Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Permainan yang dilarang Bagi Anak-anak

Atma Beauty Muslimawati oleh Atma Beauty Muslimawati
7 Januari 2022
di Pendidikan Anak
5
Share on FacebookShare on Twitter

Dunia anak-anak identik dengan bermain. Ummul Mukminin, โ€˜Aisyah radhiyallahu โ€˜anha berkata,

ูุงู‚ุฏุฑูˆุง ู‚ุฏุฑ ุงู„ุฌุงุฑูŠุฉ ุงู„ุญุฏูŠุซุฉ ุงู„ุณู† ุงู„ุฑูŠุตุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ูˆ

โ€œHargailah keinginan gadis kecil yang menyukai permainanโ€. (HR. Bukhari dan Muslim)

Benarlah apa yang dikatakan oleh Ibunda โ€˜Aisyah, dia telah mengungkapkan kalimat yang singkat tetapi syarat dengan makna. Sesungguhnya anak-anak memiliki kesenangan sendiri, daya pikir, nalar dan perhatian sendiri. Anak-anak berbeda dengan orang dewasa, semua hal ini harus diperhitungkan sehingga mereka tidak selalu ditempatkan dalam kondisi yang serius dalam setiap kesempatan. Mereka tidak boleh dilarang bermain, bergurau dan bersenang-senang karena sudah menjadi hak dan bagian mereka dan sesungguhnya Allah telah menjadikan ukuran bagi segala sesuatu.

Akan tetapi yang seimbang adalah anak kecil tidak dibiarkan bermain selamanya pada setiap kesempatan, juga tidak diajak serius di setiap waktu. Ketika bermuamalah dengan anak kecil, Rasulullah Shallallahu โ€˜alaihi wasallam memberi mereka hak untuk bermain dan bercanda dengan porsi yang sesuai.

Donasi Muslimahorid

Anak-anak diperbolehkan bermain dengan sesuatu yang mubah, yang tidak mengandung dosa dan keharaman bagi mereka. Dianjurkan agar permainan itu bermanfaat bagi perkembangan badan, akal dan pikiran mereka.

Di antara permainan yang dilarang bagi anak-anak yaitu;

1. Bermain dengan senjata yang ia tidak bisa mempergunakannya atau dengan senjata yang dikhawatirkan dapat mencelakai orang lain

Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu berkata, Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda,

ู„ุง ูŠุดูŠุฑ ุฃุญุฏูƒู… ุนู„ู‰ ุฃุฎูŠู‡ ุจุงู„ุณู„ุงุญ ุŒ ูุฅู†ู‡ ู„ุง ูŠุฏุฑูŠ ู„ุนู„ ุงู„ุดูŠุทุงู† ูŠู†ุฒุน ููŠ ูŠุฏู‡ ููŠู‚ุน ููŠ ุญูุฑุฉ ู…ู† ุงู„ู†ุงุฑ

โ€œJanganlah salah seorang di antara kalian menodongkan sebuah senjata kepada saudaranya, karena dia tidak tahu barangkali syaitan mencabut dari tangannya hingga dia mencelakai saudaranya, akibatnya dia tersungkur ke dalam lubang Nerakaโ€. (HR. Bukhari dan Muslim).

Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari hadits Abi Musa, dari Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda,

ุฅุฐุง ู…ุฑ ุฃุญุฏูƒู… ููŠ ู…ุณุฌุฏู†ุง ุฃูˆ ููŠ ุณูˆู‚ู†ุง ูˆู…ุนู‡ ู†ุจู„ ูู„ูŠู…ุณูƒ ุนู„ู‰ ู†ุตุงู„ู‡ุง ุฃูˆ ู‚ุงู„: ูู„ูŠู‚ุจุถ ุจูƒูู‡ ุฃู† ูŠุตูŠุจ ุฃุญุฏุง ู…ู† ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ู…ู†ู‡ุง ุจุดูŠุก

โ€œโ€™Jika salah seorang dari kalian melewati masjid atau pasar kami dengan membawa panah, maka peganglah mata panah tersebutโ€™ atau beliau berkata, โ€˜Genggamlah dengan kedua tangannya agar tidak mengenai salah seorang dari kaum muslimin sedikitpunโ€™โ€.

2. Bermain dengan alat-alat yang dapat mengagetkan anak-anak

Abu Dawud (no. 5004) meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari โ€˜Abdurrahman bin Abi Laila, dia berkata,

ุญุฏุซู†ุง ุฃุตุญุงุจ ู…ุญู…ุฏ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฃู†ู‡ู… ูƒุงู†ูˆุง ูŠุณูŠุฑูˆู† ู…ุน ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูู†ุงู… ุฑุฌู„ ู…ู†ู‡ู… ูุงู†ุทู„ู‚ ุจุนุถู‡ู… ุฅู„ู‰ ุญุจู„ ู…ุนู‡ุŒ ูุฃุฎุฐู‡ ููุฒุน ูู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… : ู„ุง ูŠุญู„ ู„ู…ุณู„ู… ุฃู† ูŠุฑูˆุน ู…ุณู„ู…ุง

โ€œPara sahabat Muhammad Shallallahu โ€˜alaihi wasallam menyampaikan kepada kami bahwa mereka melakukan perjalanan bersama Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam, lalu salah seorang di antara mereka tidur dan yang lainnya mendatanginya dan menarik tali yang ada padanya sehingga dia merasa kaget, kemudian Rasulullah Shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda, โ€˜Tidak halal seorang muslim mengagetkan muslim yang lainnyaโ€™โ€.

3. Bermain dengan dadu, domino atau sejenisnya

Dari Buraidah radhiyallahu โ€˜anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda,

ู…ู† ู„ุนุจ ุจุงู„ู†ุฑุฏุดูŠุฑ ููƒุฃู†ู…ุง ุตุจุบ ูŠุฏู‡ ููŠ ู„ุญู… ุฎู†ุฒูŠุฑ ูˆุฏู…ู‡

โ€œSiapa saja yang bermain dadu, maka seakan-akan dia telah mencelupkan tangannya ke dalam daging dan darah babiโ€. (HR. Muslim).

4. Permainan yang menjadi sarana perjudian dan lotre

Allah Taโ€™ala berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 90 dan 91,

ูŠุฃูŠู‡ุง ุงู„ุฐูŠู† ุกุงู…ู†ูˆุง ุฅู†ู…ุง ุงู„ุฎู…ุฑ ูˆุงู„ู…ูŠุณุฑ ูˆุงู„ุฃู†ุตุงุจ ูˆุงู„ุฃุฒู„ุงู… ุฑุฌุณ ู…ู† ุนู…ู„ ุงู„ุดูŠุทุงู† ูุงุฌุชู†ุจูˆู‡ ู„ุนู„ูƒู… ุชูู„ุญูˆู†

ุฅู†ู…ุง ูŠุฑูŠุฏ ุงู„ุดูŠุทุงู† ุฃู† ูŠูˆู‚ุน ุจูŠู†ูƒู… ุงู„ุนุฏุงูˆุฉ ูˆุงู„ุจุบุถุงุก ููŠ ุงู„ุฎู…ุฑ ูˆุงู„ู…ูŠุณุฑ ูˆูŠุตุฏูƒู… ุนู† ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ูˆุนู† ุงู„ุตู„ูˆุฉ ุตู„ู‰ ูู‡ู„ ุฃู†ุชู…

ู…ู†ุชู‡ูˆู†

โ€œHai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkurban) untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu dengan minuman keras dan judi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu)โ€.

5. Tidak boleh menggantungkan lonceng di leher anak

Dari Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu, Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda,

ุงู„ุฌุฑุณ ู…ุฒุงู…ูŠุฑ ุงู„ุดูŠุทุงู†

โ€œSesungguhnya lonceng adalah serulingnya syaitanโ€. (HR. Muslim).

Beliau juga bersabda di dalam hadits yang lain, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu

ู„ุง ุชุตุญุจ ุงู„ู…ู„ุงุฆูƒุฉ ุฑูู‚ุฉ ููŠู‡ุง ูƒู„ุจ ูˆู„ุง ุฌุฑุณ

โ€œPara malaikat tidak akan menemani sebuah perkumpulan yang di dalamnya ada anjing dan loncengโ€. (HR. Muslim).

6. Permainan yang dapat menyakiti wajah

Rasulullah Shallallahu โ€˜alaihi wasallam melarang umatnya memukul wajah,

ุฅุฐุง ู‚ุงุชู„ ุฃุญุฏูƒู… ุฃุฎุงู‡ ูู„ูŠุฌุชู†ุจ ุงู„ูˆุฌู‡

โ€œJika salah seorang di antara kalian berkelahi dengan saudaranya, maka jauhilah (dari memukul) wajahโ€. (HR. Muslim).

7. Bermain dengan alat musik

Al Bukhari meriwayatkan di dalam shahihnya dari Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda,

ู„ูŠูƒูˆู†ู† ู…ู† ุฃู…ุชูŠ ุฃู‚ูˆุงู… ูŠุณุชุญู„ูˆู† ุงู„ุญุฑ ูˆุงู„ุญุฑูŠุฑ ูˆุงู„ุฎู…ุฑ ูˆุงู„ู…ุนุงุฒู

โ€œAkan datang pada umatku kelak suatu kaum yang menghalalkan perzinaan, sutera, khamr dan alat musikโ€.

8. Memahat dan menggambar makhluk hidup yang bernyawa

Hal ini agar anak-anak tidak tumbuh di atasnya dan tidak menggandrunginya karena hadits yang melarang perbuatan ini sangat banyak, di antaranya yaitu hadits Abdullah bin Masโ€™ud radhiallahuโ€™anhu, beliau berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi wasallam bersabda:

ุฅู†ู‘ูŽ ุฃุดุฏู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุนุฐุงุจู‹ุง ุนู†ุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูˆู…ูŽ ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉู ุงู„ู…ุตูˆู‘ูุฑูˆู†ูŽ

โ€œOrang yang paling keras adzabnya di hari kiamat, di sisi Allah, adalah tukang gambarโ€ (HR. Bukhari no. 5950, Muslim no. 2109).

Namun yang terlarang adalah menggambar dan memahat gambar makhluk bernyawa. Adapun memainkan gambar atau mainan makhluk bernyawa yang sudah ada, para ulama memberikan kelonggaran untuk hal ini bagi anak-anak. Mereka berdalil dengan hadits dari Aisyah radhiallahuโ€™anha, ia berkata:

ู‚ูŽุฏูู…ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุบูŽุฒู’ูˆูŽุฉู ุชูŽุจููˆูƒูŽ ุฃูŽูˆู’ ุฎูŽูŠู’ุจูŽุฑูŽ ูˆูŽููู‰ ุณูŽู‡ู’ูˆูŽุชูู‡ูŽุง ุณูุชู’ุฑูŒ ููŽู‡ูŽุจู‘ูŽุชู’ ุฑููŠุญูŒ ููŽูƒูŽุดูŽููŽุชู’ ู†ูŽุงุญููŠูŽุฉูŽ ุงู„ุณู‘ูุชู’ุฑู ุนูŽู†ู’ ุจูŽู†ูŽุงุชู ู„ูุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ู„ูุนูŽุจู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ : ู…ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ูŠูŽุง ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉู. ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ุจูŽู†ูŽุงุชูู‰. ูˆูŽุฑูŽุฃูŽู‰ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู†ู‘ูŽ ููŽุฑูŽุณู‹ุง ู„ูŽู‡ู ุฌูŽู†ูŽุงุญูŽุงู†ู ู…ูู†ู’ ุฑูู‚ูŽุงุนู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ : ู…ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ุฃูŽุฑูŽู‰ ูˆูŽุณู’ุทูŽู‡ูู†ู‘ูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ููŽุฑูŽุณูŒ. ู‚ูŽุงู„ูŽ : ูˆูŽู…ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู. ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ุฌูŽู†ูŽุงุญูŽุงู†ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ : ููŽุฑูŽุณูŒ ู„ูŽู‡ู ุฌูŽู†ูŽุงุญูŽุงู†ู. ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ุฃูŽู…ูŽุง ุณูŽู…ูุนู’ุชูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู„ูุณูู„ูŽูŠู’ู…ูŽุงู†ูŽ ุฎูŽูŠู’ู„ุงู‹ ู„ูŽู‡ูŽุง ุฃูŽุฌู’ู†ูุญูŽุฉูŒ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ููŽุถูŽุญููƒูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ู†ูŽูˆูŽุงุฌูุฐูŽู‡ู

โ€œRasulullah Shallallahu โ€˜alaihi wasallam baru tiba dari perang Tabuk atau Khaibar. Ketika itu kamar โ€˜Aisyah ditutup dengan sebuah tirai. Ketika ada angin yang bertiup, tirai itu tersingkap hingga mainan-mainan boneka โ€˜Aisyah terlihat. Beliau lalu bertanya: โ€œWahai โ€˜Aisyah, ini apa?โ€. โ€˜Aisyah menjawab, โ€œIni anak-anakkuโ€. Lalu beliau juga melihat di antara mainan tersebut ada yang berbentuk kuda yang mempunyai dua sayap yang ditempelkan dari tambalan kain. Nabi lalu bertanya: โ€œLalu apa ini yang aku lihat di tengah-tengah?โ€. โ€˜Aisyah menjawab, โ€œIni kudaโ€. Nabi bertanya lagi: โ€œLalu apa yang ada di atas kuda tersebut?โ€. โ€˜Aisyah menjawab, โ€œIni dua sayapnyaโ€. Nabi bertanya lagi: โ€œApakah kuda punya dua sayap?โ€. โ€˜Aisyah menjawab, โ€œTidakkah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang punya banyak sayap?โ€. โ€˜Aisyah lalu berkata, โ€œNabi lalu tertawa hingga aku dapat melihat giginya gerahamnyaโ€ (HR. Abu Daud no. 4932, dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Takhrij Al Misykah [3/304], dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

Dalam hadits ini, Aisyah yang ketika itu masih anak-anak memiliki mainan yang berbentuk manusia dan hewan, namun Nabi Shallallahuโ€™alaihi wasallam tidak melarangnya. Menunjukkan adanya kelonggaran untuk anak-anak dalam masalah gambar makhluk bernyawa. Dalam Mausuโ€™ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah (12/112) disebutkan, โ€œMayoritas ulama dalam pelarangan gambar makhluk bernyawa mengecualikan gambar dan patung untuk mainan anak-anak wanita. Ini merupakan pendapat madzhab Malikiyyah, Syafiโ€™iyyah dan Hanabilah. Dan dinukil dari Al Qadhi โ€˜Iyadh bahwa pendapat yang membolehkan adalah pendapat jumhur ulamaโ€.

Sebagai orangtua, kita perlu menjaga fitrah bermain pada anak dengan mengarahkannya pada permainan yang mubah dan menjaga serta menjauhkan mereka dari permainan yang Allah larang dan haramkan.

Wallahu a’lam.

Penulis: Penulis Atma Beauty Muslimawati

***

Referensi: Anakku! Sudah Tepatkah Pendidikannya? (Terjemah), Syaikh Musthafa Al-โ€˜Adawi, cetakan Pustaka Ibnu Katsir, Bogor

 

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Atma Beauty Muslimawati

Atma Beauty Muslimawati

Artikel Terkait

Parenting Islami (Bag. 14): Bersyukur kepada Allah Taโ€™ala, Apapun Jenis Kelamin Sang Anak

oleh M. Saifudin Hakim
23 Maret 2017
0

Baca pembahasan sebelumnya: Parenting Islami (Bag. 13) Hendaklah setiap orang tua bersyukur dan ridha dengan rizki yang telah Allah Taโ€™ala...

Ketika Sang Buah Hati Beranjak Dewasa (Bag. 2)

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
24 Januari 2009
23

Metode pendidikan seksual anak Wahai Ibu... tentunya kita telah mengetahui bahwa Islam adalah ajaran yang paling agung dan sempurna, maka...

Anak Tidak Percaya Diri

oleh Ummu Sa'id
26 Juni 2011
12

Banyak diantara anak-anak kita atau bahkan diri kita sendiri tertimpa rasa tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri yang berlebihan...

Artikel Selanjutnya

Kisah Tragis Penggila Harta

Komentar 5

  1. Ummu Huda says:
    3 tahun yang lalu

    Alhamdulillah, sangat bermanfaat.

    Balas
  2. Ratna Juwita says:
    3 tahun yang lalu

    Assalamualaikum. Baarakallahu fiik. Afwan, izin bertanya.. Kalau catur masuk ke mana ya Ustadzah?
    Jazaakillahu khairan..

    Balas
  3. pacifaaa says:
    3 tahun yang lalu

    Terimakasih banyak ust, sangat jelas pembahasannya

    Balas
  4. mas dayat says:
    3 tahun yang lalu

    terimakasih ust, jadi paham soal ini

    Balas
  5. Mulyadi says:
    2 tahun yang lalu

    Bagimana dg permainan lato2, apakah terkena hukum haram?

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

ยฉ 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

ยฉ 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.