Hidup tanpa masalah adalah sesuatu yang mustahil. Karena tidak ada satu pun manusia yang akan luput dari masalah. Dunia ini memang tempatnya ujian. Siapapun yang mengaku beriman pasti akan Allah uji sesuai dengan kadar keimanannya masing-masing. Allah ta’ala berfirman,
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan, ‘kami telah beriman’ tanpa diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah benar-benar tahu orang-orang yang tulus dan orang-orang yang dusta.“ (QS. Al-Ankabut: 2-3).
Ketika hati gundah karena tertimpa masalah, ingatlah bahwa para Nabi, Rasul, dan orang-orang salih pun juga mengalami hal yang sama. Bahkan masalah atau ujian yang mereka hadapi jauh lebih besar dari apa yang kita rasakan.
Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Tirmidzi no. 2398, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Teladan Terbaik dalam Menghadapi Ujian
Nabi Ibrahim mengalami masalah dengan ayahnya. Nabi Yusuf mengalami masalah dengan saudara-saudaranya. Nabi Musa mengalami masalah dengan ayah angkatnya. Pun Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengalami masalah dengan kaumnya.
Adakah para Nabi ini mendapati jalan keluar dengan cepat? Adakah hari ini masalah datang kemudian keesokan harinya masalah langsung hilang? Jawabannya tidak. Setiap masalah yang mereka hadapi adalah teladan bagi kita dalam menghadapi kehidupan dengan berbagai likunya ini. Kisah mereka adalah pelajaran untuk bersikap dengan sikap terbaik ketika ditimpa masalah.
عن أبي سعيد وأبي هريرة رضي الله عنهما مرفوعاً: ما يُصيب المسلم من نَصب، ولا وصَب، ولا هَمِّ، ولا حَزن، ولا أَذى، ولا غَمِّ، حتى الشوكة يُشاكها إلا كفر الله بها من خطاياه
Abu Sa’īd dan Abu Hurairah raḍiyallāhu ‘anhumā meriwayatkan secara marfū, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim ditimpa kepayahan, sakit, dukacita, kesedihan, penderitaan, dan kesusahan hingga duri yang menusuknya melainkan Allah menghapus dosa-dosanya dengan sebab itu.” (Muttafaqun ‘alaih)
Baca juga: Teladan dalam Kesabaran
Ujian Ini Tidak Akan Lama
Saudariku, jika hari ini hidup terasa begitu berat bagimu, sadarilah bahwa ujian ini hanya sementara saja. Ujian ini tidak akan berlangsung selamanya. Hanya sebentar saja. Barangkali jalan keluarnya memang tampak begitu jauh dan tak nyata, tetapi tak ada musibah yang sifatnya abadi selama kita hidup di dunia. Allah ta’ala berfirman:
قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الأرْضِ عَدَدَ سِنِينَ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلا قَلِيلا لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui” (QS. Al Mu’minuun: 112-114).
Coba ingatlah kembali kehidupan kita di masa lalu. Pasti kita juga pernah melewati ujian yang kini telah berlalu. Ujian itu dulu begitu berat bagi kita bukan? Bahkan kita mungkin menangis berhari-hari karena tak kunjung bertemu solusinya?
Namun, dengan izin Allah, ketika ujian itu telah terlewati, ujian itu kini tak lagi berarti apa-apa. Ujian itu telah selesai dengan berbagai fase yang kita hadapi pada setiap masanya. Iya, karena memang ujian itu ada masanya. Dan setelah Allah mudahkan kita melewatinya, ujian itu bukan lagi menjadi hal yang krusial bagi kita.
Betapa Nikmatnya Ujian
Bersabarlah sebentar saja wahai saudariku. Rasa tidak nyaman ini hanya sementara saja. Rasa sedih ini akan ada ujungnya. Bukankah ujian hadir untuk meningkatkan derajat kita? Tentu jika kita mampu bersabar dan husnudzan dengan segala takdir-Nya.
Diriwayatkan dari Jabir ibn Abdillah radhiyallahu ’anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِينَ يُعْطَى أَهْلُ الْبَلَاءِ الثَّوَابَ لَوْ أَنَّ جُلُودَهُمْ كَانَتْ قُرِضَتْ فِي الدُّنْيَا بِالْمَقَارِيض
“Kelak pada hari Kiamat orang-orang yang tidak ditimpa musibah (saat di dunia –pent) ketika orang-orang yang (sewaktu di dunia) ditimpa musibah diberi pahala, akan menginginkan kalaulah dulu kulit mereka dipotong dengan gunting di dunia.” (HR. At Tirmidzi no. 2326 dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi).
Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata, “Allah mempersiapkan bagi hamba-hamba-Nya kedudukan (yang tinggi) di Surga yang mereka tidak akan mampu mencapai kedudukan tersebut hanya dengan amal salih mereka. Mereka tidak akan mencapainya kecuali dengan ujian dan musibah, maka Allah pun menyiapkan sebab-sebab yang menggiring mereka kepada ujian dan musibah.” (Zaadul Ma’aad 3/221).
Jika sedih menghampiri kembali, ingat-ingatlah bahwa bukan hanya kita yang tengah diuji. Setiap manusia punya ujiannya tersendiri. Maka apa perlu kita merasa iri hati? Apa perlu kita tidak terima dengan segala skenario ini?
Bersabarlah sebentar saja. Ini semua -dengan izin Allah- akan ada ujungnya.
Baca juga: Bagi Yang Mengamalkan Sunnah Nabi, Ini Masanya Ujian Kesabaran
—
Penulis : Rahma Aziza Fitriana
Artikel Muslimah.or.id