Seorang penuntut ilmu syar’i seringkali mendapat ujian berupa perlakuan yang kurang menyenangkan dari lingkungan sosialnya, seperti direndahkan, dianggap “sok suci” atau “sok alim”, disebut “fanatik”, tidak didukung bahkan dijauhi oleh teman serta keluarga, dan masih banyak lagi. Tak jarang perlakuan yang didapatkan mengarah kepada kekerasan yang menyerang dari berbagai sisi, baik fisik maupun psikis. Tentunya hal ini memberikan dampak yang cukup besar untuk mengurangi rasa percaya diri seseorang.
Esensi ilmu syar’i
llmu syar’i sering dipandang sebelah mata oleh orang awwam karena dianggap tidak relevan dengan kehidupan modern dan tidak menguntungkan dalam timbangan duniawi. Padahal kenyataannya tidak demikian. Menuntut ilmu syar’i tak hanya membuahkan keuntungan di dunia, tetapi juga di akhirat. Hanya saja, hal ini tidaklah dapat diketahui kecuali oleh orang-orang yang benar-benar mempelajari keutamaan ilmu syar’i.
Ilmu syar’i adalah sarana untuk memahami berbagai macam aspek dalam kehidupan dunia yang mengantarkan pemiliknya pada keselamatan di akhirat kelak. Betapa sempurnanya agama Islam ini sampai segala aspek yang manusia butuhkan dalam perkara duniawi telah diatur sedemikian rupa, baik dalam perkara yang kecil maupun yang besar. Dari mulai perkara buang air kecil sampai masalah rumit dalam pengaturan sebuah negara telah tersusun rapi dalam syariat Islam yang mulia.
Seseorang yang malas menuntut ilmu syar’i akan terhalang dari banyak kebaikan, apalagi yang mengingkari keutamaannya. Bayangkan saja bagaimana kehidupan seseorang yang enggan dan abai untuk mengetahui perkara syariat. Bisakah dirinya memenuhi hak-hak Allah dengan baik jika tanpa ilmu? Apakah dia bisa mengetahui mana yang halal dan mana yang haram jika tanpa ilmu? Mampukah dia bermuamalah dengan baik kepada sesama makhluk jika tanpa ilmu? Tentu jawabannya “tidak”. Enggan atau lalai dari menuntut ilmu sama saja seperti sengaja melupakan Allah. Maka dari jalur manakah datangnya kebaikan bagi mereka?
ولا تكونوا كالذين نسوا الله فأنساههم أنفسهم
“Janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah, sehingga Allah pun membuat mereka lupa akan diri-diri mereka sendiri.” (QS. Al-Hasyr: 19)
Berbahagialah duhai para penuntut ilmu syar’i, tak semua orang mendapatkan privilege hidayah dan taufik dari Allah untuk mencintai ilmu, memburu, dan mengamalkannya. Janganlah engkau merasa rendah diri hanya karena perkara duniawi berupa keridaan seluruh manusia yang tak dapat kau raih. Berbahagialah dengan kebaikan-kebaikan yang Allah kehendaki untukmu.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam).” (HR. Bukhari no. 2948 dan Muslim no. 1037)
Baca juga: Ilmu Syar’i (Ilmu Agama): Nutrisi Utama bagi Hati
Menuntut ilmu syar’i adalah kemuliaan
Ilmu syar’i bagaikan sepasang mata bagi seorang yang buta, yakni dengannya seseorang dapat melihat kebenaran dengan jelas. Ilmu syar’i bagaikan sepasang telinga bagi seorang yang tuli, yakni dengannya seseorang dapat mendengar suara kebenaran. Ilmu syar’i bagaikan sebuah mulut bagi orang yang bisu, yakni dengannya seseorang dapat berbicara dengan kebenaran. Ilmu syar’i bagaikan ruh bagi seseorang yang telah mati, yakni dengannya hiduplah jasad dan juga hati. Tanpa ilmu syar’i, manusia bagaikan jasad tanpa hati, tak ada beda antara hidup dan matinya.
Sebab ilmu syar’i adalah purnama di tengah kegelapan malam yang menerangi jalan manusia kepada arah menuju surga dan keridaan Allah. Ilmu syar’i juga bagaikan air yang membersihkan jiwa dan menjadikannya mulia. Tidaklah Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam meminta tambahan kepada Allah dalam perkara dunia, kecuali ilmu yang bermanfaat.
و قل ربّ زد ني علما
“Dan katakanlah (Muhammad), “Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Thaha: 114)
Duhai saudariku, bersemangatlah menjadi penuntut ilmu sejati. Janganlah engkau merasa rendah diri dan jangan pula berkecil hati. Ilmu yang bermanfaat itu akan kekal, sedangkan perbuatan buruk dari mahkluk akan binasa. Kemuliaanmu tidaklah berkurang hanya karena cacian manusia, nilaimu tidak akan bertambah hanya karena mendapatkan keridaan mereka. Apapun yang terjadi, jangan biarkan semangatmu patah. Jangan pernah berputus asa dalam menuntut ilmu syar’i sebab begitu banyak keutamaan yang hanya akan diraih oleh mereka yang mau mencarinya. Janganlah engkau turuti was-was setan yang mendorongmu untuk menjauh keutamaan dan kemuliaan yang Allah janjikan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من سلك طريقاً يلتمِسُ فيه علماً سهّلَ الله له طريقاً إلى الجنّةِ، وإن الملائكةَ لتضَعُ أجنحتها لِطالبِ العلم رِضاً بما يصنع، وإن العالِمَ ليَسْتَغْفِرُ له من في السمواتِ ومَن في الأرضِ، حتى الحيتانُ في الماءِ، وفضلُ العالم على العابد كفضل القمرِ على سائر الكواكب، وإنّ العلماء ورثة الأنبياء، إنّ الأنبياء لم يُورِّثُوا ديناراً ولا درهماً، إنما ورَّثُوا العلمَ، فمن أخذه أخذ بحظٍ وافرٍ
“Siapa saja yang meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga. Dan sesungguhnya para malaikat benar-benar meletakkan sayap-sayap mereka untuk para penuntut ilmu karena rida terhadap apa yang mereka cari. Dan sesungguhnya seorang ulama dimohonkan ampunan untuknya oleh semua yang ada di langit dan di bumi, sampai-sampai ikan yang ada di dalam air. Dan keistimewaan ulama di atas ahli ibadah yaitu seperti keistimewaan bulan dibandingkan bintang-bintang. Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar tidak pula dirham, akan tetapi yang mereka wariskan adalah ilmu. Barangsiapa yang mengambil warisan para Nabi (yaitu ilmu), sungguh ia telah mengambil keuntungan yang sangat banyak.” (HR. Abu Dawud no. 3641, At-Tirmidzi no. 2682, Ibnu Majah no. 223, dan Ahmad no. 21715)
Ketahuilah bahwa ilmu adalah kemuliaan yang akan menjaga dan mengangkat derajat pemiliknya. Ilmu akan menjaga pemiliknya dari berbagai godaan di dunia dan mengangkat derajat pemiliknya kelak di akhirat. Luruskan niatmu dan kuatkanlah tekadmu dalam meniti jalan menuntut ilmu. Berbangga dan berbahagialah menjadi seorang penuntut ilmu, namun jangan jadikan kesombongan sebagai pakaianmu.
Tuntutlah ilmu karena ia akan membuat pemiliknya menjadi mulia. Tuntutlah ilmu karena ia adalah sebaik-baik simpanan yang tak akan bisa dicuri dari pemiliknya. Ilmu akan menjagamu sedangkan harta dan kedudukan membuatmu lelah untuk menjaganya.
Jadikan keridaan Allah sebagai seutama-utamanya tujuan, maka akan kau dapati dirimu tak mudah bersedih dengan apa-apa yang manusia perselisihkan. Jadikan keridaan Allah sebagai seutama-utamanya tujuan, maka kau tak akan tumbang hanya karena datangnya berbagai macam ujian. Jadikan keridaan Allah sebagai seutama-utamanya tujuan, maka Dia akan memberimu kekuatan untuk menghadapi berbagai macam rintangan yang menghadang.
Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.
Baca juga: Karakter Seorang Penuntut Ilmu
***
Penulis: Putri Idhaini
Artikel Muslimah.or.id
Referensi:
https://dorar.net/hadith/sharh/119121
Malaikat Meletakkan Sayapnya untuk Para Penuntut Ilmu, Abu Yahya Badrussalam, 2021.
Keutamaan Belajar Ilmu Agama (Bag.1), M. Saifudin Hakim, 2019.