Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Jeritan Hati Seorang Anak

Isruwanti Ummu Nashifa oleh Isruwanti Ummu Nashifa
17 Juli 2019
di Pendidikan Anak
0
Share on FacebookShare on Twitter

Sebuah surat ditulis seorang anak gadis kepada ibunya, “Ibu, dengan hormat aku sampaikan penghormatanku yang wangi dalam jambangan mawar cinta. Tapi jambangan ini juga membawa setitik celaan disebabkan oleh hubungan kita yang membuatku selalu merasa bahwa aku masih kecil dan belum mampu untuk mengemban tanggung jawab, sehingga menghilangkan rasa percaya diriku dan menambah perasaan lemahku. Sebenarnya yang aku minta agar ibu memberiku kesempatan untuk mencoba menunjukkan identitasku dan menampilkan kemampuanku dalam mengemban tanggung jawab, walau dalam perkara yang paling sederhana sekalipun.

Ibu selalu saja marah saat aku masuk ke dapur untuk melakukan suatu pekerjaan dan menyuruhku keluar supaya aku tidak terbakar, begitu katamu. Mengapa harus begitu wahai ibuku? Aku telah berumur 15 tahun, tapi mesti begitu, kekhawatiran yang terlalu berlebihan padaku membuat aku tidak mampu melakukan suatu pekerjaan sampai sekarang, ini dapat menghilangkan perasaan bertanggungjawab, khususnya pada umur ini. Oleh karena itu, aku berharap ibu mau memahami aku dan jangan memarahi aku dalam masalah-masalah ini supaya aku tidak kehilangan kepercayaan diri dan merasa bahwa aku masih kecil. Anak gadismu yang mencintaimu.” (Dikutip dari Puber Tanpa Gejolak, DR. Akram Ridho, hal. 168-169)

Demikian curahan hati seorang gadis belia dimana dia merasa galau dan tertekan dengan perlakuan ibunya yang tidak memberinya kesempatan untuk mencoba banyak hal yang bermanfaat. Kekhawatiran yang berlebihan dari orang tuanya telah membuat problema besar dalam dirinya, dimana dia diperlakukan sebagaimana anak kecil dengan penuh kemanjaan serta tidak dibimbing dengan penuh kasih sayang untuk belajar bertanggung jawab. Perlakuan over dan cenderung otoriter justru akan membuat jiwanya lemah lantaran berbagai aturan-aturan yang bertentangan dengan perasaan penasaran seorang remaja yang tengah mencari jati dirinya.

Baca juga: Figur Ayah Bagi Anak Perempuan

Lantas bagaimana peran dan sikap bijak orang tua dalam membersamai anak remajanya? Terkadang problematika remaja muncul karena harapan orang tua yang terlalu berlebihan seperti menjadikan anaknya sebagaimana keinginan sepihak orang tua, sukses secara akademik namun tak memberikan kesempatan anak untuk menjadi dirinya sendiri sepanjang masih dalam konteks nilai-nilai Islam. Realitasnya ketika terjadi diskomunikasi dan ketidak-harmonisan antara orang tua dan anak seringkali orang tua memaksakan keinginannya pada anak. Dan happy ending-nya, yang jadi korban seringkali anak mengalami stres, depresi dan gangguan-gangguan mental karena menjalani perintah orang tua yang tak sesuai dengan cita-citanya.

Donasi Muslimahorid

Orang tua harus melakukan pendekatan positif dengan anak, meluangkan waktu bersama sehingga terjalin kedekatan psikis dan fisik. Membuka dialog dengan anak-anak sehingaga mereka merasa nyaman ketika berinteraksi dengan orang tua. Memberinya suport dalam hal-hal positif. Hindari perasaan superioritas sebagai orang tua, sebagai pihak yang merasa selalu benar dan anti kritik. Remaja adalah sebuah fase dimana orang tua harus pandai dan cerdas dalam menaklukkan badai tanpa menyisakan bencana. Mereka sosok-sosok dinamis yang harus dipahami kemauannya, didengarkan keluhannya dan dibedakan karakternya. Orang tua perlu banyak belajar menyelami mereka dan mencari solusi cerdas dari setiap permasalahan yang dihadapinya. Jangan segan-segan melatih kemampuannya, mereka butuh penghargaan agar tumbuh rasa percaya dirinya. Apresiasi ketika mereka melakukan kebaikan dengan baik.

Ibnu Abbas radhiallahu’anhu menceritakan “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di rumah Maimunah, lalu aku menyiapkan air wudhu untuk beliau. Lantas Maimunah memberitahukan, “Abdullah bin Abbas yang menyiapkan air ini untuk engkau.” Beliau pun berdoa, “Yaa Allah, berikanlah kepadanya pemahaman dalam ilmu agama dan ajarkanlah tafsir Al-Qur`an kepadanya.” (HR. Al-Hakim, 3: 534)

Baca juga: Problematika Di Antara Anak-Anak

Banyak riwayat menjelaskan betapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi kepercayaan kepada kaum muda untuk menunjukkan identitas dirinya, sebagaimana Usamah bin Zaid yang menjadi panglima perang saat usianya 18 tahun. Pembiasaan agar anak diberi kesempatan untuk melakukan kebaikan akan bermanfaat untuk kehidupannya kelak.

***

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

Mencetak Generasi Robbani, Ummu Ihsan & Abu Ihsan Al-Atsari, Pustaka Imam Asy-Syafi`i, Jakarta, 2015.

Puber Tanpa Gejolak, DR. Akram Ridha, Qisthi Press, Jakarta, 2005.

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Isruwanti Ummu Nashifa

Isruwanti Ummu Nashifa

Artikel Terkait

Tuntunan Memberi Nama untuk Anak

Tuntunan Memberi Nama untuk Anak (Bag. 5): Nama-Nama yang Makruh

oleh Ummu Sa'id
5 Desember 2010
39

Nama-nama yang makruh untuk diberikan kepada bayi Pertama: Dimakruhkan memberi nama yang mengandung arti keberkahan, kebaikan, atau yang menimbulkan rasa...

Parenting Islami (Bag. 28): Khitan untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan

oleh M. Saifudin Hakim
2 November 2017
0

Khitan itu wajib bagi anak laki-laki dan sunnah untuk anak perempuan

Anak dan Romantika

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
21 Agustus 2016
0

Apakah semua perilaku sang anak yang negatif sebagai sebuah adzab bagi orang tuanya yang telah mengenal Sunnah ketika dewasa?

Artikel Selanjutnya

Cemburu Itu Romantis

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.