Keutamaan memiliki keturunan yang saleh
Setiap orang tua pasti menginginkan anak keturunnya menjadi orang-orang saleh. Di antara doa yang pasti disisipkan oleh orang tua kepada anaknya pastinya adalah agar Allah menjadikan anak keturunannya menjadi orang-orang yang saleh. Tidak mungkin seorang muslim tidak menginginkan anaknya menjadi orang yang saleh. Saking pentingnya memiliki keturunan yang saleh, para Nabi ‘alayhumus salam pun berdoa untuk diberikan keturunan yang saleh. Di antaranya doa Nabi Ibrahim di surah As-Shaffat,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ الصَّالِحِينَ
“Ya tuhanku, anugerahkanlah kepadaku keturunan yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. As-Shaffatt: 100)
Begitu juga doa Nabi Zakariyya, beliau berdoa sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran surah Ali ‘Imran,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Ya tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik di sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (QS. Ali ‘Imran: 38)
Oleh karena itu, memiliki keturunan yang saleh merupakan perkara yang penting. Hal tersebut merupakan hal yang harus bagi kita untuk selalu berdoa dan berusaha untuk mendapatkannya. Saking pentingnya hal tersebut, hingga para Nabi pun berdoa untuk memiliki keturunan yang saleh.
Ketika kita memiliki keturunan yang saleh, maka akan selamatlah perkara dunia dan akhirat kita. Ketika di dunia, keturunan yang saleh pasti akan menyayangi kita, berbuat lembut pada kita, dan merawat kita di waktu tua kita. Jika keturunan kita merupakan orang-orang saleh, maka mereka akan menunaikan hak-hak dan kewajiban kita ketika kita meninggal, bukan malah bertengkar satu sama lain memperebutkan warisan dunia yang kita tinggalkan.
Selain perkara dunia kita akan lebih baik ketika memiliki keturunan yang saleh, perkara akhirat kita juga tentunya akan lebih baik juga. Ketahuilah salah satu amalan yang tidak terputus setelah kita meninggal adalah anak yang saleh yang senantiasa mendoakan. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa salam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Ketika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Upaya untuk memiliki keturunan yang saleh
Memiliki keturunan yang saleh merupakan hal yang penting demi kebaikan dunia dan akhirat kita. Oleh karena itu, sudah selayaknya bagi kita untuk selalu berdoa dan berupaya untuk memiliki keturunan yang saleh.
Tentunya untuk mendapatakan keturunan yang saleh, kita tidak bisa hanya bergantung kepada Allah saja tanpa ada usaha nyata. Syekh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan,
لا يأتي الصلاح بدون أسباب، فلا بد أن تقوم بالأسباب للصلاح حتى يصلحه الله، أما إذا أهملته وتركته وقلت الصلاح بيد الله فقد فرَّطت وضيعت الأمانة
“Tidaklah kesalehan itu datang tanpa sebab. Maka haruslah diupayakan sebab-sebab untuk mendapat keturunan yang saleh hingga Allah menjadikan keturunan yang saleh. Adapun jika engkau menelantarkannya dan meninggalkannya dan memasrahkan kesalehan hanya di tangan Allah semata, maka engkau telah melalaikan amanah.”
Memilih pasangan yang tepat
Oleh karena itu, selain berdoa, selayaknya bagi kita juga untuk menempuh sebab-sebab kesalehan anak. Di antara sebab yang utama agar salehnya anak adalah memilih pasangan yang tepat sebelumnya. Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa salam bersabda,
إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ ، إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ
“Jika ada yang datang kepada kalian mau meminang, seseorang yang kalian meridai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Kalau tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa salam juga bersabda,
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari)
Dari kedua hadis di atas, bisa kita simpulkan pentingnya memiliki pasangan yang saleh. Ketika kita menginginkan keturunan yang saleh, tentunya kita sebagai orang tua juga perlu menjadi orang yang saleh dan juga memiliki pasangan yang saleh. Karena anak tentunya mengikuti kedua orang tuanya. Ketika orang tuanya saleh, maka anak akan mengikuti dan juga sebaliknya. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa salam bersabda,
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُشَرِّكَانِهِ
“Tidaklah seorang bayi yang dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah, maka bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Musyrik.” (HR Muslim)
Ketika kita menginginkan keturunan yang saleh, tentunya kita harus berusaha juga untuk menjadi orang saleh dan juga mencari pasangan yang saleh karena kesalehan kedua orang tua sangat berpengaruh terhadap kesalehan sang anak.
Baca juga: Ibunda Khadijah dan Keteladanannya dalam Membangun Kejayaan Umat
Mendidik untuk beribadah kepada Allah dan mendekatkan sang anak terhadap masjid
Selain itu, upaya selanjutnya yang bisa dilakukan untuk menjadikan anak keturunan kita menjadi anak-anak yang saleh adalah dengan mendidiknya untuk beribadah kepada Allah dan mendekatkan sang anak terhadap masjid. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan salat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun. Dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun, maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya.” (HR. Abu Dawud)
Pada hadis di atas, kita bisa ketahui bahwa Rasulullah memerintahkan kita untuk mendidik anak-anak kita untuk beribadah terutama salat dan memberikan hukuman ketika mereka tidak taat. Maka dari itu, kita harus berusaha untuk mendidik anak-anak kita untuk senantiasa beribadah kepada Allah dan juga mengajarkan kepada mereka untuk mencintai Allah dan mendekatkan mereka ke masjid untuk beribadah, bukan untuk sekedar bermain.
Sebagai orang tua juga sebaiknya kita memberi contoh pada mereka. Jangan sampai kita menyuruh anak-anak kita untuk salat ke masjid, akan tetapi kita sendiri malah tidur, bersantai, dan semisalnya.
Memilihkan sekolah yang baik dan bekerja sama dengan guru untuk mendidik anak
Lalu upaya terakhir yang bisa disebutkan pada tulisan ini adalah memilihkan sekolah yang baik bagi anak. Karena sekolah merupakan tempat anak belajar untuk bekal hidup di dunia ini dan juga untuk mempelajari agama Islam. Ketika salah memilih tempat belajar bagi anak, maka pendidikan kita di rumah yang sudah baik bisa tercemar oleh kejelekan di sekolah. Bisa jadi ada sekolah yang pengajarnya tidak kompeten atau juga lingkungan sekolah yang kurang baik, seperti banyaknya kenakalan siswa di sekolah tersebut.
Orang tua juga sebaiknya bekerja sama dengan guru untuk mendidik anak. Jangan sampai seperti beberapa kasus yang terjadi ketika guru menyalahkan anak kita, kita malah membela anak kita begitu saja. Selayaknya bagi orang tua dan guru saling memberi masukan tentang anaknya sehingga bisa mendidik anak dengan lebih efektif.
Mendidik anak agar bisa menjadi anak yang saleh memang merupakan upaya yang cukup berat. Terlebih lagi di zaman sekarang ini yang fitnah sudah tersebar merajalela. Akan tetapi, ingatlah janji Allah bagi orang-orang yang beriman, mereka akan dikumpulkan bersama anak keturunan mereka yang saleh di surga nanti. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۚ كُلُّ امْرِئٍ ۢ بِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ
”Orang-orang yang beriman dan anak cucunya mengikuti mereka dalam keimanan, Kami akan mengumpulkan anak cucunya itu dengan mereka (di dalam surga). Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. At-Thur: 21)
Baca juga: Tips Memilih Pasangan yang Saleh atau Salehah
***
Penulis: Firdian Ikhwansyah
Artikel Muslimah.or.id