Saudariku, bagaimanakah sikapmu tatkala menghadapi musibah yang amat berat?
Mari kita ambil keteladanan dalam kesabaran dari kisah Ummu Sulaim, istri Abu Thalhah, berikut ini.
Suatu hari anak Abu Thalhah menderita sakit. Namun, karena ada keperluan mendesak, Abu Thalhah terpaksa meninggalkan buah hatinya tersebut. Di tengah kepergiannya, ajal menjemput sang anak. Lantas jenazahnya segera diurus dan dikebumikan oleh keluarganya tanpa kehadiran sang bapak. Selesai dimakamkan, Ummu Sulaim berpesan kepada anggota keluarganya agar tidak ada yang memberitahukan berita kematian anaknya melainkan dirinya.
Selang beberapa waktu, Abu Thalhah pulang ke rumah di waktu malam.
“Bagaimana keadaan anak kita?” tak sabar dia ingin mengetahui kondisi anaknya.
“Dia sekarang lebih tenang dibanding sebelumnya.” jawab Ummu Sulaim menenangkan.
Ummu Sulaim segera melayani suaminya untuk makan malam. Mereka pun santap malam dengan nikmatnya. Seusai makan, Ummu Sulaim bersolek melebihi malam-malam sebelumnya. Jadilah malam itu mereka lalui dengan hubungan intim layaknya suami istri.
Tatkala suaminya telah puas dengan pelayanan terbaiknya, Ummu Sulaim mulai mengajukan pertanyaan kepada suaminya, “Bagaimana pendapatmu jika seseorang meminjamkan barang kepada orang lain, kemudian suatu saat orang tersebut ingin mengambilnya kembali, apakah layak orang yang dipinjami menolaknya?”
“Tentu tidak layak.” jawab Abu Thalhah mantap.
“Ingatlah bahwa anakmu adalah titipan Allah dan Dia telah mengambilnya.” Ummu Sulaim pun menyampaikan kabar duka tersebut.
“Mengapa engkau baru memberitahuku sekarang?!” Abu Thalhah tak kuasa menahan amarahnya.
Pagi itu juga Abu Thalhah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengadukan perlakuan istrinya.
Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam balik bertanya, “Apakah di malam itu kalian sempat berhubungan?”
“Ya.” jawab Abu Thalhah.
“Semoga Allah memberkahi malam kalian itu”, doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetujui sikap Ummu Sulaim yang tabah dalam menghadapi cobaan. Bahkan beliau mendoakan keberkahan untuk malam tersebut.
Akhirnya, Ummu Sulaim pun hamil. Setelah melahirkan, sang anak diberi nama ‘Abdullah.
Diriwayatkan bahwa ‘Abdullah ini nantinya memiliki sembilan anak yang semuanya hafal Al-Qur’an.
Inilah di antara buah kesabaran. Allah berikan ganti atas musibah yang menimpa dengan yang lebih baik.
***
Referensi: Kisah Wanita Teladan, karya Abdullah Haidir, cetakan Kantor Dakwah Sulay, cetakan ketiga, tahun 1433 H, Riyadh, hal. 7-9
Penulis: Ummu Fathimah
Artikel Muslimah.or.id