Melanjutkan pembahasan sebelumnya, tanda-tanda diterimanya amal berikutnya adalah,
Keempat : Sucinya Hati
Termasuk tanda diterimanya adalah yaitu bersihnya hati dari berbagai penyakit dan kotoran. Lalu ia pun kembali mencintai Allah Ta’ala, mengedepankan keridhaan-Nya di atas keridhaan selain-Nya, mendahulukan perintah-Nya dibandingkan perintah selain-Nya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, meninggalkan sifat dengki, benci, dan tidak suka terhadap orang lain. Menyakini bahwa segala urusan ada di tangan Allah sehingga ia pun merasa tentram dan ridha, dan mempercayai bahwa takdir yang meleset darinya tak mungkin menimpanya dan takdir yang menimpanya tak mungkin meleset darinya. Kesimpulannya, ia ridha kepada Allah beserta ketetapan-Nya. Ia pun senantiasa berbaik sangka dengan Rabbnya.
Kelima : Ingat Akhirat
Salah satu ciri diterimanya amal adalah hati yang senantiasa memikirkan akhirat dan merenungkan kondisi ketika ia berdiri di hadapan Allah Ta’ala lalu Allah bertanya kepadanya tentang semua perbuatan yang pernah ia lakukan. Lantas ia pun merasa takut dengan pertanyaan tersebut. Lalu ia mengintrospeksi dirinya mengenai dosa-dosa kecil dan besar yang ia terjang. Pada suatu hari, Fudhail bin ‘Iyadh menanyai seorang laki-laki, “Berapa usia yang telah kau lalui?” Ia pun menjawab, “60 tahun.” Fudhail pun takjub, “Subhanallah, sejak 60 tahun engkau telah menempuh jalan menuju Allah! Sebentar lagi engkau akan sampai tujuan. Ketahuilah, engkau akan dimintai pertanggungjawaban. Maka siapkanlah jawaban atas pertanyaan tersebut.” Laki-laki itu pun bertanya, “Apa yang harus aku perbuat?” Fudhail pun merespon,
????? ???? ????? ?????? ?? ?? ???? ??? ????? ???? ????? ???????? ??? ????? ???? ???
“Berbuat baiklah di sisa umurmu, maka dosamu yang telah lalu akan diampuni. Jika engkau berbuat buruk di sisa umurmu, maka engkau akan dihukum karena dosamu yang telah lalu dan yang akan datang.”
Keenam : Memurnikan Amal karena Allah
Di antara tanda diterimanya amal yakni seorang hamba ikhlas dalam beramal karena Allah dan tidak menyisakan bagian untuk makhluk. Sebab, hakikat makhluk ialah sebatas tanah di atas tanah. Dikatakan kepada salah satu orang shalih terdahulu, “Mari kita ikut mengiringi jenazah ke pemakaman”. Ia pun menjawab, “Bersabarlah, aku ingin menata niatku dulu”. Maksudnya, sebelum melakukan amal shalih yaitu mengiringi jenazah, ia ingin memastikan ia lakukan itu dengan ikhlas.
Hendaknya seseorang memperhatikan niat dan tujuannya, apa yang ia inginkan dari amalnya. Ada seorang laki-laki yang memberikan wejangan di hadapan Hasan Al-Bashri. Kemudian Hasan berkata kepadanya,
?? ???? ?? ??????? ??? ??????? ??? ???? ?????? ????? ??? ???? ???? ??????
“Wahai laki-laki, aku tidaklah bisa mengambil faidah dari nasihatmu. Boleh jadi karena hatiku yang sakit atau dirimu yang tidak ikhlas”.
Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar menerima amal kita dan memberikan kita taufiq untuk beramal dengan ikhlas. Dia lah Dzat yang Maha Kuasa lagi Maha Mampu atas hal tersebut.
**
Diterjemahkan dari https://www.alukah.net/sharia/0/8961/
Penulis: Dr. Bayoumi Isma’il
Penerjemah: Ummu Fathimah
Artikel Muslimah.or.id
Assalaamualaikum wbt Bismillahirrohmaanirrohiim
Mohon share moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin