1. Menyusukan anak pada selain ibunya
Hendaknya seorang bayi disusui oleh wanita selain ibunya setelah dua atau tiga hari dari kelahirannya. Inilah yang terbaik. Pasalnya, air susu ibu (ASI) pada saat itu terlalu kasar dan bercampur, berbeda dengan air susu wanita yang profesinya adalah menyusui. Setiap orang Arab sangat peduli dalam hal ini sehingga mereka menyusukan anak-anak mereka kepada kaum wanita di pedesaan. Sebagaimana penyusuan Nabi shalallahu’alaihi wa sallam pun dilakukan di Bani Sa’ad. (Menurut kebiasaan orang Arab_ red. )
2. Jangan diajak jalan sebelum tiga bulan
Sebaiknya jangan membawa bayi untuk diajak jalan berkeliling sampai ia berumur tiga bulan atau lebih. Sebab, pada saat itu bayi masih dekat dengan perut ibunya, dan fisiknya yang masih lemah.
3. Memberi ASI sampai gigi tumbuh
Hendaknya ASI diberikan secara eksklusif sampai gigi bayi tumbuh. Karena, pada saat itu lambung bayi masih lemah dan daya mereka untuk mencerna makanan pun belum kuat. Setelah tumbuh gigi, lambung bayi pun menjadi kuat sehingga mampu mencerna makanan. Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla menunda tumbuhnya gigi sampai mereka mulai membutuhkan makanan. Hal itu menunjukkan kebijaksanaan, kelembutan serta kasih sayang-Nya kepada para ibu dan puting susunya sehingga bayi itu tidak menggigit puting tersebut dengan giginya.
4. Memberi makanan secara bertahap
Hendaknya makanan tambahan diberikan secara bertahap kepada sang anak. Makanan pertama yang diberikan adalah makanan yang lembut, seperti roti yang lembut dicampur dengan air hangat dan susu cair atau susu kental (jelly). Setelah itu, barulah mereka diberi makanan berupa masakan dan sayuran tanpa dicampuri dengan daging. Tahap berikutnya, mereka diberi daging yang sangat lembut setelah dihancurkan atau dilembutkan secara halus.
5. Saat anak sudah mulai bicara
Apabila masa seorang anak untuk mulai berbicara telah dekat, dan Anda ingin memudahkan mereka berbicara, maka tetesilah lidah mereka dengan madu dan air hangat dicampur garam dzar-ani (garam yang warnanya sangat putih atau garam beryodium). Karena keduanya (madu dan garam) dapat mengurai kelembaban yang pekat pada enzim mulut yang dapat menghalangi anak itu dari berbicara.
Ketika mulai berbicara, maka tuntunlah sang anak mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah. Hendaklah yang pertama kali didengar oleh telinga mereka adalah pengetahuan untuk mengenal dan mengesakan Allah ‘azza wa jalla. Katakan kepada mereka bahwa Allah ‘azza wa jalla di atas ‘Arsy-Nya, Dia melihat mereka, mendengar segala perkataan dan senantiasa bersama mereka di mana pun mereka berada.
Kaum Bani Israil sering memberi nama anak-anak mereka dengan Immanuel, yang berarti “Tuhan kami bersama kami’. Oleh karena itu, nama yang paling dicintai oleh Allah yaitu ‘Abdullah (hamba Allah) dan ‘Abdurrahman (hamba ar-Rahman). Dengan harapan, semoga ketika anak itu sadar dan mampu memahami maknanya, maka ia akan mengetahui bahwasanya ia adalah hamba Allah, dan Allah adalah Majikan dan Penolongnya.
6. Saat gigi anak tumbuh
Apabila masa tumbuh gigi telah tiba, sebaiknya setiap hari gusi-gusi si bayi diolesi keju atau mentega. Sementara pangkal leher mereka diolesi minyak sesering mungkin. Ekstra hati-hatilah pada saat gigi mereka mulai tumbuh hingga semuanya tumbuh secara sempurna dan kuat, sebaiknya hindari makanan yang keras, jangan sampai mereka mengonsumsinya. Sebab, hal itu akan mengakibatkan gigi menjadi rusak, tidak rata, dan berbagai jenis kerusakan lainnya.
7. Tangisan bayi
Sebaiknya orang tua jangan merasa terganggu dengan tangisan dan teriakan bayi, terutama ketika dia membutuhkan air susu saat merasa lapar, karena tangisan tersebut sangat bermanfaat bagi perkembangan bayi. Dengan menangisnya seorang bayi, maka seluruh anggota badannya akan bergerak. Selain itu juga dapat memperluas lambung dan melapangkan dadanya, menghangatkan otak dan menghidupkan nalurinya, serta membangkitkan kekuatan instingnya. Dengan tangisan itu pula, seorang bayi membuang segala kotoran dan hal yang tidak diperlukan oleh tubuhnya, serta dapat membuang zat dan materi yang berlebihan dan tidak berguna bagi otaknya, seperti lendir pada hidungnya serta kotoran lainnya.
8. Melatih anak bergerak
Hendaknya jangan diremehkan untuk membedong bayi-walaupun membuatnya sedikit merasa tidak nyaman-sampai badannya tegak dan anggota-anggota tubuhnya kuat untuk duduk di lantai. Pada saat inilah, anak harus dilatih dan dibiasakan untuk bergerak, namun jangan terburu-buru. Begitu juga ia harus dilatih untuk belajar berdiri sedikit demi sedikit hingga betul-betul memiliki kekuatan untuk melakukannya sendiri.
9. Menghindarkan anak dari gangguan
Anak bayi seharusnya dilindungi dari segala sesuatu yang mengejutkan. Seperti suara yang keras, pemandangan yang mengerikan, serta gerakan-gerakan yang mengganggu. Sebab, hal itu mungkin akan mengakibatkan melemahnya daya intelegensi, sehingga dia tidak bisa memanfaatkannya saat besar nanti. Apabila si anak mengalami hal tersebut, maka sesegera mungkin ia harus dikembalikan dalam kondisi yang tenang, yaitu dengan memberikan ketenangan dan ketenteraman pada dirinya. Seperti dengan menyusuinya, supaya ingatannya pada sesuatu yang telah mengganggunya itu hilang, sehingga tidak meresap dalam pikirannya kemudian sulit untuk dihilangkan.
Setelah itu, baringkanlah anak bayi itu di tempat tidur dengan cara yang lembut sampai tertidur, sehingga dia dapat melupakan kejadian yang baru dialaminya. Hal ini jangan diremehkan, karena mengabaikannya berarti akan menumbuhkan rasa takut dan ngeri pada hati si anak, lalu perasaan itu akan membekas dalam dirinya sehingga sulit untuk dihilangkan.
10. Anak pada masa Pertumbuhan gigi
Tumbuhnya gigi bagi seorang bayi dapat mempengaruhi kondisi kesehatannya. Keadaan ini akan membuatnya muntah, suhu badan meningkat, dan kebiasaan yang buruk. Apalagi jika gigi tersebut tumbuh pada musim yang sangat dingin atau pada musim yang sangat panas. Masa pertumbuhan gigi yang paling baik adalah pada musim semi dan musim gugur.
Gigi mulai tumbuh ketika anak berusia tujuh bulan. Adakalanya sudah mulai tumbuh pada usia lima bulan atau malah terkadang tumbuhnya itu terlambat hingga usia sepuluh bulan.
Hendaknya anak bayi diperlakukan dengan lemah lembut pada masa-masa pertumbuhan giginya. Sering diajak masuk kamar mandi, diberi makanan yang lembut, dan tidak sampai perutnya kekenyangan. Terkadang pada saat ini ia sering buang air besar. Hal ini dapat diatasi dengan memasang perban berupa wol dari tanaman cumin, seledri (celery), dan aniseed di perutnya. Selain itu, gusi-gusinya sambil digosok sebagaimana dijelaskan di atas. Meskipun demikian, keadaannya itu lebih baik daripada sulit buang air besar.
Jika pada saat giginya tumbuh kemudian ia sulit buang air besar, maka tindakan yang sebaiknya diambil ketika itu yaitu segera melakukan pembersihan isi perutnya. Karena, tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi si anak pada waktu giginya mulai tumbuh daripada menahan dirinya untuk buang air besar, dan tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat baginya ketika itu daripada mengeluarkan kotoran dari pencernaannya secara teratur dan seimbang.
Cara terbaik membersihkan isi perut bayi adalah dengan memberikannya madu yang dihangatkan dan dijadikan sebagai minuman yang menyegarkan hingga perutnya terasa nyaman. Selain itu, dapat pula dengan diberikan ramuan dari tanaman habaq yang dihaluskan dan dicampur dengan madu lalu dibuat minuman penghangat juga. Pada saat-saat ini sebaiknya wanita yang menyusui mengonsumsi makanan dan minuman yang lembut dan menjauhi segala makanan yang membahayakan.
Ditulis ulang dari buku Hanya Untukmu Anakku, terj. Tuhfatul Mauduud bi Akhkaamil Mauluud, karya Ibnul Qayyim Al Jauziyah, cetakan ke 1 (hal. 435-439), Pustaka Imam Asy Syafi’i-Jakarta: 2010
Bismillah, apakah untuk artikel ini tidak diberikan catatan khusus terutama pada poin-poin yg tidak sejalan dengan saran ahli kesehatan saat ini? Misalnya, poin memberikan ASI eksklusif saja hingga tumbuh gigi. Ditakutkan, yang membaca punya anak dgn kondisi yg justru butuh diberi makan tambahan sebelum tumbuh giginya.
Jazakunnallahu khayran, barakallahu fikunna..