Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Itsar: Akhlak Mulia yang Semakin Memudar (Bag. 3)

Putri Idhaini oleh Putri Idhaini
25 September 2025
di Akhlak dan Nasihat
0
Itsar
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Keutamaan itsar berdasarkan tinjauan syariat
    • Tanda kesempurnaan iman seseorang
    • Terjaga dari kekikiran dan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung
    • Melapangkan kesulitan dan mendatangkan pertolongan Allah
    • Perbuatan yang dicintai Allah
    • Mendapatkan penerimaan dan kecintaan dari manusia
  • Keutamaan itsar berdasarkan tinjauan psikologis
    • Meningkatkan kesehatan mental

Di antara perkara yang membuat kita bersemangat dalam melakukan perbuatan baik adalah dengan mengetahui keutamaan perbuatan tersebut dalam berbagai perspektif, terutama dalam segi syariat. Sudah merupakan sunnatullah manusia akan cenderung kepada perkara yang menguntungkan dirinya. Mengetahui keutamaan sebuah amalan membuat kita lebih termotivasi untuk melakukan amalan tersebut.

Keutamaan itsar berdasarkan tinjauan syariat

Tanda kesempurnaan iman seseorang

Perbuatan itsar lahir dari hati yang mencintai kebaikan untuk orang lain, sebab mereka mengutamakan kepentingan saudaranya atas kepentingan dirinya sendiri. Tiadalah sifat merelakan ini hadir dalam hati yang dipenuhi oleh sifat egois dan ketamakan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يُؤْمِنُ أحَدُكُمْ، حتَّى يُحِبَّ لأخِيهِ ما يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidak beriman (tidak sempurna iman) salah seseorang dari kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari no. 13)

Terjaga dari kekikiran dan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung

Sebelumnya telah kita bahas panjang lebar mengenai dalil tentang itsar (mengutamakan kepentingan orang lain dalam perkara duniawi) dalam artikel sebelumnya. Perhatikanlah pada lanjutan ayat yang menjadi dalil dari itsar, Allah ‘Azza wa jalla berfirman,

Donasi Muslimahorid

وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ

“Siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)

Maknanya, orang yang senantiasa mendahulukan orang lain, akan dijaga dari sifat kikir.

Melapangkan kesulitan dan mendatangkan pertolongan Allah

Orang yang terbiasa melakukan itsar, senantiasa membantu orang lain, bahkan dengan mengorbankan kepentingan dirinya sendiri, berarti mereka memiliki jiwa yang besar. Perbuatan inilah yang akan mendatangkan pertolongan Allah ’Azza wa jalla. Dalam potongan hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَن نَفَّسَ عن مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِن كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللَّهُ عنْه كُرْبَةً مِن كُرَبِ يَومِ القِيَامَةِ، وَمَن يَسَّرَ علَى مُعْسِرٍ ، يَسَّرَ اللَّهُ عليه في الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَن سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللَّهُ في الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللَّهُ في عَوْنِ العَبْدِ ما كانَ العَبْدُ في عَوْنِ أَخِيهِ

“Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah ‘Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699)

Perbuatan yang dicintai Allah

Itsar merupakan perbuatan yang Allah cintai karena mencakup perbuatan-perbuatan yang disebutkan dalam hadis riwayat ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أحبُّ الناسِ إلى اللهِ أنفعُهم للناسِ وأحبُّ الأعمالِ إلى اللهِ تعالى سرورٌ تدخلُه على مسلمٍ: تكشفُ عنه كربةٍ أو تقضي عنه دينًا أو تطردُ عنه جوعًا ولأنْ أمشيَ مع أخٍ في حاجةٍ – أحبُّ إليَّ من أن أعتكفَ في هذا المسجدِ

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat untuk manusia. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukkan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada ber-i’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan lamanya.” (HR. Ath-Thabrani, 6: 139; disahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, 2: 575)

Mendapatkan penerimaan dan kecintaan dari manusia

Mengapa orang yang senantiasa melakukan perbuatan itsar akan disukai oleh manusia? Sebab perbuatan itsar akan mendatangkan kecintaan dari Allah. Dan apabila seorang hamba dicintai oleh Allah, maka Allah akan memerintahkan malaikat Jibril ‘alaihissalam untuk menyeru kepada para makhluk-Nya supaya mencintai hamba tersebut. Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّ اللَّهَ إذا أحَبَّ عَبْدًا دَعا جِبْرِيلَ فقالَ: إنِّي أُحِبُّ فُلانًا فأحِبَّهُ، قالَ: فيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنادِي في السَّماءِ فيَقولُ: إنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلانًا فأحِبُّوهُ، فيُحِبُّهُ أهْلُ السَّماءِ، قالَ ثُمَّ يُوضَعُ له القَبُولُ في الأرْضِ

“Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memanggil malaikat Jibril lalu berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mencintai fulan. Oleh karena itu, cintailah si fulan.’ Jibril pun mencintainya. Lalu, malaikat Jibril menyeru di langit, beliau berkata, ‘Sesungguhnya Allah mencintai fulan. Oleh karena itu, hendaklah kalian mencintai fulan.’ Penduduk langit pun mencintai si fulan. Kemudian diletakkan untuk si fulan tersebut penerimaan di muka bumi.” (HR. Muslim no. 2637)

Keutamaan itsar berdasarkan tinjauan psikologis

Meningkatkan kesehatan mental

Seseorang yang aktif melakukan perbuatan itsar (altruisme) akan memiliki kesehatan mental yang lebih baik karena meningkatkan perasaan bahagia dan kepuasan dalam diri dengan produksi hormon endorfin yang sama seperti ketika melakukan olahraga. Produksi hormon endorfin ini akan membuat diri merasa bahagia secara alami, tidak seperti kebahagiaan yang didapatkan dari efek dopamin ketika mengonsumsi konten di media sosial.

Itsar juga dapat mengalihkan perhatian terhadap permasalahan diri serta membuat diri merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang dimiliki. Kesehatan mental yang baik akan meningkatkan kesehatan pada fisik. Sehingga orang yang melakukan perbuatan ini memiliki kesempatan hidup lebih panjang (dengan izin Allah) karena menurunnya risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh faktor psikologis seperti stres, kelelahan mental, dan lain-lain.

Betapa banyak keutamaan dan manfaat yang bisa kita dapatkan dari perilaku itsar ini. Semoga Allah memberikan kita kemudahan dalam melakukan perbuatan yang baik ini dengan landasan meraih keridaan Allah dan menjalankan perintah Allah, bukan karena motif ingin diperlakukan serupa oleh manusia ataupun agar dipandang baik dan mendapatkan sanjungan dari manusia. Semoga Allah menjadikan hati kita lapang dalam merelakan perkara-perkara duniawi untuk membantu saudara kita yang membutuhkan sekalipun kita juga lebih membutuhkan hal tersebut. Semoga balasan dari Allah menjadi pelipur pengorbanan yang kita lakukan.

Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.

[Selesai]

Kembali ke bagian 2

***

Penulis: Putri Idhaini

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

Membantu Kesulitan Sesama Muslim dan Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga, oleh Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawaz rahimahullah.

Amalan-Amalan yang Paling Dicintai Allah, oleh Ustadz Badrusalam, Lc.

Metode Al-Qur’an dalam Memerintah dan Melarang Hamba Allah yang Beriman (6), oleh Ustadz Sa’id Abu Ukkasyah.

Altruism: How to Cultivate Selfless Behaviour, oleh Kendra Cherry, MSEd.

Helper’s High: The Benefits (and Risks) of Altruism, oleh Sherrie Bourg Carter, Psy.D.

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Putri Idhaini

Putri Idhaini

Alumnus Pesantren Tahfidz dan Dirosah Islamiyyah Sabilunnajah Putri, Bandung.

Artikel Terkait

Dunia Untuk Anda, Bukan Anda Yang Untuk Dunia

oleh Musyaffa Ad Dariny, Lc., MA.
13 Agustus 2014
3

Sungguh mengherankan; jika manusia mengejar dunia yang diciptakan untuknya, hingga seakan-akan dia yang diciptakan untuk dunia -wal iyaadzu billah

Fitnah Wanita Menurut Said Bin Al Musayyib

oleh Ummu Sa'id
3 Januari 2011
15

Siapakah Said Bin Al Musayyib? Beliau adalah pembesar para tabi'in yang sezaman dengan para sahabat senior yaitu Umar bin Al-Khathab,...

Tertawa dan Tersenyum Bagi Seorang Mukmin

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
14 Juni 2021
0

Mawardi rahimahullah berkata: “Adapun tertawa, apabila seseorang membiasakannya dan terlalu banyak tertawa hal itu akan melalaikan dan melupakannya dari hal-hal...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Edu Muslim.or.id

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.