Setiap manusia pasti mempunyai harapan dalam hidupnya, baik itu berkaitan dengan dunia atau akhirat. Harapan itu sudah seharusnya kita adukan kepada Yang Maha Mendengar doa para hamba-Nya, yang pasti menjawab doa para hamba-Nya. Namun, terkadang tak semua doa dan harapan itu ada titik terang.
Kita harus tahu mengapa doa kita tak kunjung dikabulkan, tak kunjung ada jawaban. Padahal kita meyakini Allah Ta’ala pasti mendengar doa kita. Imam Ath-Thahawi rahimahullah mengatakan di dalam ‘Aqidah Ath-Thahawiyyah,
والله تعالى يستجيب الدعوات، ويقضي الحاجات
“Allah Ta’ala pasti akan mengabulkan doa dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan hamba-Nya.”
Allah Ta’ala Memerintahkan Berdoa dan Pasti Mengabulkan Doa
Syekh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan di dalam syarahnya, bahwa di antara sifat Allah ‘Azza wa Jalla adalah menjawab doa bagi siapa yang berdoa kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِی عَنِّی فَإِنِّی قَرِیبٌۖ أُجِیبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَان
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Allah Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِیۤ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِینَ یَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِی سَیَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِین
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku, maka akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir: 60)
Allah Ta’ala juga berfirman,
أَمَّن یُجِیبُ ٱلۡمُضۡطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَیَكۡشِفُ ٱلسُّوۤءَ وَیَجۡعَلُكُمۡ خُلَفَاۤءَ ٱلۡأَرۡضِۗ أَءِلَـٰهࣱ مَّعَ ٱللَّهِۚ قَلِیلࣰا مَّا تَذَكَّرُون
“Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi?” (QS. An-Naml: 62)
Masih banyak ayat-ayat lain di Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat perintah untuk berdoa dan Allah Ta’ala akan mengabulkan doa tersebut. Hal itu termasuk di antara sifat kemuliaan, keagungan, kedermawanan, dan kasih sayang Allah Ta’ala kepada hamba-Nya.
Allah Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa agar Allah Ta’ala kabulkan doanya tersebut. Sejatinya Allah Ta’ala tidak membutuhkan doa para hamba-Nya. Akan tetapi, Allah Ta’ala mengajarkan para hamba-Nya agar bisa mengadukan kebutuhan-kebutuhan mereka dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
من لا يسأل الله يغضب عليه
“Barang siapa yang tidak mau berdoa kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR. Ahmad no. 477/2, At-Tirmidzi no. 3370, Ibnu Majah no. 3827, dan Al-Hakim no. 391/1. Hadis ini disahihkan oleh Adz-Dzahabi.)
Doa adalah bentuk ibadah terbesar, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
الدعاء هو العبادة
“Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Daud no. 1479, At-Tirmidzi no. 3369, dan Ibnu Majah no. 3828. At-Tirmidzi mengatakan hadis ini hasan sahih.)
Baca juga: Jangan Pernah Bosan Dalam Berdoa
Berdoa Harus Ikhlas kepada Allah dan Tidak Melakukan Kesyirikan
Sebagaimana Allah Ta’ala memerintahkan untuk berdoa kepada-Nya, Allah pun juga melarang untuk berdoa kepada selain Allah dan berbuat kesyirikan di dalam berdoa. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنَّ ٱلۡمَسَـٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدۡعُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدࣰا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah.” (QS. Al-Jin: 18)
قُلۡ إِنَّمَاۤ أَدۡعُوا۟ رَبِّی وَلَاۤ أُشۡرِكُ بِهِۦۤ أَحَدًا
“Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.’ Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.’” (QS. Al-Jin: 20)
وَمَن یَدۡعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَ لَا بُرۡهَـٰنَ لَهُۥ بِهِۦ فَإِنَّمَا حِسَابُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦۤۚ إِنَّهُۥ لَا یُفۡلِحُ ٱلۡكَـٰفِرُون
“Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan beruntung.” (QS. Al-Mu’minun: 117)
Tidak boleh berdoa kepada selain Allah Ta’ala. Barang siapa yang berdoa kepada selain Allah Ta’ala, maka orang tersebut telah melakukan kesyirikan. Baik berdoa kepada malaikat, nabi, ataupun wali, hal tersebut merupakan syirik akbar (syirik besar). Doa hanya boleh diperuntukkan kepada Allah Ta’ala. Baik berdoa kepada yang masih hidup atau yang sudah meninggal, maka hal itu adalah kesyirikan.
Doa dibagi menjadi dua, yaitu:
Pertama, doa ibadah, yaitu pujian kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan nama, sifat, dan perbuatan-Nya. Tasbih, takbir, dan tahmid, termasuk doa ibadah.
Kedua, doa permintaan (doa mas’alah), yaitu meminta agar Allah ‘Azza wa Jalla memenuhi kebutuhan-kebutuhan.
Kedua hal ini terkandung di dalam surah Al-Fatihah, di bagian separuh awal mengandung doa ibadah dan separuh akhir mengandung doa permintaan (doa masalah).
Lanjut ke bagian 2: Ketika Doa Tidak Dikabulkan (Bag. 2)
***
Penulis: Triani Pradinaputri
Artikel Muslimah.or.id