang memiliki sifat rububiyyah.

Yang berhak disembah hanya Dzat yang mampu mencipta jagad raya, seluruh makhluk hidup, gunung, laut, pohon, dan makhluk lainnya. Yang berhak disembah hanya Dzat yang mampu menurunkan hujan, mendatangkan kemarau berkepanjangan, menimpakan paceklik, mengguncangkan bumi dengan gempa, dan meluapkan air laut. Yang berhak disembah hanya Dzat yang mampu menerbitkan matahari di timur dan menenggelamkannya di barat.

Mustahil seseorang adalah tuhan sedangkan dirinya saja diciptakan. Tidak mungkin seseorang adalah tuhan jika dia tak mampu mendatangkan manfaat meski bagi dirinya sendiri. Tidak mungkin seseorang adalah tuhan jika dia sendiri tak bisa menyelamatkan dirinya dari bahaya. Tidak mungkin seseorang adalah tuhan jika dia tak bisa mengubah kondisi jagad raya dan isinya sekehendak dirinya.

Klaim tanpa bukti

Jika seseorang mengaku-aku sebagai tuhan yang berhak disembah maka cek dahulu apakah dia memiliki sifat rububiyyah.

Mari kita lihat kisah dua manusia biasa yang mengklaim dirinya sebagai tuhan. Sebuah klaim tanpa bukti nyata!

1. Raja Namrud yang hidup di masa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.

?????? ???? ????? ??????? ?????? ???????????? ??? ??????? ???? ?????? ?????? ????????? ???? ????? ???????????? ??????? ??????? ???????? ????????? ????? ????? ???????? ????????? ????? ???????????? ??????? ?????? ??????? ??????????? ???? ??????????? ?????? ????? ???? ??????????? ???????? ??????? ?????? ???????? ??? ??????? ????????? ?????????????

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan, ‘Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan.’ Orang itu berkata, ‘Saya dapat menghidupkan dan mematikan.’ Ibrahim berkata, ‘Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,’ maka terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.” (Q.s. Al-Baqarah: 258)

Benarkah Namrud bisa menghidupkan dan mematikan?

Ternyata, maksud Namrud: dia mampu membiarkan seseorang tetap hidup dan dia mampu membunuhnya (mematikannya) jika dia ingin. Padahal yang dimaksud Nabi Ibrahim adalah kemampuan menciptakan makhluk hidup (dari tidak bernyawa menjadi bernyawa) dan mematikannya (dari bernyawa menjadi tidak bernyawa). Tampak sekali bahwa Namrud tak paham hakikat “menghidupkan dan mematikan”.

Untuk membungkam kesombongan Namrud, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam menggunakan hujjah lain. Beliau menantang Namrud untuk menerbitkan matahari dari barat. Namrud tak memiliki sifat rububiyyah, maka bagaimana mungkin dia mampu mengubah letak matahari?

Akhirnya Namrud kalah telak. Betapa bodoh dan celakanya Namrud! (Penjelasan ini bisa disimak di Taisir Karimir Rahman)

2. Fir’aun yang hidup di masa Nabi Musa ‘alaihis salam

Inilah kisah Fir’aun. Si kafir yang mengklaim dirinya sebagai tuhan, padahal dia sama sekali tak memiliki sifat rububiyyah. Ketika laut yang dibelah oleh Allah akhirnya tertutup kembali, dia tak dapat menyelamatkan dirinya maupun bala tentaranya!

Fir’aun mengklaim sifat rubbubiyah pada dirinya padahal sifat itu tidak ada padanya.

??????? ????? ????????? ??????????

“Dia (Fir’aun) mengatakan: Saya Rab kalian yang paling tinggi.” (QS. An-Nazi’at: 24)

Ini terjadi ketika dia merasa sangat nyaman ketika disembah, kemudian kesombongannya bertambah. Akhirnya semakin parah dan mengaku sebagai Rab, yang artinya sang pemberi kehidupan bagi rakyatnya. Sehingga fir’aun mengklaim hak uluhiyah dan sekaligus sifat rububiyah. Sebagian ahli tafsir mengatakan, pengakuannya sebagai Rab dilakukan 40 tahun setelah dia minta disembah (mengaku sesembahan). Di awal kekuasaannya, fir’aun minta disembah, empat puluh tahun berikutnya, dia mengaku sang pemberi kehidupan mesir. (Aisar Tafasir, untuk ayat di atas).

??????? ?????????? ??? ???????? ????????? ??? ???????? ????? ????? ?????? ??????? ?????????? ??? ??? ???????? ????? ???????? ???????? ???? ??????? ????????? ????????? ????? ?????? ?????? ???????? ??????????? ???? ?????????????

“Dan Fir’aun berkata, ‘Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk pendusta.’” (Q.s. Al-Qashash: 38)

????????????? ???? ??????????? ??? ????????? ???????? ???????? ????????? ????????? ????????? ??? ???????????

“Dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami.” (Q.s. Al-Qashash: 39)

????????????? ??????????? ??????????????? ??? ???????? ???????? ?????? ????? ????????? ?????????????

“Maka Kami hukum Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah akibat yang dirasakan oleh orang-orang zalim.” (Q.s. Al-Qashash: 40)

Di akhir hayatnya, Fir’aun mengaku bersalah. Namun penyesalannya terlambat sudah.

???????????? ??????? ???????????? ????????? ?????????????? ?????????? ??????????? ??????? ????????? ?????? ????? ?????????? ????????? ????? ?????? ??????? ?? ??????? ?????? ??????? ??????? ???? ????? ???????????? ???????? ???? ??????????????

“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka). hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia, ‘Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).’” (Q.s. Yunus: 90)

Demikianlah dua orang kafir dari kalangan kaum terdahulu. Sungguh ini adalah kisah nyata, bukan dongeng atau hikayat khayalan. Tidak menutup kemungkinan masih ada juga orang yang minta dipertuhankan di masa ini.

Hendaknya orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. Sungguh, hanya Allah Ar-Rabb Al-Ilah. Tiada tandingan bagi-Nya!

Maroji’:

  • Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, Dar Ibnul Jauzi.
  • Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Dar Ibnul Jauzi.
  • Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, Syekh Muhammad Khalil Harash, Dar Ibnul Jauzi.
  • Taisir Karimir Rahman, Syekh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, Muassasah Ar-Risalah, Beirut.

***
artikel muslimah.or.id
Penulis: Athirah Ummu Asiyah
Muroja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Athirah Mustajab

Athirah Mustajab

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, editor Pustaka Muslim, penulis di WanitaShalihah.com

Artikel Terkait

Hadits Mereka Dibangkitkan Berdasar Niat Masing-Masing

oleh Ummu Sa'id
16 April 2012
0

Riyadhus Shalihin hadits ke 2 Bab Ikhlas dan Menghadirkan Niat Dalam Semua Perbuatan dan Ucapan, Baik yang Terang-Terangan Maupun Sembunyi-Sembunyi...

Qishash di Antara Dua Kambing

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
9 Desember 2008
5

Dari Abu Dzar radhiallahu 'anhu bahwasanya suatu hari ketika Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam sedang duduk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam...

Hukum Diskon Natal

Hukum Menerima Order dan Membeli Barang Diskon dalam Rangka Natal

oleh Rizka Fajri Indra
25 Desember 2024
0

Sebagai seorang Muslim, kita harus lebih berhati-hati dan harus memahami dalam berinteraksi berkaitan dengan perayaan keagamaan orang kafir, salah satunya...

Artikel Selanjutnya

Memberi Senyuman Kepada Laki-laki yang Bukan Mahram

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.