Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Adab Menyambut Tamu

Deni Putri Kusumawati oleh Deni Putri Kusumawati
5 Januari 2021
di Adab dan Doa
0
Share on FacebookShare on Twitter

Islam adalah agama yang sempurna yang mengajarkan kebaikan kepada manusia dalam setiap aspek kehidupan. Demikian juga dalam bermuamalah dengan sesama manusia, diajarkan banyak sekali adab-adab yang mulia dalam agama Islam ini. Di antaranya adalah adab yang dituntunkan tatkala menerima tamu.

Di antara adab-adab yang mulia dalam menerima tamu adalah sebagai berikut.

Pertama: Membukakan pintu sebelum datangnya tamu

Dalam Al Qur’an, Allah Ta’ala berfirman,

حتى اذا جاءوها وفتحت ابوابها

Donasi Muslimahorid

“Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka.” (QS. Az-Zumar: 73)

Dalam ayat tersebut, Allah memuliakan hamba-Nya yang beriman dengan membukakan pintu-pintu surga sebelum mereka tiba. Ayat ini mengajarkan adab dalam menerima tamu, yaitu membukan pintu untuk mereka.

Kedua: Mengutamakan tamu

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Suatu ketika seorang laki-laki menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya mengadukan, ‘Wahai Rasulullah, aku tertimpa kelaparan.’ Beliau pun mengutus seseorang kepada istri-istrinya. Sayangnya utusan tersebut tidak mendapatkan sesuap makanan pun. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Adakah yang berkenan menjamunya malam ini? Semoga Allah merahmatinya.’ Berdirilah seorang laki-laki dari Anshar sambil mengatakan, ‘Aku wahai Rasulullah.’ Ia pun pergi mendatangi keluarganya dan berpesan kepada istrinya, ‘Ini adalah tamu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Janganlah engkau mengecewakannya sedikit pun.’ Sang istri pun merespon, ‘Demi Allah, aku tidak memiliki apa-apa selain makanan untuk anak-anak.’ Laki-laki itu memberi solusi, ‘Jika anak-anak ingin makan malam, maka tidurkanlah mereka. Lalu kemarilah dan matikanlah lampu. Malam ini kita tidur dengan perut kosong.’ Akhirnya istrinya pun melakukannya. Pagi harinya, laki-laki itu kembali bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun menyampaikan kabar gembira, ‘Sungguh Allah takjub atau tertawa karena perbuatan Fulan dan Fulanah.’ Lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat,

ويؤثرون على انفسهم ولو كان بهم خصاصة

“Dan mereka (Anshar) mengutamakan (Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.” (QS. Al-Hasyr: 9)

Kisah tersebut memuat motivasi untuk memuliakan serta memprioritaskan tamu ketimbang diri sendiri sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat tersebut kepada tamu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketiga: Menyambut tamu dengan baik

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu menyampaikan, “Tatkala rombongan ‘Abdul Qais tiba di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mengucapkan,

مرحبا بالوفد الذين جاءوا غير خزايا ولا ندامى

“Selamat datang para utusan yang datang tanpa penghinaan dan penyesalan.” (HR. Bukhari no. 6176 dan Muslim no. 17).

Dalam hadits di atas, Nabi memberikan keteladanan dalam menyambut tamu yakni dengan mengucapkan selamat datang serta kalimat yang baik.

Keempat: Menjamu serta memuliakan tamu

Dari Abu Syuraih Al-Ka’bi radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقل خيرا او ليصمت، و من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليكرم جاره، من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليكرم ضيفه، جائزته يوم وليلة وضيافته ثلاثة ايام فما كان بعد ذلك فهو صدقة. ولا يحل له ان يثوي عنده حتى يحرجه

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tamunya. Jamuan yang wajib yaitu sehari semalam. Sedangkan hak bertamunya adalah tiga hari. Adapun selebihnya maka itu sedekah. Tidak halal bagi tamu untuk tinggal di rumah pemiliknya hingga membuat tuan rumah merasa susah.” (HR. Bukhari no. 5670 dan Muslim no. 3255)

Hadist tersebut menjelaskan bahwa memuliakan tamu termasuk tanda keimanan. Tuan rumah hendaknya menghidangkan jamuan yang istimewa di hari pertama kemudian menyuguhkan makanan yang biasa ia makan di tiga hari berikutnya. Sedangkan tamu mestinya tidak menginap lebih dari tiga hari sehingga akan membuat tuan rumah merasa terganggu dan tidak nyaman.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Wallahu a’lam.
***

Penulus: Ummu Fathimah

Referensi: Al-La-ali Bahiyyah Syarah Shahih Al-Adab Al-Islamiyyah jilid 2 karya Syaikh Khalid bin Mahmud Al-Juhani, penerbit Darut Taqwa, tahun 1436 H, Mesir, hal. 25-37

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Deni Putri Kusumawati

Deni Putri Kusumawati

Artikel Terkait

Faedah Dzikir (Bagian 2)

oleh Ummu Sa'id
7 April 2012
5

Dzikir adalah tanaman surga. Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ قَالَ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحمْدِهِ ، غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ...

Hukum Menjual serta Memakai Sendal atau Sepatu yang Padanya Terdapat Tulisan Menyerupai Lafadz “Allah”

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
10 Juni 2013
1

Ditemukan sebagian sepatu yang padanya terdapat tulisan yang menyerupai lafadz الله , penanya berkata: Dan aku menghadirkan sepatu sepatu ini...

Akhlak Mulia Kepada Khaliq dan Makhluq

oleh Umi Farikhah
31 Agustus 2011
10

Duhai saudariku muslimah-semoga Allah merahmatiku dan juga kalian semua-, istilah akhlak mulia bukanlah hal asing bagi kita. Hal itu karena...

Artikel Selanjutnya

Kenapa Masuk Islam?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.