[baca artikel sebelumnya: Keutamaan Mempelajari Nama dan Sifat Allah (1)]
Kemuliaan ilmu berkenaan dengan nama dan sifat Allah yang berikutnya adalah sebagai berikut:
Keenam: Pengetahuan mengenai Allah Ta’ala merupakan pondasi segala sesuatu. Bahkan seseorang yang benar-benar mengenal-Nya akan mampu berargumen dengan sifat maupun perbuatan-Nya yang ia ketahui terhadap hukum yang Dia tetapkan dan syariatkan. Sebab, Allah Subhanahu tidaklah melakukan sesuatu melainkan sesuai dengan nama serta sifat-Nya. Perbuatan-Nya berkisar antara keadilan, keutamaan, dan hikmah. Oleh karena itu, Allah tidak memutuskan suatu hukum syari, kecuali pasti selaras dengan kesempurnaan, hikmah, keluhuran, dan keadilan-Nya. Semua firman-Nya benar dan jujur. Setiap perintah dan larangan-Nya adil nan bijak.
Karenanya, seseorang hendaknya mentadaburi Kitabullah, nama, sifat, dan perbuatan-Nya yang diperkenalkan kepada hamba-Nya melalui perantara lisan para Rasul-Nya, serta sifat yang tidak pantas dan tidak layak bagi-Nya yang disucikan dari-Nya. Kemudian ia merenungi peristiwa dan sikap-Nya terhadap para kekasih maupun musuh-Nya yang dikisahkan dan dikemukakan kepada hamba-Nya. Supaya ia menyadari bahwa Dia-lah sesembahan yang Haq lagi Jelas yang ibadah tidak boleh ditujukan kecuali untuk-Nya. Ia pun meyakini bahwa Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, Maha Mengetahui semuanya, Maha Keras Siksaan-Nya, Maha Pengampun lagi Penyayang, Maha Perkasa nan Bijaksana, Maha Melakukan apapun yang Dia kehendaki.
Rahmat dan ilmu-Nya meliputi segala hal, serta semua perbuatan-Nya berporos di antara hikmah, kasih sayang, keadilan, dan maslahat, serta tidak keluar sedikit pun darinya. Apabila seorang hamba mencermati itu semua, tentu akan mewariskan peningkatan keyakinan, kekuatan iman, kesempurnaan tawakal, serta totalitas dalam menghadap Allah.
Ketujuh: Mengenal Allah, nama, dan sifat-Nya merupakan perniagaan yang sangat menguntungkan. Di antara profitnya ialah tenangnya jiwa, tentramnya hati, serta lapangnya dada. Di hari akhirat kelak, ia akan menghuni surga Firdaus, memandang wajah Allah yang mulia, sukses meraih ridha-Nya, dan selamat dari amarah maupun adzab-Nya. Apabila hati merasa mantap bahwa Allah satu-satunya Ilah, sesembahan, raja diraja, sekaligus tujuan kembalinya, maka ia akan optimal dalam menghadap Allah, sungguh-sungguh serta antusias dalam mencapai kecintaan-Nya, berharap kepada-Nya, serta mengerjakan amalan yang diridhai-Nya.
Kedelapan: Berilmu tentang nama dan sifat Allah akan menjaga seseorang dari ketergelinciran, membangkitkan dari keterjatuhan, membuka gerbang harapan, membantu dalam kesabaran. Juga menjauhkan dari kelemahan dan kemalasan, mendorong dalam ketaatan dan ibadah, menakut-nakuti dari maksiat dan dosa, menghibur dari musibah dan rasa sakit, membentengi dari setan, melahirkan cinta dan kasih sayang, memotivasi dalam kedermawanan dan kebaikan, serta buah serta pengaruh positif lainnya.
Demikianlah sejumlah aspek yang membuktikan keutamaan ilmu mengenai nama dan sifat-Nya serta besarnya kebutuhan seorang hamba terhadap ilmu tersebut. Bahkan, tiada hajat yang lebih mendesak bagi seseorang melebihi keperluannya untuk mengenal Rabb, Pencipta, Penguasa, Pengatur urusan, serta Penetap kadar rizkinya. Semuanya membutuhkan Allah, bahkan dalam sekejap mata pun. Tiada keshalihan dan kesucian melainkan dengan mengenal, menyembah, lagi beriman kepada-Nya semata.
Oleh sebab itu, kadar kebajikan serta hak pujian dan sanjungan bagi seorang hamba selaras dengan ilmunya tentang Rabb-nya dan amalnya berupa ucapan yang benar maupun perbuatan yang baik yang akan mendatangkan ridha-Nya serta mendekatkan kepada-Nya.
***
Diterjemahkan dari Fiqh al-Asma’ al-Husna karya Syaikh ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdul Muhsin al-Badr, penerbit Dar at-Tauhid, tahun 1430 H, hlm. 26-27.
Penulis: Ummu Fathimah
Artikel Muslimah.or.id