Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Mengajarkan Ridha dan Qana’ah pada Anak (Bag. 2)

Triani Pradinaputri oleh Triani Pradinaputri
27 Agustus 2024
di Pendidikan Anak
0
Mengajarkan Ridha dan Qana’ah pada Anak
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Tiga Komponen dalam Mendidik
  • Bahaya Saat Akhlak Ridha dan Qana’ah Tidak Dimiliki Anak
    • Senjata yang memalukan
    • Mudah membenci
    • Merusak apa yang dimilki oleh orang lain
  • Mencegah Bahaya Hilangnya Qana’ah dan Ridha
    • Mengajarkan anak menabung
    • Menjelaskan kebutuhan ibu dan ayah
    • Memberikan hak untuk memilih
  • Menghadapi Gaya Hidup Konsumtif
  • Melindungi Anak dari Perilaku Konsumtif
    • Tidak menganggap belanja adalah hiburan dan kesenangan
    • Mengurangi melihat iklan
    • Kesadaran

Tiga Komponen dalam Mendidik

Menanamkan akhlak ridha di dalam jiwa anak-anak, tidak akan bisa dengan semata-mata mengatakan, “Kamu harus qana’ah.”, “Kamu harus ridha!”, dan anak langsung menjadi anak yang qana’ah dan ridha. Hal ini tidak akan terjadi, karena pendidikan adalah suatu proses yang harus melibatkan tiga komponen:

1) Kognitif

2) Emosional

3) Perilaku

Contohnya dengan menceritakan kisah atau hadis yang berkaitan dengan ridha, seperti:

Donasi Muslimahorid

وارضَ بما قَسَمَ اللهُ لكَ تكُنْ أغْنَى الناسِ

“Ridhalah dengan apa yang Allah bagikan kepadamu, maka engkau akan jadi manusia yang paling kaya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2305)

Juga perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

ليسَ الغِنَى عن كَثْرَةِ العَرَضِ، ولَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Kekayaan bukanlah dengan banyaknya harta, akan tetapi kekayaan adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)

Ini adalah komponen kognitif yang diperlukan untuk membuat anak yakin. Setelah itu, diceritakan manfaat akhlak qana’ah dan ridha. Sehingga anak akan mencoba untuk menyukainya, inilah komponen emosional. Kemudian dengan berlatih dan menunjukkan teladan dalam akhlak qana’ah dan ridha yang dilakukan oleh orang tua. Ini merupakan komponen perilaku. Ketika ketiga komponen ini sudah bersinergi, maka anak akan mencoba hal tersebut di situasi dan kondisi yang berbeda. (Kaifa Turabbi Thiflaka ‘ala ar-Ridha wa al-Qana’ah, ‘Imad Hijazi)

Bahaya Saat Akhlak Ridha dan Qana’ah Tidak Dimiliki Anak

Senjata yang memalukan

Karena anak belum bisa menemukan solusi ketika dia tidak bisa memiliki apa yang dia inginkan, dia terpaksa berteriak, menangis, dan keras kepala. Ini menjadi senjata mereka.

Mudah membenci

Ketika anak menginginkan sesuatu akan tetapi dia tidak bisa mendapatkannya, lalu dia melihat hal yang diinginkannya tersebut bisa didapatkan oleh orang lain, hal ini bisa menumbuhkan kebencian terhadap apa yang disukai orang lain.

Merusak apa yang dimilki oleh orang lain

Karena anak tidak mempunyai akhlak qana’ah sehingga dia membenci apa yang orang lain miliki dan menghancurkannya. Meski ayah dan ibunya sudah mengajaknya berdiskusi, hal tersebut tidak memberikan solusi karena anak sudah terlanjur keras kepala.

Mencegah Bahaya Hilangnya Qana’ah dan Ridha

Hal di atas bisa dicegah, dengan cara:

Mengajarkan anak menabung

Mengajarkan anak ketika tabungannya sudah banyak dan cukup, lalu anak menginginkan sesuatu di luar kebutuhannya, maka dia bisa membelinya sendiri. Seperti: mainan, permen, dan lain-lain.

Menjelaskan kebutuhan ibu dan ayah

Menjelaskan bahwa kebutuhan ayah dan ibu juga dikeluarkan dari tabungan masing-masing, bukan dari tabungan kebutuhan rumah tangga.

Bertanya tentang seberapa penting barang tersebut untuk dibeli

Coba tanyakan anak, seberapa penting barang tersebut untuk dibeli. Misal, ”Beli ini untuk apa?”; “Apakah sesuai dengan harganya?”; “Apa manfaatnya?”; “Apakah ada alternatif lebih murah yang sebanding fungsinya?”

Memberikan hak untuk memilih

Anak punya hak memilih untuk menggunakan sesuatu yang ia inginkan. Maka kita harus menghargai pilihannya meski kita tidak menginginkannya.

Baca juga: AI dan Risiko Bahayanya untuk Anak

Menghadapi Gaya Hidup Konsumtif

Anak di zaman kita ini selalu mencari cara bagaimana agar mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dan mengoleksi barang-barang tertentu. Itu merupakan dampak dari media sosial, iklan, kebiasaan hedonisme, serta lingkungan. Iklan dan gaya hidup orang lain yang konsumtif dengan mudah kita temui di mana saja: televisi, jalan, majalah, serta internet. Iklan tersebut dibuat sedemikian rupa untuk menarik pembeli dan ada harapan senang ketika produk tersebut sudah dibeli.

Anak terkadang tidak menyadari sudah berapa mainan yang dia punya. Ketika dia melihat mainan yang dipajang di toko, dia menginginkannya. Anak tidak menyadari berapa banyak pakaian yang ada di lemarinya. Ketika dia melihat pakaian yang menarik hatinya di toko, dia pasti menginginkannya.

Melindungi Anak dari Perilaku Konsumtif

Melindungi anak-anak dari perilaku konsumtif bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, kebiasaan dan budaya yang kita terapkan di rumah bisa mengurangi efeknya. Dengan mengajari anak hal-hal berikut:

Tidak menganggap belanja adalah hiburan dan kesenangan

Di antara perkara yang sudah tersebar di kehidupan masa kini, yang juga berbahaya secara psikologis dan sosial, yaitu menganggap berbelanja itu menyenangkan. Dikarenakan lemahnya karakter qana’ah yang dimiliki anak-anak, bahkan orang dewasa sekali pun. Sehingga akan menimbulkan perilaku konsumtif pada diri. Banyak berbelanja sesuatu yang tidak dibutuhkan pada akhirnya akan menjadi candu.

Mengurangi melihat iklan

Iklan ada di mana-mana, baik di televisi atau media sosial. Mengurangi anak menonton sejak dini, maka anak akan terhindar dari paparan iklan-iklan barang yang tidak dibutuhkannya. Gunakan waktu tersebut untuk hal yang lebih bermanfaat sehingga anak bisa dialihkan perhatiannya dari menghabiskan waktu di depan televisi atau media lainnya.

Kesadaran

Orang tua perlu mengajarkan pada anak tentang resiko menonton iklan. Memberi kesadaran pada anak bahwa apa yang ia lihat tidak harus ia miliki. Saat menjelaskan hal ini, dorong kesadaran dan penerimaan anak bahwa iklan-iklan tersebut hanya ingin mempengaruhi kita untuk membeli serta menghabiskan uang yang seharusnya bisa dibeli untuk keperluan lebih penting dan lebih bermanfaat. (Kaifa Nurabbi Abna-ana ‘ala al-Qana’ah fi ‘Alam Istihlakiyyah, Mi ‘Abbas, dengan perubahan)

Kembali ke bagian 1 Lanjut ke bagian 3

—

Penulis: Triani Pradinaputri

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

Diterjemahkan dengan perubahan dari https://islamqa.info/ar/answers/508299/كيف–نربي–اولادنا–وانفسنا–على–القناعة–والرضا

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Triani Pradinaputri

Triani Pradinaputri

- Alumni Mahad Umar bin Khattab, Kampus Tahfizh, Mahad Al 'Ilmi - Santriwati Mahad Darussalam Asy-Syafi'i - Pengajar Bahasa Arab Markaz Ar-Ruhaily

Artikel Terkait

Parenting Islami (46): Mengajarkan Adab ketika Bersin dan Menguap

oleh M. Saifudin Hakim
1 September 2018
0

Sesungguhnya Allah mencintai bersin dan membenci menguap. Jika salah seorang dari kalian bersin dan memuji Allah maka wajib atas setiap...

Hukum Menyusui Sampai Lebih Dari Usia Dua Tahun

oleh M. Saifudin Hakim
19 Oktober 2017
0

Menambah periode penyusuan sampai lebih dari usia dua tahun, hal ini tidak mengapa jika memang ada kebutuhan (hajat)

Parenting Islami (32): Memaklumi dan Memahami Dunia Anak Kecil

oleh M. Saifudin Hakim
8 Desember 2017
0

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memaklumi dunia anak kecil yang masih butuh bermain, hiburan, dan bercanda.

Artikel Selanjutnya
Mengajarkan Ridha dan Qana’ah pada Anak

Mengajarkan Ridha dan Qana’ah pada Anak (Bag. 3)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.