Penyusun: Ummu Rumman
Muraja’ah: Ustadz Abu Salman
Suatu ketika seorang akhowat tengah duduk bersama beberapa temannya mengerjakan tugas kuliah. Tak jauh dari mereka, duduk pula seorang teman. Sepertinya ia sedang menunggu kedatangan seseorang. Sang akhowat terheran-heran melihat temannya. Telah satu jam lebih ia duduk tanpa melakukan apapun kecuali ia tampak berkonsentrasi penuh menghafalkan sesuatu yang tertulis dalam kertas yang dipegangnya. Ketika rasa ingin tahunya tak terbendung lagi akhowat tersebut pun bertanya, apakah gerangan yang ia hafalkan? apakah yang tertulis dalam kertas tersebut? Betapa kagetnya ketika ia dapati isi kertas tersebut adalah syair lagu-lagu (musik). Astagfirullah… wal ‘iyyadzubillahi min dzalik.
Ya ukhty, betapa melekatnya musik di kehidupan umat muslim saat ini. Di mana pun, kapan pun, bahkan saat kondisi apapun musik tidak terlepas dari mereka. Ada pendapat yang mengatakan bahwa sesungguhnya musik membantu proses belajar. Orang yang belajar dengan diiringi musik, maka ilmu itu akan lebih mudah terpatri di dalam dirinya. Sebagian lagi menganjurkan kepada wanita yang sedang hamil untuk secara rutin memperdengarkan musik klasik pada usia kehamilan tertentu untuk membantu perkembangan pertumbuhan otak sang jabang bayi. Dan pendapat yang tak kalah jahil adalah perkataan yang menyebutkan bahwa orang-orang yang tidak menyukai musik adalah orang yang kasar hatinya. Subhanallah… Maha suci Allah dari segala apa yang mereka tuduhkan…
Hukum Musik dan Lagu
Allah Ta’ala telah berfirman, “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Luqman: 6) Sebagian besar mufassir (Ulama Ahli Tafsir -ed) berkomentar, yang dimaksud dengan “perkataan yang tidak berguna” dalam ayat tersebut adalah nyanyian. Hasan Al Basri berkata, “Ayat itu turun dalam masalah musik dan lagu.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras dan musik.” (HR. Bukhari dan Abu Dawud). Maksudnya adalah akan datang pada suatu masa di mana beberapa golongan dari umat Islam mempercayai bahwa zina, memakai sutera asli, minum minuman keras dan musik hukumnya halal, padahal semua itu adalah haram. Imam Syafi’i dalam kitab Al Qodho’ berkata, “Nyanyian adalah kesia-siaan yang dibenci, bahkan menyerupai perkara batil. Barangsiapa memperbanyak nyanyian maka dia adalah orang yang dungu, kesaksiannya tidak dapat diterima.”
Ya ukhty, telah jelas haramnya musik dan nyanyian. Maka janganlah engkau menjadi ragu hanya karena banyaknya orang yang menganggap bahwa musik itu halal. “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al-An’am: 116)
Adapun orang-orang yang menyatakan tentang halalnya musik maupun mengatakan tentang berbagai manfaat musik, maka cukuplah kita katakana kepada mereka, apakah engkau mengaku lebih mengetahui kebenaran dan kebaikan daripada Allah dan Rasul-Nya ?
Bingkisan Istimewa untuk Saudariku agar Bersegera Meninggalkan Musik dan Lagu
Ya ukhty, salah satu tanda syukurmu atas nikmat yang diberikan oleh Allah adalah engkau menggunakan nikmat-Nya untuk beribadah kepada-Nya. Serta engkau tidak menggunakan nikmat-Nya untuk bermaksiat kepada-Nya. Ingatlah bahwa tidak ada sesuatu pun nikmat pada dirimu melainkan nikmat itu berasal dari Allah. Maka janganlah engkau gunakan nikmat-nikmat Allah itu untuk sesuatu hal yang tiada berguna terlebih lagi dengan perkara yang telah jelas keharamannya.
Ukhty, engkau telah mengetahui bahwa biasanya kesudahan hidup seseorang itu pertanda dari apa yang dilakukannya selama di dunia, lahir dan batin. Dan diantara tanda seseorang itu husnul khotimah atau su’ul khotimah adalah ucapan yang sering ia ucapkan di akhir hayatnya. Karena itu, demi Allah! Janganlah engkau menganggap remeh masalah musik ini. Engkau mungkin mengatakan, “Ah, aku hanya mendengarnya sekali dua kali saja. aku mendengarnya hanya untuk mengisi waktu senggang atau ketika bosan. Kupikir itu tidak akan berpengaruh pada diriku.” Tahukah engkau ukhty, sesungguhnya pelaku maksiat itu terbiasa karena ia mengizinkan satu dua kali tindakan maksiat. Meskipun hanya sekali dua kali, itu tetaplah maksiat dan bisa mendatangkan murka Allah.
Sekali engkau mendengar atau menyanyikannya, maka sebuah noktah telah kau torehkan pada hatimu. Dan karena telah sekali engkau terlena, engkau pun cenderung melakukannya lagi sehingga makin sulit engkau berlepas diri dari musik dan nyanyian. Dan ketika musik telah menjadi kebiasaan, sungguh dikhawatirkan ia akan menjadi kebiasaan hingga akhir hidup. Betapa sering telinga ini mendengar kisah tentang orang-orang yang mengakhiri hidupnya dengan lantunan musik dan lagu. Mereka tidak bisa mengucapkan syahadat Laailaha illallaah, meski dengan terbata-bata. Justru lantunan musik yang terdengar dari lisan mereka – Na’udzubillahi min dzalik. Meski mungkin mereka pun menginginkan untuk mengucapkan kalimat syahadat, tetapi tenyata lisan mereka terasa ‘berat’ dan telah terlanjur terbiasa dengan musik.
Ukhty, kita memohon pada Allah kesudahan hidup yang baik. Meninggal sebagai muwahid dan syahadat Laailaha illallaah sebagai penutup hidup kita. Aamiin…
Maraji’:
- 70 Fatwa Tentang Al-Qur’an (Abu Anas Ali bin Husain Abu Luz)
- Berbenah Diri untuk Penghafal Al-Qur’an (Dr. Anis Ahmad Kurzun), Majalah As Sunnah, edisi Ramadhan 06-07/ Tahun XI/ 1428H/ 2007M
- Bersanding dengan Bidadari di Surga (Dr. Muhammad bin Ibrahim An-Naim)
- Hukum Musik dan Lagu, Rasa’ilut Taujihaat Al Islamiyyah, 1/ 514 – 516 (Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu)
- Kiat Mengatasi Kendala Membaca dan Menghafal Al-Qur’an (Haya Ar-Rasyid)
***
Artikel www.muslimah.or.id
Semoga Allah memberkahimu wahai Ummu Rumman. Kami tunggu artikel-artikel berikutnya :)
Astagfirulloh….
aku masih mendengarkan lagu2, walau calon suamiku sudah melarangnya…
Ya Alloh…jauhkanlah aku dari perbuatan maksiat
Amiien…
( aku boleh izin copy artikelnya ya ukhti…)
Jazakumulloh….
Saya dulu pecinta musik dan lagu, begitu saya mempelajari ilmu ini lebih lanjut, sulit buat saya meninggalkannya, berbagai cara saya coba, akhirnya hanya satu cara inilah yang menolong saya pada akhirnya, saya singkirkan semua tape dan radio, dan kaset kasetnya dari rumah saya. alhamdulillah…… Insyaalloh saya bisa melupakannya…
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Saya benar2 terkejut ketika membaca artikel ini…karena saya adalah pecinta musik…yang benar2 tergantung dengan musik…
tapi setelah membaca artikel ini saya jadi takut..
Apakah semua jenis musik itu diharamkan??
Termasuk nasyid??
artikel bagus…
lebih mantap jika dilengkapi dalil aqli, rasio dan fakta lapangan. Saudara2 kita tidak semuanya siap tunduk thd dalil naqli. Maklum…subhat dan syahwat kian merajalela.
Barokumullahu fiikum…
Tpi kenapa ya?saya koq ngerasa nyaman kalo dengeri musik.kayaknya tuh asyik bget.skrg seh saya jg masih bgung.saya musti gmana dong?ap hati saya sudah tertutup?
Nyaman mendengarkan musik? Percayalan saudariku… itu SEMU! MAYA! Kata2 puitis dalam lagu, kadang2 terasa “GUE BANGET”… tapi mana bisa dibandingkan dengan KATA2 (wahyu) Allah dalam Al-Quran?
Seorang sahabatku menikah dengan seorang lelaki hanif yang sangat lekat dengan puasa2 sunat, shalat malam dan mengaji dll, tetapi sang suami sangat menyukai lagu.
Lama kelamaan kecintaannya pada Al Quran tergeser oleh lagu. Bahkan rumah tangga mereka hampir goncang karenanya!!!
Tekanan dunia kerja seringkali membuat stress, di saat demikian lagu menjadi penghibur hati. Dimulai dari mendengarkan lagu2, kemudian ingin menyanyi dan pergi bersama kawan lelaki berkaraoke. Selanjutnya… mereka menyadari suara tenor & bass saja tidak asik, diperlukan suara2 perempuan agar koor lebih indah. Akhirnya pergilah mereka dengan para teman perempuan. Selanjutnya…
Dua orang berlainan jenis kelamin yang menyimak kalam Illahi, akan tepekur sujud dan tertunduk malu, lalu berusaha menjauhi maksiat. Tetapi dua orang berlainan jenis (bukan mahram) yang sibuk menyimak dan menyanyikan lagu… saling pandang (tanpa malu), merasa dunia begitu romantis (begitulah setan menipu), semakin dekat dengan maksiat, semakin mendekati zina.
TERNYATA AL QURAN DAN MUSIK TIDAK BISA BERPADU DALAM SATU HATI.
Pilih salah satu, Al Quran atau musik.
Segala yang dilarang bagi kita, itu adalah utk kebaikan kita juga. Jadi… kenapa berat untuk meninggalkannya.
NB: Sukur Alhamdulillah sang suami kini telah sadar (cukuplah hal tsb menjadi pelajaran bagi kita, tanpa hrs mengalaminya).
Awalnya memang sulit utk meninggalkan musik … apalagi kenyataan di lapangan, kita sangat sulit utk menemukan tempat yg benar2 terbebas dari musik
maka yg terpenting adalah TEKAD YG KUAT dan HARUS MAU MEMAKSA DIRI kita sendiri
Mulailah saat ini jg .. buatlah Komitmen pd diri sendiri … dan Mohonlah Pertolongan kpd Allah …
sprt yg dilakukan ukhti Nisa, singkirkan jauh2 segala hal yg m’buat kita dekat kpd musik, misal kaset, majalah, dll .. singkirkan rasa berat hati … dan hilangkan semua kesempatan yg bisa m’buat kita dg mudah kembali m’gunakan benda2 tersebut
dan yg perlu kita perhatikan pula,, jangan sampai barang2 tersebut justru malah dimanfaatkan oleh org lain (yg akan digunakan org tersebut utk m’dengarkan musik)
kemudian ktk ada yg menyetel musik … dan syaithan mulai m’goda … tutup rapat2 telinga anda … atau sibukkan diri anda dg hal yg lain. katakanlah pd diri sendiri, “Aku tak mau lagi m’dengar musik. Selamanya!!!”
Cara terbaik utk membebaskan diri dr musik adlh dg m’nyibukkan diri dg Al Qur’an. baik dg m’baca, m’tadaburi, m’hafalkan … serta mengamalkannya.
ukhty, mungkin ini adlh sebuah p’jalanan yg panjang dan m’lelahkan … tapi, ana yakin …
ketika engkau telah berhasil menyibukkan dirimu dg Al Qur’an … telah dapat menikmati keindahan Kalamullah … maka engkau takkan pernah mau m’lepaskannya, insya Alloh …
Semoga Alloh Memudahkanmu … aamiin
bagaimana dengan nasyid ya ukhti?
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
ana mau tanya..
gmn kalo musik nasyid ? apakah juga haram hukumnya ?
bukan kah nasyid jg bs mengingatkan kita sama Alloh ?
dan apakah memang dijaman rosululloh tsb benar2 tidak ada suara musik sama sekali ?
Jazakumulloh Khoiron Katsiran atas jawabanya.. :)
Wassalamu’alaiakum Warohmatullohi Wabarokatuh
Subhanallah…
makin dalam ilmunya…
makin cantik tampilannya…
ukhty….,
bagaimana pendapat anti mengenai nasyid?
bukankah salah satu cara efektif menarik hati muslim ammah adalah dengan mengalihkan kesukaannya terhadap musik “biasa” ke nasyid?
mohon jawabannya dikirim ke email saya.
jazakillah khoyr….
untuk saudara Vanilla. tentang nasyid yang bisa mengingatkan kita pada Allah…
di zaman Imam As Syafi’i nasyid untuk tujuan semacam ini baru mulai muncul. beliau mengatakan ketika hendak meninggalkan Baghdad dan pindah ke Mesir: “ketika aku tinggalkan baghdad ada beberapa orang yang memiliki kebiasaan Nasyid, menyebutnya dengan At Tagbiir.” dan beliau mencelanya.
Imam Ahmad pernah ditanya oleh muridnya tentang Nasyid untuk tujuan mengingat Allah. Beliau menjawab dengan tegas: “BID’AH.”
satu kaidah yang layak untuk selalu kita ingat: Ibadah mutlak harus berdasarkan aturan syari’at. bukankah mengingat Allah merupakan ibadah?? Apakah nasyid termasuk bagian dalam aturan yang bisa digunakan untuk sarana Ibadah.
orang kafir Musyrikin quraisy ketika di ka’bah, mereka thawaf dan beribadah kepada Allah sambil bersiul dan betpuk tangan. mereka menganggap ini adalah cara untuk mengingat Allah. tapi..apa komentar Allah tentang perbuatan mereka…bisa anti lihat surat Al Anfal 35.
baarakallahu fiik
nasyid = musik Islami? ini syubhat yg dihembuskan oleh syaitan shg kita akan tertipu olehnya, hari demi hari kita habiskan utk menghafal nasyid, meninggalkan menghafal Alquran & hadits, malas utk menuntut ilmu & menghadiri majelis ilmu, tetapi bgtu mendengarkan senandung nasyid hati terasa “tentram”, subhat yg dihembuskan syaitan sdh masuk ke dalam jiwanya…………….
Assalamu’alaikum…
Alhmdulillah…ana skrg dah bs mninggalkan musik..skalipun itu nasyid…mmg awal2 trasa berat…lm2 akhirnya trbiasa jg..hidup tnpa musik.
Musik adalah tradisi dan jalannya orang-orang celaka yang melupakan dari jalan Alloh dan mengingat Alloh. Tidak ada manfaatnya sama sekali. Saya dulu pecinta berat musik, memang sulit untuk meninggalkan butuh semangat dan tekad kuat untuk meninggalkannya. Tapi alhamdulillah sekarang dah bisa melupakannya.
Maka bagi yang belum kecanduan mending jauhi sekarang juga, yang sudah kecanduan, mungkin salah satu cara untuk menghilangkannya tanamkan selalu sikap anti terhadap orang kafir dan kebiasaan2 mereka dan berjihad untuk selalu melawan bisikan nafsu untuk mendengarkan musik dan lagu. Apakah kita mau dikumpulkan bersama mereka di neraka hanya gara-gara kesamaan dalam mencintai musik. Karena orang yang menyerupai suatu kaum akan menjadi golongannya.
Semoga Alloh menguatkan iman kita. Amin
Bahkan sebagian orang sampai berkata “Tak bisa hidup tanpa musik”. La haula wala quwwata illa billah. Hidup dan mati di tangan Al Khaliq. Perkataan ini sungguh batil bahkan bisa menjerumuskan ke dalam kesyirikan.
Assalamu’alaykum,
Saya sedang proses untuk menghindari mendengarkan lagu2 yg konon dahulu kala amat sangat saya gandrungi, bahkan hingga saya dapat memainkan alat musik gitar…
Sungguh amat sulit…
Apalagi dengan lingkungan yang saya hadapi…
Namun, sempat saya baca artikel di al-manhaj.or.id bahwa mendengarkan nasyid tidak dilarang, namun tidak boleh berlebihan…
Sekedar sharing, karena kondisi saya yg setiap hari berada didalam kemacetan lalu lintas, untuk menghilangkan kesunyian cara saya mengalihkannya adalah dengan :
1. Menyetel radio Rodja 756 FM yang berisikan murottal dan kajian2 ilmiah yang TOP bangets. Jujur saya jatuh hati dengan manhaj salaf lewat kajian ilmiah diradio ini. Terlalu seringnya saya mendapatkan hidayah ilmu melalui radio ini (promosi bangets yak?) membuat saya betah didalam kemacetan lalu lintas jakarta…
Dikantorpun, saya bisa mendengarkan lewat website…
Sungguh kenikmatan mendengarkan radio Rodja amat luar biasa menghipnotis saya untuk berpaling dari musik2 yang dulu saya gandrungi… (walaupun masih ada 1-3 lagu yg membuat saya terhipnotis…. semoga Allah segera menyelamatkan saya…. yupz… proses ini baru saya lakukan sejak 2bulan terakhir…maklum baru hijrah…)
2. Karena sinyal radio Rodja tidak dapat ditangkap diseluruh jabodetabek (entah kenapa, mungkin karena AM, jadi terkadang sinyal akan berkurang dijalan2 tikus yg sering saya lewati) … saat2 inilah saya mendengarkan CD murottal dan tausiyahnya…
3. Jika ingin suasana beda, maka saya menyetel Nasyid…
Namun tidak berlebihan….
Wassalam,
Dian Ambarawati
hmmm afwan saya baru belajar mengkaji Islam,
hukumnya nasyid, saya baca dari :
http://www.almanhaj.or.id/content/1714/slash/0
@Ukhti Dian
Sedikit tambahan…
Adapun yang dimaksud nasyid dalam fatwa Lajnah Da’imah tersebut adalah nasyid yang tanpa diiringi alat musik. Maka berbeda sekali dengan nasyid-nasyid islami yang banyak beredar di negeri kita ini. Bila diiringi alat musik, maka nasyid pun haram hukunya.
????? ???? ???? ?? ????? ?? ????
“Tidaklah Allah menjadikan bagi seseorang dua hati di dalam rongganya.” (Al-Ahzab:4)
Saya pernah membaca Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullahu Ta’ala di antaranya menyitir ayat tersebut ketika menjelaskan keharaman musik. Ayat ini adalah salah satu ayat favorit saya dalam topik pengharaman musik :)
Dikaitkan dg topik kita ini ayat tersebut menyiratkan bahwa kecintaan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah tidak akan pernah bisa bersatu di dalam satu hati dengan kecintaan kepada musik. Seorang yang benar-benar mencintai Al-Qur’an dan As-Sunnah tidak akan pernah mengizinkan kecintaan kpd musik masuk ke dalam hatinya. Sebaliknya, seorang yang mencintai musik, tidak akan pernah bisa benar-benar mencintai Al-Qur’an dan As-Sunnah. Gitu aja sih. Radikal juga sih, tapi kewajiban saya hanyalah menyampaikan kebenaran yg saya ketahui.
Wallahu a’lam bishshawab.
Saya ingin menambahkan. Saya teringat pada pembahasan Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullahu Ta’ala ttg bagaimana Islam memberi tempat kepada fitrah-fitrah manusia. Pembahasan tersebut merupakan salah satu pembahasan favorit saya :) dan saya kira memiliki korelasi yg sangat kuat dgn topik kita kali ini.
Mohon maaf, sejak komen saya yg pertama di atas saya hanya bisa menyampaikan pandangan-pandangan saya dengan cara parafrase (= menceritakan ide orang lain menggunakan bahasa dan pemahaman saya sendiri) karena terus terang saya belum sempat mendapatkan kembali sumber aslinya. Mohon koreksi saya jika saya melakukan kesalahan.
Pada pembahasan itu dikatakan oleh Al-Imam bahwa sesungguhnya Islam telah memberi saluran bagi setiap fitrah manusia.
Makan dan minum adalah fitrah kita, maka Islam memerintahkan kita untuk makan dan minum tapi tidak berlebihan di dalamnya.
???? ??????? ??? ??????
“Makan dan minumlah kalian tapi jangan berlebihan”
Memiliki hasrat kepada lawan jenis dan memiliki hasrat utk memiliki keturunan adalah fitrah kita, maka Islam memerintahkan kita untuk menikah. Islam melarang praktik-praktik kerahiban, kepasturan, kesusteran, dan semacamnya yg melawan fitrah itu.
Bahkan tertawa juga fitrah kita, maka Islam membolehkan tertawa yang sedikit dan canda yang tidak mengandung unsur kebohongan.
Pokoknya semua-mua deh. Semua fitrah manusia pasti sudah dibuatkan salurannya dalam Islam. Termasuk juga fitrah yang satu ini:
FITRAH KITA SENANG DAN CINTA TERHADAP SENANDUNG DAN NADA-NADA YANG MERDU (Ini fitrah kita juga loh! Pasti semua setuju deh? Bisa kita rasakan qo.)
Nah bagaimana Islam memberi saluran untuk fitrah yang satu ini?
Disebutkan oleh Al-Imam bahwa fitrah yg satu ini telah diberi tempat oleh Allah Subhanahu wa Ta?ala melalui lisan nabi-Nya yang memerintahkan kita untuk MELAGUKAN DAN MEMPERINDAH BACAAN AL-QUR?AN. Subhanallah? Ini tak lain adalah urusan nada-nada dan tarik suara juga bukan? (Dalam masalah bacaan Qur?an, tentu saja setelah tajwid dan tartilnya beres)
Jadi, salurkanlah hasrat kita untuk mendengar senandung dan nada-nada yang indah dengan mendengarkan bacaan Al-Qur?an yang merdu. Salurkan bakat menyanyi kita dengan menyanyikan / melagukan Al-Qur?an. Saya kira dari segi pemuasan nafsu menyanyi, menyanyikan Al-Qur?an tak kalah asik dibanding menyanyikan lagunya Michael Jackson atau nasyidnya Rayhan :) Adapun dari segi substansi dan ibadah, tidak perlu dibicarakan lagi tentang kemuliaan bacaan Al-Qur?an dan kerusakan musik.
Sekedar sharing pengalaman nih? Alhamdulillah saya insya Allah selalu berusaha untuk menggantikan tempat yang oleh pecinta musik diisi dengan musik, dengan murattal. Sah-sah saja jika di sini saya mengidolakan murattal yang dibawakan oleh syeikh tertentu, misalnya Syeikh Misyari Rasyid yang paling kaya akan variasi nada yang indah-indah dan sekarang banyak diikuti orang.
Jika para pecinta musik menyetel musik pada sebanyak mungkin kesempatan, saya menyetel murattal pada sebanyak mungkin kesempatan.
Jika mereka meniru-niru musik dan lagu yang mereka dengarkan, saya meniru-niru nada bacaan Al-Qur?an yang saya dengarkan dalam murattal. Yeah, sekalian menghafal Qur?an.
Jika mereka ingin bertemu dengan Michael Jackson dan ingin nonton live concertnya, saya ingin bertemu Syeikh Misyari Rasyid dan mendengar langsung bacaan Qur?an beliau.
Jika mereka menyanyi kamar mandi, saya?. eiit? saya tidak menyenandungkan murattal di kamar mandi loh. (Kan ga boleh baca Quran di kamar mandi yg biasanya = toilet?) :) tapi saya sering melakukannya ketika saya mengendarai sepeda motor. Lumayan, dari Dago ke Gedung Sate aja sudah bisa dapet surat Ar-Rahman tuh. Fitrah tersalurkan lagi. Hati terhibur lagi. Kemerduan suara mjd terlatih lagi. :) Ibadah lagi.
Wallahul musta?an.
saya baru saja ikut tarbiyah, pengetahuan ku tentang hukum-hukum dalam islam masih sangat minim.
lewat googling saya menemukan artikel ini, sungguh saya amat kaget membacanya, namun InsyaAllah kebiasaan mendengarkan musik akan tergantikan dengan kebiasaan mendengar ayat alQuran asal didukung dengan usaha dan tekad yang kuat.
Assalamualaykum…..
Seperti kata ukhty sabrina, saya juga merasa nyaman bila mendengarkan musik…..tapi setelah baca artikel ini jadi lebih paham larangan untuk mendengarkan musik, saya tahu itu sgt sulit karena mendengarkan musik sdh menjadi kebiasaan, kita pun sering dengar di jalan, bus, kantor dll…..rasanya sepiiiiiii jika tak mendengarkan musik, semoga saya bisa mengikuti jejak mereka yg telah meninggalkan musik. amin
bolehkah jika kita sedang menyetel murottal
tapi kita asyik dgn pekerjaan kita sendiri? ( tidak menyimak murottal)
Bila sedang mengulang pelajaran qiroati ( sambil bersuara) tp disaat bersamaan saya juga menyetel murottal (agar suasana tidak sepi) apakah di perbolehkan?
mohon penjelasannya, syukron……
wassalam
hamba MU yg baru hijrah
Astaghfirullah…..
sungguh musik menjadi bagian hidup is…
terkadang musik bisa membuat is semangat,sedih,,,bermacam-macam…
kadang is ampe nangis kalo denger lagu yang pas banget dengan apa yang di rasain saat itu….
sungguh hal yang sia-sia….
namun is mau bertanya….bagaimana dengan lagu islami yang sedang ngetrend sekarang ini….???
lagu -lagu opick yang sangat menyentuh jiwa…
terkadang juga orang bisa terketuk hatinya dengan mendengarkan lagu…
is sungguh bingung….
semoga ALLAh memberikan pencerahan terhadap is….
amiin…..
Assalamu’alaikum..
Ustadzah/ustadz..
ana mau tanya, gimana kalo mendengarkan dan melantunkan nasyid apakah dibolehkan?
ana pernah baca kalo musik dan lagu dilarang karena syairnya.. syair nasyid kan mengagungkan Alloh dan islami..
jazakallah atas jawabannya..
wassalam..
Semoga Alloh memudahkan jalanku…..menjadi seorang muslim yang kaffah.
Ass..
ustadzah/ ustadz
ana mau tanya gimana dgn ustad Jefri Al Buchori, Aa Gym mereka kan ustadz yang lbh tau ttg islam knpa mrka malah mmbt album musik islami..
#seira
Ilmu tentang agama islam ini begitu luas dan tidak ada seorang pun didunia ini yang mengilmui semua aspek dalam islam secara detail.
kesalahan atau ketergelinciran yang dilakukan oleh ulama atau orang-orang shalih pada satu hal tertentu adalah sesuatu yang harus dimaklumi.
Dan bukan berarti kita mencela atau sok pinter terhadap mereka jika kita tidak mengikuti kesilapan mereka. sebab, kita tidak mengikuti pendapat mereka karena mengikuti pendapat ulama yang lain yang lebih sesuai dengan dalil pada suatu pendapat yang mereka tersilap.
Kesalahan yang sering terjadi adalah bahwa kita menganggap ustadz dan ulama kita sebagai figur yang tidak pernah salah. Sehingga tatkala seorang kiyai berbuat suatu kesalahan, kemudian orang yang mengatahui hal itu adalah suatu kesalahan enggan menegur karena khawatir dianggap kurang ajar. akhirnya kesalahan itu dianggap oleh orang-orang awam sebagai suatu kebenaran.
ass. tlg sy agr tdk trgantung lg dgn msk. krn dgn msk hdp sy terasa lbh tng. tlg sy ukhti. sy dklilingi olh msk. bgmn dgn qsdh dan nasyid? trims jwbnnya
ass. trims atas artikelnya sy lbh mgthui ttg msk,hrm/tdk. bntu sy agar terlps dr musik. bgmn dgn qsdh n nsyd. sykron
ass. sebelumnya sy mnt izn untuk mengcopy artikelnya. syukron atas iznnya. trus ana mnta tipsnya untuk segera meninggalkan musik n nyanyian itu. dan tidak semakin terjerumus. sekali lagi syukron atas jawqabannya. dan tlg jwban nya di krm ke e-mail sy.
BILA SUDAH BIASA BANGUN MALAM UNTUK SHOLAT TAHAJJUD PASTI TIDAK AKAN MEMBUNYIKAN JAM BEKER ATAU HP AGAR SEGERA BANGUN SUPAYA BISA MEMASAK UNTUK MEMPERSIAPKAN MAKAN SAHUR PADA BULAN ROMADHON
astagfirullah……. ukhti saya msh2 mendengarkan lagu,,,trus bagaimana donk????
Assalam mu’alaikum wr.wb
Ada yang ingin saya tanya,memang Allah mengharamkan musik dan lagu,apakah semua jenis musik dan lagu adalah haram?termasuk lantunan musik rawi,nasyid,dan lantunan islam lainnya.Karena bukankah ada yang berkata bahwa ketika mereka menyannyikan lagu nasyid mereka sedang berdakwah lewat lagu?
Jadi gimana yah……….
Di sekolah saya,sekolah yang keislamannya terbilang kuat,setiap hari kami mengadakan radio kampus yang isinya pun terfdapat lantunan lagu nasyid.Dan kegiatan kami di dukung oleh para guru PAI yang sudah handal.Dan mereka terbilang ustadz.
Jadi bagaimana ya……..
Saya pernah mendapatkan materi bahwa alat musik selain alat musik pukul itu haram tapi dalam materi itu tidak dibahas bahwa lagu terbilang haram.bahkan p[ada zaman dahulu lantunan shalawat pun sering dinyaynyikan……..
Ditunggu jawabannya ya……..
Bagaimana dg groupnya bimbo ungu opick dll yg melantunkan lagu2 rokhani apakah itu haram mubah atau bidah tolong jawab yah Wswmwb
Saudaraku rika, Nur fathiyah, Sudirman Effendie dan yang lain…
Alhamdulillah sudah jelaskan pada artikel di atas tentang hukum musik, yaitu tidak diragukan lagi keharamannya. Hal ini berdasarkan Qur’an, hadits, dan perkataan para ulama terdahulu sampai sekarang. Dan perbedaan penamaan tidak merubah hukum, baik dinamakan nasyid atau nasyid islami, atau qasidah, atau irama padang pasir, selama menggunakan alat musik, maka haram. Apalagi jika ia meniatkan diri bermusik untuk berda’wah, maka hal ini mencampurkan antara kebaikan dengan kebathilan. Apakah kurma yang diolesi dengan khamr halal hukumnya?
Adapun hukum lagu atau nasyid tanpa menggunakan alat musik, hukum asalnya mubah selama tidak mengandung keharaman.
Dan mari kita renungkan secara objektif, sejak dahulu orang sudah menyukai musik. Namun ternyata Rasulullah dan para sahabat tidak pernah menjadikannya sebagai sarana da’wah. Apakah kita atau ustadz kita, atau grup musik yang ada sekarang lebih mengetahui metode da’wah daripada Rasulullah dan para sahabatnya?
ana baca artikel diatas geli saja sih…ternyata orang yg ta’asshub/fanatik buta sama fatwa lajnah da’imah wal ifta saudi masih ada saja….kayak Ahli qur’an dan hadits itu cm dr saudi tok..weleh weleh weleh..kalau mau obyektif yah mesti disamping ngajuain dalil qur’an dan haditsny juga ‘aqlinya…Yang ana maksud ‘aqli harus dalam cakupan luas loh yah…tafsiran alqur’an dan hadits juga harus ditafsir secara teliti agar tidak salah memberi kesimpulan…karena tidak sedikit pula mufassiin dan ahlul hadits sampai memberi kesimpulan hukum yang obyektif soal musik dan nyanyian..hati-hati saja bagi yang mengatakan secara mutlak hukum musik dan nyanyian itu HARAM.lebih baik pelajari kembali tentang dalil qur’an dan haditsny,baik matan plus kalimat2 yang disambungkan dlm dalil tersebut maupun asbabunnuzul ayat maupun asbabul wurud al haditsnya..karena khusus di berbagai dalil yg terkait musik dan nyanyian itu akan memberi bahan kajian tersendiri,disampaikan kata zina,lagu dan sutera yg sengaja rosulullah SAW persandingkan..Begini saja Diberbagai negeri Islam,baik arab maupun non arab,musik dan nyanyi (artikan musik dan nyanyian sebagaimana mestiny) serta nasyid,lagu sudah begitu meluas dan didalamny duduk para kibar ulama yang menyetujuinnya…Letakkan dalil pada tempat dan tujuannya…jangan hanya dijadikan justifikasi pembenaran untuk menyalahkan pendapat yang lain..Ulama itu banyak dan bukan saudi saja yang mesti maroji’nya..upaya mengkaji dalil dan mempelajarinya lebih bersungguh2 lagi dgn tidak mengenyampingkan ilmu2 sebagai modal pengkajianny akan menjadikan pendapat kita mendekati kebenaran..Ulumul qur’an dan ulumul hadits menjadi sangat urgen disini sebagai penopang dan modal kearah itu…mudah2an kita bisa menjadi orang2 yang bijaksana dan alim serta tidak mudah mengklaim salah dan benar sesuatu yang kita sendiri kadang belum mengerti apa-apa…
Pak Abu Bintang, di sepanjang komentar Bapak, Anda belum memaparkan dalil-dalil naqli dan aqli tentang penghalalan musik dan alat-alat musik… :)
Satu hal yang harus Bapak ingat bahwa dalil keharaman musik dan alat-alat musik yang penulis paparkan di atas berdasarkan dalil dari Quran dan Sunnah (Hadits) dan dalil aqlinya pun sudah cukup jelas.
Artikel di atas memang cukup ringkas dan menyebutkan sedikit saja dalil, dan untuk perincian tentang ikhtilaf bainal ‘ulama’ kami kira disini bukan tempatnya untuk dijelaskan. Diskusi dengan materi-materi yang berat dan advance mungkin bisa merujuk http://www.muslim.or.id. Terimakasih.
kepada pak Abu Bintang…
yang namanya taqlid itu khan mengikuti sesuatu tanpa disertai ‘ilmu (pengetahuan akan sesuatu yang haq), dalil-hujjah ilmiah
yang namanya kebenaran… bukan berarti yang harus diikuti oleh banyak orang, tapi apa yang tidak menyelisihi qur’an dan sunnah sebagaimana dipahami oleh generasi terbaik umat ini
dan kita tidak mengklaim sebagai yang paling benar…
kebenaran adalah yang tidak menyelisihi qur’an dan sunnah sebagaimana dipahami oleh generasi terbaik umat ini
sebegitu banyak alat musik yang telah ada ketika jaman Rosululloh shalallohu’alaihi wasallam… hal itu tidak menjadikan beliau dan para sahabat bersibuk diri dengan ‘nasyid masa kini’… apalagi musik kecuali di sedikit even tertentu… dan banyak qiro’ah qur’an, sementara kita sekarang… sedikit2 musik… banyak lupa qur’an
wallohua’lam
Saya adalah seorang penggemar musik berat, saya bisa mendengar dan murojaah lirik lagu selama berjam-jam tanpa istirahat sampai saya hafal berjuz-juz jenis lagu dan instrumen, tapi sejak berusaha belajar agama dengan menghafal quran hadits dan sebagainya, mendengar musik menjadi sesuatu yang membuang waktu, sia-sia dan bahkan menyebalkan. Melihat para pelakon musik membuat saya risih baik pakaian maupun gayanya yang seperti orang tidak waras. Memang kadang2 secara tidak sengaja saya mendengar musik yang dulu pernah saya favoritkan, maka suara musik itu akan terngiang di hati sampai terbawa ke sholat dan menganggu khusuk sholat. Marilah tinggalkan musik dengan banyak menghafal quran hadits dan belajar agama, insyaallah akan ditanamkan di hati kita benci pada suara musik.
@al-akh Abu Bintang.
Assalamu’alaykum warohmatullooh
memang awalnya sangat berat untuk menerima hidayah ilmu tentang musik & lagu…
???..sesungguhnya setan2 akan membisikkan kepada kawan2nya, agar mereka membantah kamu??? (QS. Al-An?am : 121)
??. Dan janganlah kamu mengikuti langkah2 setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.? (QS. 2:186)
entahlah apa jadinya saya jika Allah tidak melarang saya untuk menikmati musik & lagu… mungkin saya akan tersesat selamanya mengikuti langkah2 syaithan… dan saya tidak akan sedemikian besarnya mencintai Al-Qur’an..
Pendapat saya ini bukanlah dikarenakan saya lebih berilmu dari antum ataupun dikarenakan FANATIK….
namun dikarenakan saya TAKUT pada azab-Nya…
Ibrahim bin Sufyan : ?Apabila rasa TAKUT bersemayam dalam hati seseorang, ia akan mengubah syahwat dan mengusir cinta dunia.? (Tahdzib Madarijus Salikin, I/433)
Berikut pengalaman nyata saya ttg musik dan lagu… barangkali bisa diambil hikmahnya….
http://ketika_cintaku_bicara.blogs.friendster.com/my_blo
g/2008/06/tendangan_maauu.html
Wassalamu’alaykum warohmatullooh.
Afwan, tambahan lagi…
QS. AL-A’raf : 179 :
“Dan sungguh, akan Kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat2 Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat2 Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang2 yang lengah.”
Cobalah renungkan…
Hati ini sudah terlalu sering menikmati lagu & musik hingga terbawa suasana…
saat HATI sedih, bahagia, sunyi, ramai selalu dilampiaskan dengan musik..
Mata ini sudah terlalu sering melihat/menonton konser/video klip artis2 idola kita yang memamerkan aurat2nya yg maaf “kemasukan setan hingga tak tersadarkan diri”
dan Telinga ini… sudah terlalu sering digunakan untuk mendengarkan musik & lagu…
Tidak takutkah akan firman Allah pada ayat berikutnya?
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat2 Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), DENGAN CARA YANG MEREKA TIDAK KETAHUI.
Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh rencana-Ku sangat teguh.” (QS. Al-A’raf : 182-183)
“Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat2 itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran)” (QS. Al-Araf : 174)
Subhanallooh…
Masih adakah orang2 yang berani mendustakan ayat-ayat-Nya???
Silahkan dikoreksi jika saya salah memahami ayat2 diatas.
Wassalam
Assalammualaikum Wr. Wb
Ana terkejut sekali setelah membaca artikel ini, ana adalah seseorang yg senang dengan musik apalagi musik Nasyid, jujur saja dengan Nasyid banyak menyadarkan saya dan menambah keimanan saya karena dengan syair2 yang ada pada nasyid mengajak kita untuk selalu mengingat AllahSWT. Ana perlu kejelasan tentang masalah ini, apakah nasyid juga dilarang..???? Sukron..di tunggu penjelasannya…
INGAT BULAN RAMADHAN SUDAH DEKAT JANGAN SAMPAI MEMBUNYIKAN ALARM ATAU BEL YANG TERDAPAT DALAM JAM ATAU HP KARENA ALARM DAN BEL TERMASUK MUSIK DAN LAGU
musik ya jangn dengerin, mungkin tidak bisa langsung seketika, tapi dengan pelan pelan insyaAlloh bisa.ok :)
mas amrozi langsung meninggalkan bisa yaitu perlu kekuatan iman meskipun ilmunya ngak banyak karena kemampuan otak manusia terbatas
kalau sudah lama ngaji dan ikut dauroh harus tegas meninggalkan musik dan lagu bila untuk membangunkan sahur tidak ada dalilnya di Al-Qur’an dan Al- Hadits
Yang sudah ngaji dan ikut dauroh pasti bisa langsung meninggalkan musik dan lagu atau sejenisnya meskipun untuk membangunkan sahur tetap tidak boleh karena untuk membangunkan sahur di Al-Qur’an dan Al-Hadits tidak ada dalilnya dengan suara musik dan lagu
Saya penggemar musik jazz. Lagu2 Michael Franks yang puitis dan indah yang mengajarkan kasih sayang pada sesama manusia, cinta kasih yang seharusnya tetap indah antara pasangan suami istri hingga usia senja hingga akhir hayat, indahnya persahabatan dan bagaimana seorang sahabat yang baik bersikap, keindahan alam semesta dan kewajiban kita menjaganya, dan masih banyak lagi. Syair2nya mendekatkan hatiku pada Allah, sangat menyentuh hati. Betapa semua keindahan dalam hidup yang Michael Franks ilustrasikan dalam syair2 lagunya sesungguhnya masih ada asalkan kita membina hubungan baik dengan Allah. Saya menggemari musiknya David Benoit juga. Saya sangat menikmati denting2 pianonya. Indaaah sekali. Sambil mendengarkan musiknya, tidak putus-putus hati ini memuji Allah yang telah menciptakan mahluk dengan bakat yang luar biasa ini dalam mencipta musik-musik indah. MUSIK TELAH MENDEKATKAN AKU PADA ALLAH RABKU DAN MEMBUAT AKU IKHLAS MENGABDI PADA ALLAH KARENA KEINDAHAN-KEINDAHAN YANG TELAH ALLAH CIPTAKAN YANG DAPAT AKU NIKMATI. Maha Suci Allah yang telah menciptakan musik. “Thank YOU for the music, the songs I’m singing. Thanks for all the joy it’s bringing…” Subhanallah, merinding aku atas nikmat musik yang Allah berikan padaku. Belum lagi nikmat2 lain dalam hidup ini yang Allah beri untukku. Musik bisa menjauhkan kita dari Allah, tapi ternyata bagiku hal itu tidak berlaku, musik justru menambah rasa terima kasihku, kecintaanku, dan kekagumanku padaNya.
Ukhti Firdiana, seberapa besar kecintaan ukhti terhadap Al Quran dan As Sunnah dibandingkan kecintaan ukhti terhadap musik Jazz? Seberapa banyak ayat-ayat Al Quran dan Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ukhti serapi dalam kehidupan ukhti? semoga Allah memberikan hidayah taufiq-Nya untukmu ukhti… :)
Ukhty firdiana, Wal’iyadzubillah, apakah ukhty lebih cinta musik Jazz dibandingkan dengan Al-Qur’an dan Assunnah. Orang yang celaka adalah orang yang tidak mengetahui bahwa hatinya sedang sakit.
Wal’iyadzubillah yachh, bisa2nya ukhty firdiana mengucapkan ?Thank YOU for the music, the songs I?m singing. Thanks for all the joy it?s bringing??
ukhti firdiana ucapan tsb itu sepertinya ucapan tipikal orang kristen. Nabi saw telah mengkabarkan semua cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan itu sudah sangat mencukupi dan membuat hati tenang, kita tidak perlu susah payah membuat yang lain lagi apalagi dengan mendengar musik dari orang bukan islam yang jelas2 kafir kepada Allah, kenapa nggak dengerin al quran saja, apakah quran kurang indah dibanding musik orang2 non muslim.
ya ukti firdiana, segeralah engkau taubat dan memohon ampunan dan petunjuk Alloh. mudah2an Alloh memberikan kekuatan dan kesabaran buat ukhti untuk meninggalkan musik
Assalamu’alayki ukhty firdiana,
Subhanallooh ukhty firdiana sedang jatuh cinta…
yah.. jatuh cinta pada Allah Ta’ala…
tapi tanpa anti sadari, cinta yang anti rasakan adalah CINTA PALSU…
Anti tertipu oleh setan. Anti sedang disibukkan dengan mendengarkan artis2 favorit dimusik2 Jazz, hingga menghafal lirik2nya dan bahkan mengamalkannya?
Tapi anti lupa? disini? ada artis2 di jalan Allah, demi Allah, lantunannya, suaranya, liriknya, maknanya melebihi itu semua! Karena mereka melantunkan ayat2 cinta sesungguhnya?
Pernahkah anti mengenal Syaikh Musyaari Rasyid, Syaikh Sa’ad Al-Ghomidi and the local of qori…. Abu Usamah???
Saran saya ya ukhty, jika memang anti benar2 jatuh cinta pada Allah, mendapatkan cinta hakiki dan tidak ingin bertepuk sebelah tangan, cobalah ikuti Rosulullooh sholalloohu ‘alaihi wa sallam dalam mencintai Allah, sebagaimana firman Allah :
“Katakanlah (Muhammad),’jika kalian (benar-benar) mencintai ALLAH, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”
(QS. Al-Imran : 31)
Coba anti pikirkan, mengapa Rosulullooh Sholalloohu ‘alaihi wa sallam tidak berdakwah melalui musik? Padahal musik sudah ada sejak dulu?
Cobalah anti mendengarkan murottal (lantunan orang2 yang membaca Al-Qur’an), bagaimana perasaan anti?
“apakah hati anti akan bergetar? Menangiskah anti? Merindingkah anti? Betahkah anti?” jika ya, bersyukurlah Allah menyayangi anti.
“Kepanasan? Gak tahan dengernya? Kangen sama musik jazz? Pengen cepet2 selesai murottalnya? Atau sesuai suasana hati? Atau bikin pusing? Gak ada manfaatnya? enakan dengerin jazz???”
Jika yang kedua yang anti rasakan, maka hati anti sedang sakit.
Siapa yg lebih sedikit mendapat cahaya-Nya tentu akan mendapatkan kesenangan dan kenikmatan dari nyanyian, bukan ayat2 suci. Atau bahkan dia menjadikan nyanyian itu sebagai sesembahannya.
Akibatnya, hatinya menjadi keras saat mendengar nasehat orang yang mengingkarinya, tabiatnya menjadi kaku, jiwanya terasa berat.
Bila hati yang sakit tidak segera diobati, maka akan menjadi hati yang mati.
Hati yang mati yaitu hati yang tidak mengenal dengan Rabbnya, tidak melakukan ibadah sesuai dengan apa yang perintahkanNya, dicintaiNya dan diridhaiNya.
Apabila ia mencintai maka cintanya karena nafsunya, apabila ia membenci maka bencinya karena nafsunya, apabila ia memberi maka itu karena nafsunya, apabila ia menolak maka tolakannya atas dasar nafsunya, maka nafsunya sangat berperan dalam dirinya, dan lebih ia cintai daripada ridha Allah.
Afwan ya ukhty, sesungguhnya saya hanya menyampaikan ilmu yang pernah saya dapatkan dan bukan berarti saya adalah orang yg lebih baik dari anti. Sayapun telah banyak melampaui batas terhadap diri sendiri. Saya tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Allah.
Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada yang mengajak untuk taat kepada-Nya, tidak pula melarang dari memaksiati-Nya. Namun dengan saling memperingatkan, insya Allah hati-hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta aman dari lupa dan kekhilafan. Bisa jadi ada satu kata yang terdengar dan kata itu merendahkan diri kita namun sangat bermanfaat bagi kita.
Maka terus meneruslah berada pada majelis-majelis dzikir (majelis ilmu), semoga Allah ?Azza wa Jalla memberikan hidayah-Nya dan mengampuni kita? Amin.
Kalau semua orang memakai logika seperti ini, maka banyak sekali hal-hal yang telah diharamkan oleh Allah menjadi halal.
Mungkin orang yang minum khamr akan berkata, “Aku bersyukur Allah menciptakan kenikmatan berupa khamr. Karena dengan dengan khamr aku bisa mengikhlaskan segala masalah yang ada (karena ngefly)”.
Mungkin orang yang berzina juga berkata, “Aku seneng banget Allah ngasih kenikmatan ini. Aku jadi bisa lebih dekat dengan Allah karena kalau pacarku tambah sayang sama aku, aku jadi cinta sama Allah.”
Atau yang berzina karena memang pekerjaannya itu (pelacur) berkata, “Dengan berzina aku bisa nolongin keluargaku yang kekurangan uang.” (ceritanya shodaqoh gitu).
Atau seperti orang yang merokok akan berkata “dengan merokok aku bisa khusuk shalat.”
Atau “Rokok kan ngasih pekerjaan untuk orang banyak”.
ga seperti itu kan???
Timbangan kenikmatan itu ya memang kenikmatan yang Allah halalkan kepada hamba-Nya.
soal dalil tidak akan jauh berbeda tentang musik dan nyanyian.Hanya soal penafsiran dan sudut pandang ulama lah yang berbeda.
Cat steven (yusuf islam) sang penyanyi rock dan gitaris inggris itu,yg punya yusuf islamic fondation itu,beberapa waktu setelah masukny islam,dia berhenti main musik karena ia mendapatkan pelajaran dari ulama yang setuju dengan hukum musik itu haram.Tapi setelah pengembaraan menuntut ilmuny semakin lama,hingga ia sampe ke palestina,dia banyak mendapat masukan dari berbagai sumber khususny yg terkait hukum musik dan nyanyi.Pada akhirny setelah dia menimbang berbagai jawaban yang ia dapat,maka ia putuskan kembali untuk bernyanyi dan bermusik walaupun tidak sekonsen dulu.Waktuny sekarang harus berbagi dengan soal2 humanisme dan pendidikan yg banyak ia garap.Bahkan kembali setelah ia bermusik dan menggaet salah para musisi jerman,dia sempat lolos jadi runner up top ten di jerman.
Yusuf islam bukan tidak tahu hukum musik dan nyanyi,keputusan itupun diambil setelah dia mendapat dan mengumpulkan berbagai sumber dari para ulama terkait hukum soal itu.
Dalam komentar diatas ada yang mengatakan bahwa dakwah dengan musik adalah pencampuran antara yang hak dgn yg bathil.Ini logis saja bagi yang setuju dengan haramny musik.Tapi sejarah juga telah mencatat bahwa salah seorang waliyulloh (wali songo di jawa) yaitu sunan kalijaga,beliau dakwah dengan gamelan dan pewayangan.Beliau sudah jelas masyhur sebagai ulama bahkan wali,bahkan realitasny bahwa kita bangsa indonesia yang dulu tidak mengenal Allah SWT,akhirnya menjadi kenal dan menganut islam.Kemuliaan saudara yang berkomentar haramnya musik dan nyanyi lalu kemudian menghakimi saudarany yang lain sebagai pelaku bid’ah,khurafat dan mencampuradukkan antara hak dan batil…lebih mulia dari sunan kalijaga yang jelas dakwahny kita rasakan dan buktiny begitu kongkrit.
Ibu kita bisa juga dianggap bid’ah saat kita kecil dininabobokan ibu dengan lantunan sholawat yang beliau senandungkan dari bibirny yang mulia itu.
Lagu kebangsaan indonesia raya,lagu kebangsaan saudi,qatar dan lainnya juga bisa bid’ah dan sesat.Iringan musik sebelum dan setelah ceramah di TV islam riyadh IQRO bisa juga kena stempel sesat.TV islam “Arrisalah” juga dianggap sesat karena ulama2 disana siam saja,karena setiap saat acara cerama atau diskusi dll juga diiringi dengan musik dan nasyid…jadi saudara yang berkomentar diatas harus mampu mempertanggungjawabkan pengklaiman dan penuduhan sesat kepada para ulama2 itu.
Kadang saya berfikir kenapa orang zaman sekarang mudah sekali berkomentar yang bisa mengundang dan mengandung fitnah dan perselisihan.Bahkan (maaf) masih banyak pula yang berkomentar tanpa ilmu,tapi seakan-akan apa yang menjadi tafsirannya adalah sebuah kebenaran mutlak.Bahkan nash alqur’an maupun hadits pun digunakan untuk memasukkan dan menggolongkan saudarany yang lain yang tidak sefaham akan masuk neraka.Padahal nash dan dalil itu kadang tidak pada porsiny diletakkan..
Ketika kaum anshor melantunkan syair “thola’al badru “alaina…..”..saat menyambut nabi SAW dan kaum muhajirin makkah bisa saja dianggap bid’ah dan sesat..
Akhirny mari kita lebih bijak dan arif lagi saat berkomentar.Selami dan dalami lagi soal tersebut.Jangan ada lagi yang mengaku sok pinter dan main hakim sendiri dengan mengatas namakan Alqur’an dan Hadits.
ya cat steven yusuf islam kena syubhat, ulama aja bisa kena syubhat apalagi mantan rocker negara barat.
Bismillah.
Afwan, ada pertanyaan untuk menggunakan alarm Hp, jika bunyinya hanya dering telpon (tidak ada nada tertentu) atau suara ayam berkokok, apakah termasuk musik dan lagu? Ana agak bingung pada konteks ini, jika dasarnya tidak dimaksudkan untuk ibadah, maka jika tidak ada dalil yang mengharomkan, bukankah hal tersebut boleh saja? Maksud ana, penekanannya adalah membantu untuk bangun saja. Tentunya jika sudah terbiasa, alhamdulillah, tidak perlu lagi. Namun yang masih menjalankan karena kesulitan, insya Alloh akan dapat manfaat jika dibahas lebih lanjut..
Sesungguhnya kebenaran itu lebih berhak untuk diikuti.
Adapun tentang Saudara Abu Bintang dalam komentarnya diatas, afwan, ana hanya mengingatkan, wahai saudaraku, beradablah pada para ulama…karena itu adalah manhaj ahlussunnah wal jama’ah. beradab bukan berarti taqlid buta, namun kita memposisikan para ulama sesuai kedudukannya yang dimuliakan langsung oleh Allah Ta’ala dan NabiNya, bahwa mereka adalah orang-orang yang benar-benar takut kepada Alloh, dan pewaris para nabi. Adapun mencela mereka, seperti kebanyakan orang yang mengatakan para ulama (misal Kibar ulama di Saudi) tidak mengerti hal-hal terkini dst, wal iyyadzu billah, itu adalah sikap dan cirinya ahlul bid’ah!! Adapun pernyataan tentang ulama itu banyak, maka yang wajib kita ingat adalah ulama yang ikuti dan kita muliakan adalah ulama ahlusunnah, bukan selainnya. Siapa mereka? ada artikel bagus di darussunnah.or.id tentangnya, tafadhol merujuk kesana. Juga dari kibar ulama yang telah luas dikenal, seperti Syaikh Bin baz, Syaikh Utsaimin, Syaikh Al Albani, Syaikh Robi’, dan murid-muridnya, Sanad ulama salaf itu besambung wahai saudaraku, karena mereka mengambil ilmunya langsung dari guru-gurunya yang ‘alim, seperti misalnya Syaikh ‘Utsaimin dan Syaikh Bakr Abu Zaid mengambil ilmu dari Sayikh Abdurrohman Nashir As Sa’dy, dst. Juga dari orang-orang yang direkomendasikan oleh para ulama tsb setelah meneliti keadaannya. Adapun selain mereka, sebaiknya kita berhati-hati dalam mengambil ilmunya. Satu hal lagi, jika akh Abu Bintang menyarankan kita untuk belajar lagi mengenai ulumul Qur’an wal hadits beserta ilmu penunjangnya, ini adalah hal yang benar dan baik, alhamdulillah, akan tetapi kembali lagi, harus dilihat, dari siapa kita mengambil ilmu.
Jika jujur, kitapun belajar dari para ulama bukan? Oleh karena itu, wahai saudaraku sekalian..wajib bagi kita berakhlak pada ulama kita tanpa taqlid buta.
Semoga Alloh Ta’ala memberi kita sekalian hidayahNya dan istiqomah diatas manhaj yg lurus..
Buat Bapak Abu Bintang: Sepertinya Bapak banyak mengerti tentang sejarah hidup Yusuf Isam. Satu hal yang mungkin Bapak lupakan dalam hal ini. Teladan kita
adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan bukan Yusuf Islam dan bukan siapapun :)
Bapak silakan cermati artikel di atas, dari awal hingga akhir adalah nasehat dan ajakan kepada seluruh kaum muslimin untuk dekat kepada Al Quran dan Sunnah serta menjauhi musik dan alat-alat musik. Dalil dari Al Quran dan As Sunnah yang Shahih sudah diterangkan. Apakah belum cukup bagi Bapak? jika Bapak ingin mencari sejuta PEMBENARAN atas kecintaan Bapak terhadap musik, insya Allah Bapak akan menemukannya, baik itu kisah Yusuf Islam, lagu kebangsaan Negara, atau kisah wali songo (yang kisahnya sampai sekarang pun bertabur dengan mitos). Akan tetapi, dalam hal ini, sudut pandang pembahasan kita adalah Al Quran dan Hadits Nabi yang Shahih, dan itu sudah lebih dari cukup.
Resapilah kisah tobatnya seorang pamuda yang bernama Dzaadzan melalui sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud. Siapa yang tidak kenal dengan Ibnu Mas’ud? sahabat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia, yang kedudukannya lebih dari hanya seorang Yusuf Islam atau Wali Songo!
Serta banyak kisah-kisah lainnya tentang tobatnya seseorang dari musik. Kisah-kisah tersebut teladan bagi kita dan untuk menambah kemantapan hati untuk menjauhi musik, dan ingat bahwa pedoman kita dalam hal ini adalah Al Quran dan As Sunnah yang shahih dan bukan hanya berpedoman pada kisah-kisah.
Perlu kami tambahkan disini, bahwa kisah kaum Anshor menyanyikan THOLA’AL BADRU adalah kisah yang Dha’if (lemah) dan tidak sah dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika Pak Abu Bintang memiliki dalil tentang keshahihan kisah di atas, silakan diutarakan dalil-dalil beserta sanadnya, dan insya Allah saya akan mengutarakan dalil-dalil tentang tidak sahnya kisah tersebut.
Sekali lagi, kami utarakan kepada Pak Abu Bintang dan ikhwah lainnya yang membela musik. Artikel di atas hanyalah nasehat dan ajakan bagi saudara semua untuk meninggalkan musik dan mendekatkan diri kepada Al Quran dan Sunnah…… dalil-dalil sudah diutarakan……. tidak ada paksaan bagi saudara untuk melepaskan kecanduan dan kecintaan saudara terhadap musik, tidak ada sama sekali…… dan kami hanya bisa mendo’akan agar kita semua diberi petunjuk dan hidayah taufik di jalan-Nya.
Akhirny disini kita bisa nyata menilai bahwa ulama yang kita taqlidi memang berbeda.Jalur pemikiran yang tidak searah,logis jika muncul adanya perbedaan.
Sunan kalijaga adalah seorang ulama,yang tentu saja setiap apa yang dilakukannya dinilai terlebih dahulu apakah sesuai dengan Alqur’an dan sunnah atau tidak.
Kita mengikuti ulama (taqlid) tentu saja karena ulama tersebut lebih mengerti hukum daripada kita.Bahkan setiap ulama memberikan rujukan dalil qu’an maupun haditsnya.
Biasanya perbedaan yang muncul ke permukaan bukan soal dalil tekstual qur’an dan haditsnya tapi lebih pada penafsiran para ulama tersebut yang berbeda.Jika demikian halnya maka tidak ada alasan lagi untuk saling menvonis dan menghakimi yang lain.
Oh ya kebetulan karena saya saat ini juga masih ada disebuah negara tim-teng (5 tahun jalan…),saya juga memiliki beberapa buku2 dari karya ulama-ulama yang antum sebutkan seperti Bin Baz,Ibnu Taymiyyah,Ibnu Qoyyim,muhammad bin abd wahhab,Mani’,Albany,Utsaimin,Fauzan dll..dan terakhir kali beberapa minggu lalu saya juga beli kitab Fatawa min Ulamai baladilharam..
Sebagai perbandingany saya juga memiliki karya Ibnu Hajar,Al Imam Nawawy,Al Imam Suyuthy,Syekh Ibnu ‘Allan Al Bakry,Imam Qostholany,Hujjatul Islam Abu Hamid Al Ghozaly,Azzubaedy,Ahmad Alhaddad,Sayyid Alwi Almaliky dll..
Dalam buku2 yang saya baca tentu saja masing2 ulama yang berbeda pendapat beragumentasi dengan dalil Alqur’an dan haditsnya.Menurut saya memang letak perbedaan itu hanya soal pentafsiran dan sudut pandang dalam memahami teks,walaupun pada sisi lain mereka kadang tasyaddud dan kaku.
Perbedaan itu sudah lahir sejak dulu hingga sekarang.Di soal furu’ kita mengenal Imam hanafi,Auza’i,leits,maliki,Asysyafii,hanbaly,sufyyan Atstsaury dll…toh semuanya berpegang pada Alqur’an dan hadits…Disisi teologi ada Abul hasan Al Asy’ary,Ibnu Taymiyyah dll..semuanya juga mengajukan dalil disetiap pendapatnya..Semuanya juga mengaku Ahlussunah waljamaah.
Kini kita dihadapkan pada situasi yang semakin menyedihkan,disaat perbedaan pendapat itu dilempar ketengah umat dengan mudahnya memberi stempel bid’ah,sesat dan neraka,yang pada akhirnya justru semakin tampak umat ini terpecah-pecah.
Alhamdulillah ada kabar gembira nih,beberapa hari yang lalu disebuah blog,saya melihat ada seorang gadis jerman yang diberi hidayah oleh Allah SWT masuk islam dengan sebab ia mendengar sebuah nasyid yang dikirim temannya,nasyid itu bersyair soal kematian,nyanyian itu berbahasa inggris,tapi ada terjemahan arabnya.video itu diambil dari televisi “Al Arobiyyah”.Ternyata hidayah Allah subhanahuu wata’alaa kepada manusia tak pernah terduga datang dan wasilahnya melalui apa…Sebuah nasyid telah menghantarkan ia dari kekufuran menjadi seorang muslimah.
Maaf saya lupa blognya siapa yah..tapi insya Allah kalo ketemu saya kasih tahu antum semuanya…
Tambahan dikit…Penilaian sebuah hadits,shohih,hasan dan dhoifnya,kita setuju dengan istilah “kutubussittah”/kitab hadits yang enam.Walaupun masih ada yang khilaf utk yang ke enam yaitu Ibnu Majah…Saya ga akan panjang lebar soal ini.Yang perlu digaris bawahi bahwa Dho’if menurut Albany,bisa jadi hasan menurut lainnya,atau sebaliknya,begitu juga ulama2 yang lainnya…jadi jelas ulama yang kita pegang bukan harga mati untuk tidak menghormati pendapat ulama lain…ah cape…lieuuurrrr
wassalamualaikum war wab
Pak Abu Bintang, saya belum melihat ada stempel bid’ah dan sesat pada artikel ini, seperti yang Bapak klaim :) dan Bapak belum menjawab esensi komentar saya sebelumnya. Saya ingin Bapak mengemukakan dalil, sebutkan sumber referensinya, sebutkan ulama yang berpendapat begitu, sebutkan dalil pentarjihannya. Dengan begitu diskusi insya Allah bisa berjalan ilmiah tanpa dibarengi dengan celaan dan perasaan sakit hati :)
Satu hal yang ingin kembali saya ingatkan pada komentar saya ini adalah tentang konsep manhaj salaf, yaitu metode beragama yang telah diajarkan dan dipraktekkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, itulah yang kita ikuti. Kita disini tidak sedang membicarakan masalah perbedaan furu’iyyah atau masalah cabang dalam kaitannya dengan ilmu fiqh. Permasalahan musik sudah jelas dalil-dalil tentang keharamannya, sudah sangat tegas dan tidak membutuhkan takwil dan penafsiran macam-macam lagi. Dalam qaidah fiqhiyyah dijelaskan bahwa Laa Ijtihaada Ma’a Annas, tidak ada ijtihad lagi jika ayat-ayat dan hadist sudah menegaskannya baik itu hukumnya halal maupun haram.
Tentang akhwat dari Jerman (atau Belanda?) yang masuk Islam setelah mendengar nasyid yang berbahasa Inggris tersebut insya Allah saya sudah mengetahui nasyid tersebut. Dan saya ketahui itu murni nasyid (syair) yang dibolehkan, dan pada nasyid tersebut tidak ada musik. Dan perlu saya ingatkan agar ikhwah tidak salah paham, bahwa nasyid dalam pengertian yang sebenarnya adalah artinya bersyair dengan melantangkan suara tanpa ditabuhi dengan musik/alat musik. Dan ini pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Dan nasyid spt ini dibolehkan dalam rangka untuk menambah semangat kerja dan menambah semangat dalam peperangan. Dan zaman sekarang ini dan di negara ini, istilah nasyid mengalami erosi makna.. istilah nasyid sudah lazim saat ini diketahui oleh orang banyak adalah musik yang dikatakan musik islami yang you know lah.. sudah dijadikan alat dakwah, sampe ada konser nasyid segala dengan menampilkan group ikhwan dengan ditonton berpasang-pasang mata akhwat *hiks miris……* ketika di dalam kitab-kitab para ulama terdahulu disebutkan kata nasyid maka pengertian nasyid yang dimaksud adalah nasyid dengan makna aslinya, dan bukan nasyid seperti sekarang ini….. FYI
Pak Abu Bintang,
Afwan, Mohon sebutkan dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah yang bisa jadi hujjah dari pendapat antum tersebut berkaitan dengan artikel ini.
Dalam artikel ini jelas tertulis dalil-dalilnya, jika antum ingin objektif seperti yang antum katakan sendiri, mohon bawakan dalilnya.
Antum banyak menyebutkan perbedaan pendapat diantara ulama secara global. Namun perbedaan pendapat tersebut bukankah berdasarkan dalil?? Bukan semata-mata pendapat pribadi. Perbedaan tersebut bisa terjadi salah satunya karena perbedaan dalam sampainya dalil kepada ulama yang berbeda pendapat. Dan ulama tidak dalam semua hal berbeda pendapat.
coba perhatikan kalimat antum berikut ini:
“Oh ya kebetulan karena saya saat ini juga masih ada disebuah negara tim-teng (5 tahun jalan?),saya juga memiliki beberapa buku2 dari karya ulama-ulama yang antum sebutkan seperti Bin Baz,Ibnu Taymiyyah,Ibnu Qoyyim,muhammad bin abd wahhab,Mani?,Albany,Utsaimin,Fauzan dll..dan terakhir kali beberapa minggu lalu saya juga beli kitab Fatawa min Ulamai baladilharam..
Sebagai perbandingany saya juga memiliki karya Ibnu Hajar,Al Imam Nawawy,Al Imam Suyuthy,Syekh Ibnu ?Allan Al Bakry,Imam Qostholany,Hujjatul Islam Abu Hamid Al Ghozaly,Azzubaedy,Ahmad Alhaddad,Sayyid Alwi Almaliky dll..”
Bagaimana pendapat ulama yang antum sebutkan tersebut berkaitan dengan hukum nyanyian dan musik??
Ya akhi…kita juga tidak boleh taqlid pada ulama, kita mengikuti ulama karena dalil yang mereka bawakan. Tidak ada perkataan makhluq yang bisa jadi hujjah kecuali perkataan Rasululah Shalallahu ‘alihi wassalam.
Kebenaran diukur dari Al Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman yang benar.
“Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam bersabda, ?Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras dan musik.? (HR. Bukhari dan Abu Dawud).”
Ini adalah perkataan Rasulullah, apakah ini salah??
Akhi…hendaklah ketika berpendapat, sampaikanlah dalil, bukan pendapat pribadi sendiri. Wallohu a’lam bi showab. Barokallohu fiikum
Assalaamu?alaikum
Buat Akh Abu Bintang,
sedikit menambahkan saja dari komentar ana kemarin. sedikit ana menambahkan tentang masalah taqlid dan ittiba’ yang mungkin antum rancu dalam hal ini. Ana mau mengomentari pendapat antum:
“Akhirny disini kita bisa nyata menilai bahwa ulama yang kita taqlidi memang berbeda.”
pengertian TAQLID adalah mengikuti perkataan yang tidak ada hujjahnya
(Jami’ Bayanil Ilmi wa Ahlihi 2/993, I’lamul Muwaqqi’in 2/178)
diartikan juga : mengikuti perkataan orang lain tanpa mengetahui dalilnya
(Mudzkkirah Ushul Fiqih hal 314)
Sedangkan pergertian ITTIBA’ adalah menempuh jalan orang yang (wajib) diikuti dan melakukan apa yang dia lakukan (I’lamul Muwaqqi’in 2/171)
ITTIBA’ hanya kepada Rasulullah, beliaulah yang wajib kita ikuti dalam agama ini, beliaulah penyampai risalah Islam yang mulia ini dari Allah.
TAQLID dalam agama kita dilarang sedangkan kita wajib ITTIBA’ kepada Rasulullah
Dalil wajibnya ITTIBA’:
Allah berfirman yg artinya:
Katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai Alloh, ikutilah aku,niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Alloh maha pengampun lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-NYA; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir” (QS. Ali Imran: 31-32)
Silakan liat juga Al Hujurat: 1, An Nisa’: 59.
Rasulullah bersabda yang artinya:
Demi Dzat yang jiwaku di tangan-NYA, seandainya Musa hidup maka tidak boleh baginya kecuali mengikutiku
(Dikeluarkan oleh AbdurRozaq dalam mushonnafnya 6/113, Ibnu Abi Syaibah dalam mushonnafnya 9/47, Ahmad dalam mushonnnafnya dan Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayan Ilmi 2/805, Syaikh Albani berkata dalam Irwa’ 6/34: Hasan)
TAQLID adalah dilarang dalam Islam
IMAM ABU HANIFAH berkata: Tidak halal atas seorang pun mengambil perkataan kami selam dia tidak tahu darimana kami mengambilnya” (Dinukil oleh Ibnu Abidin dalam Hasyiyahnya atas Bahru Raiq 6/293 dan Sya’rony dalam Al Mizan 1/55)
IMAM MALIK berkata: “Sesungguhnya aku adalah manusia yang bisa benar dan (bisa) keliru. Lihatlah pendaatku, setiap yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah maka ambillah dan setiap yang tidak sesuai dengan Kitab dan Sunnah maka tinggalkanlah” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam Al Jami’ 2/32)
IMAM Asy-Syafi?I berkata: ?Jika kalian menjumpai Sunnah Rasululloh, ittiba?lah kepadanya, janganlah kalian menoleh kepada perkataan siapapun? (Diriwayatkan oleh Abu Nu?aim dalam Hilyatul Auliya? 9/107 dengan sanad yang shahih)
Beliau juga berkata: ?Setiap yang aku katakan, kemudian ada hadits dhoif yang menyelisihinya, maka hadits Nabi lebih utama untuk diikuti, janganlah kalian taklid kepadaku. Diriwayatkan oleh Abu Hatim dalam Adab Syafi?I hal 93 dengan yang shohih.
IMAM AHMAD berkata: ?Janganlah engkau taklid dalam agamamu kepada seorang pun dari mereka, apa yang dating dari Nabi dan para Shahabat ambillah.?
Beliau juga berkata: ?Ittiba? adalah jika seseorang mengikuti apa yang dating dari Nabi dan para shahbatnya? (Masail Al-Imam Ahmad oleh Abu Dawud hlmn 276-277
KESIMPULAN
Mengikuti ulama karena mengikuti dalil shahih yang dibawakan ulama tersebut bukan taqlid, melainkan ITTIBA? Rasulullah. Hukum Taqlid adalah dilarang dan wajib Ittiba? kepada Rasulullah.
Jadi ada yang harus diluruskan dari perkataan Akh Abu Bintang bahwa “Akhirny disini kita bisa nyata menilai bahwa ulama yang kita taqlidi memang berbeda.?
Yaa Akhi?setelah sedikit yang ana sampaikan di atas semoga antum bisa membedakan antara TAQLID dan ITTIBA?. Semoga Alloh senantiasa memberikan hidayah kepada kita semua.
Barokallohu fiikum.
Wassalaamu?alaykum warohmatullohi wabaro katuh
I love jazz…. Thank you Allah for the music! I love Youu… Tapi tetep aja aku lebih memilih dengerin lantunan ayat-ayat Quran lah asal yang baca suaranya merdu. Karena Allah yang suruh aku dengarkan dan baca ayat-ayat Quran. Dan Allah menyukai orang-orang yang suka mendengarkan dan membaca ayat-ayat Quran (Allah ga ada menyebut jazz tuh he..he..). Makanya aku utamakan itu dulu. Jazz sih sambil-sambil aja klu lagi sempat. Emangnya jazz bisa kasih shafaat di akhirat nanti???? Plizzz deh…. But still I love jazz soooo much! Hidup jakjazz, hidup javajazz! Tapi tiketnya mahal banget, aku nonton itu cuma klu dapat gratisan aja. Uang segitu mendingan buat infak sedekah. Manfaatnya long lasting sampai ke akhirat…. Yet, I love music. Thank You for the music the songs I’m singing. Thanks for all the joy they’re bringing….
Assalaamu’alaikum wr. wb
Ummi,saya mau bertanya,bolehkan?
Ummi,bagaimana caranya untuk mengurangi bahkan meghilangkan ingatan/memori tentang lagu2 yang pernah kita dengar yang trus bersemayam dalam ingatan kita?
Mohon bantuannya ya Ummi
Wassalaamu’alaikum wr wb
tuk Amy:
wa?alaikumussalaam warahmatullahi wabaro kaatuh
Hendaknya memohon kepada Alloh agar ditetapkan di atas hidayah sehingga mempu menghindari musik
Hendaknya benar2 meninggalkan lagu2 tersebut dan memperbanyak membaca dan menghafal Al Qur?an, Hadit s dan ilmu2 yang bermanfaat. Sibukkan dengan hal2 yang bermanfaat sehingga waktu2 Amy akan terpenuhi dengan hal2 bermanfaat tersebut sehingga tidak sempat tk mengingat agu2.
jkalau terngat, segeralah kembali tuk mengingat Alloh. Berusaha, berdoa dan bertawakallah kepada Allloh. Ituah kewajiban kita sebagai hambaNYA.
walohu a?lam bishowab
wassalaam
assalamualaikum.
jaman global. televisi dipenuhi musik. radio. cd-cd. dll saya tidak memihak musik namun saya memihak kebenaran!
kalaw begitu maaf yang respek. tolong telaah dulu apa hakikat kebenaran, thank’s!
wass.
#ianx
?Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.? (QS. Luqman: 6) Sebagian besar mufassir (Ulama Ahli Tafsir -ed) berkomentar, yang dimaksud dengan ?perkataan yang tidak berguna? dalam ayat tersebut adalah nyanyian. Hasan Al Basri berkata, ?Ayat itu turun dalam masalah musik dan lagu.?
Afwan sebelumnya, hakikat kebenaran mana yang akhi maksudkan? Bukankah kebenaran dilihat dari Al Quran dan hadits? Bukankah ini pedoman hidup manusia agar kita bisa bertemu Allah dengan selamat?
?Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).? (QS. Al-An?am: 116)
assalamualikum
wahai umat muslim terutama para akhwat, setuju sekali bahwa musik itu haram, maka bagi antunna ibu-ibu jauhkanlah anak-anak dari bisikan syaithon melalui jalur musik, dalam hadist di jelaskan bahwa pada akhir zaman ada umat yang menghalalkan alat-alat musik, maka pilihlah apakah ingin calon-calon penerus menjadi pengikut syaithon apa tentara allah yang menghabiskan waktu-waktu mereka dengan membaca al-quran,,,,,,,
Saya sangat menyukai musik.apalagi saat – saat waktu senggang/sibuk dengan pekerjaan rumah.Malah tanpa dengarin musik saya jadi tidak semangat kerja.jadi bagaimana hukumnya?kalau lagu – lagu nasyid gimana dilarang juga ya…?saya mau jawabannya.mohon dibalas ke email saya ya…terima kasih…
y Allah…
ak ikut organisasi paduan suara di sekolah…
Beri hamba petunjuk y Allah…
ap yg hrs hamba lakukan???
T.T
bagaimana dengan bacaan Al-Qur’an yang terdiri dari nada2 yg bisa dibuat not nya, apakah itu bukan musik??? yaitu Qira’ah Sab’ah…..
Bismillah,
Musik sangat berbahaya bagi jiwa setiap manusia, silahkan baca bahayanya di http://bintumuhamad.blogspot.com/2009/01/bahaya-nyanyian-dan-musik.html
Jazakumullahu khoyr…
A s s a l a m u a ‘ a l a y k u m .
Ana kuliah di Jurusan Etnomusikologi ISI Surakarta dimana program studi itu adalah kajian-kajian budaya tentang musik atau dengan kata lain disebut “Antropologi Musik”. Sudah saatnya kita melakukan riset2 ilmiah pada para pendukung budaya musik, karena dalam suatu budaya tertentu musik diposisikan tidak hanya sebagai hiburan semata melainkan juga menjadi inti dalam kehidupan mereka dan fenomena itu pastilah berbeda pada setiap komunitas, masyarakat, atau kelompok budaya. Sebagai seorang peneliti kubudayaan musik ana mengajak saudaraku sekalian untuk melakukan riset ilmiah mengenai penggunaan musik dalam suatu kelompok masyarakat tertentu yang nantinya dapat dijadikan acuan dasar bagaimana sistem pola pikir dan kebutuhan mereka akan musik dan hal ini akan membuat dakwah lebih efektif. Pastilah membawa mereka melepaskan ketergantungan dari musik akan libih efetif apabila kita mengetahui bagaimanakah mereka memaknai musik. Syukron
Pengertian musik sebenarnya sangatlah kabur, bila dilihat dari unsur pembangunnya musik terdiri dari bunyi, ritme, dinamika, dan bentangan waktu. Sehingga suara knlpot, suara burung, suara petir, orang bicara, suara ombak dan lain-lain dapat dikategorikan musik bahkan “murattal” menurut ilmu teori musik terkategorikan sebagai musik. Ikhwah skalian kita sebenarnya harus membuat batasan tentang musik itu sendiri denan jelas. Dalam dunia musik kontemporer suara telur digoreng, suara deru mesin dan ragam bentuk suara lainnya semuanya adalah masuk dalam kategori musik. Afwan ana bkn bermaksud menggurui tapi karena adanya fakta bahwa musik menjdi bagian terpenting dalam kehidupan manusia dari dulu hingga sekarang dan beragam pengertian dan pemaknaan musik muncul pada setiap individu atau dalam komunitas budaya tertentu dimana itu adalah cermin dari dasar ideologi mereka. Marilah kita selamatkan saudara2 kita dari ketergantungan musik tanpamembuat mereka tersinggung sehingga menimbulkan konflik yang baru dan salah satu caranya adalah dengan mengetahui bagaimanakah pemaknaan mereka terhadap musik. Untuk itu kiya harus melakukan kajian atau riset budaya terhadap saudara2 kita.
Dan juga ana tambahkan dalam sudut pandang estetika musik, murattal sangatlah estetis bila dilihat dari kerumitan nada, teknik vokal yang digunakan pun sangatlah tinggi. Akan tetapi disisni ana tidak bermaksud mendifinisikan pamabacaan Al Qur’an sebagai sebuah genre musik akan tetapi ana pandang sebagai fenomena musikal atau perilaku yang luar biasa. dalam dunia musik kurang dikenal interval nada berjarak seperempat, dimana nada tersebut mempunyai tingkatan sangat sulit bila dilihat dari teknik menyanyikannya dan juga sangat sulit ditemukan seorang penyanyi dengan teknik vokal tinggi dapat melakukan hal itu akan tetapi nada berinterval seperempat dapat dengan mudah dijumpai pada rekaman2 murattal. Dahsyat khan ….. tetapi sekali lagi ana tidak bermaksud memasukkan pembacaan Al Qur’an sebagai musik walaupun mempunyai estetika musik yang luar biasa tinggi, agung, dan indahnya. Belum lagi kita mengkaji dari sudut pandang kesastraan Al Qur’an …. wew …
Afwan banyak salah ketik, selain itu ana menerima kritik dan saran dari saudaraku sekalian.
W a s s a l a m u ‘ a l a y k u m .
Ehhh … ni rum khusus akhwat yaaa????????
Baru nyadar an …
Assalaamu?alaikum
buat: R\Arga Kusuma
Riset ilmiah tentang musik, untuk apa?!
Apa-apa yang dihalalkan dan diharamkan dalam Islam adalah adalah ketentuan dari Allah Yang Maha Pencipta, Yang Maha Menentukan segala sesuatu.
Allah telah mengharamkan babi, zinah, khomer, musik dll..
Lalu “Hasil Riset” tsb untuk apa?! Apakah maksud anda untuk membantah Allah?!!!!!!!!
Cari dan Pelajarilah Ilmu. Islam bukan hanya soal shalat, puasa, zakat, haji..!! Islam juga mengatur bagaimana menjalani hidup dan berkehidupan..
sampai kapan kita akan saling berbantah-bantahan, mempardebatkan sesuatu yang haq…sampaikanlah kebenaran itu dan serahkan hidayahnya kpd Alloh semata.
Astaghfilulloh…
nta bertaubat kpd-Mu ya ALLOH….
mungkin saat ni nta hrus belajar meninggalkan musik…
dan beralih dengan membaca Al-Qur’an….
Semoga Abu Bintang diberi hidayah sunnah oleh Allah SWT…
Ukhti, aku mw tanya.tentang takbiran pada malam idul fitri/adha, bagaimana hukumnya???? mohon dijawab ya, ato krim email. makacih.
Jazakumullah khairan atas ilmu yang disampaikan. Saya ijin co-pas untuk teman2 di grup saya ya Ummu…Shukran.
alhamdulillah..saya jadi teringat kembali soal masalah musik ini. kalau kita lihat ada yg mengharamkan musik, ada pula yang menghalalkan musik, maka kalau perkara ini dimasukkan dalam perkara syubhat, akan lebih baik untuk meninggalkan musik ini, karena meninggalkan syubhat itu bisa menjaga agama dan kehormatan..
Assalamu’alaykum,
afwan saya bingung..saya pelajar musik sejak kecil, piano klasik. begitu membaca musik itu HARAM, hati saya berontak…astaghfirullah. Insya Allah kalau soal lagu2 bisa dengan perlahan saya tinggalkan, tapi begitu soal main piano, begitu sangat sangat sangat sulit sekali untuk ditinggalkan, karena biaya pendidikan yang telah saya jalani juga tidak sedikit jumlahnya. sementara itu, rasanya sayang banget buat meninggalkan ilmu yang udah bertahun-tahun dipelajari.
Memang kita wajib untuk mengutamakan AlQuran dan Sunnah, tapi apakah keseimbangan permainan jari2 tangan kanan dan kiri tidak bermanfaat untuk perkembangan dan pelatihan untuk otak. sekali lagi maaf, bukannya tidak setuju dengan artikel ini dan mencari-cari celah untuk membantah, tapi saya bingung gimana cara meninggalkan yang satu ini, meuni berat….
tuolooong…..rasa berontak ini masih ada dan banyak….
astaghfirullahaladzim…
mohon bantuannya….
Assalamualaikum
u pianist : dulu saya juga seorang musisi lebih tepatnya trumperis. dengan segudang prestasi di bidang musik yang cukup membanggakan. bahkan dulunya saya juga berprofesi sebagai pengajar musik, sehingga saya tau persisi apa yang saudara rasakan. saran saya tinggalkan hal-hal yang akan mendekatkan kita kembali kepada musik, baik itu (pergaulan, televisi, radio,dll) selanjutnua perbanyak membaca Al Qur’an terlebih lagi kalau mencoba mulai menghafalkan.Insyaallah pasti bisa!
Assalamu’alaikum….
Subhanaallah…
Saya membaca ulang artikel ini n komentar2nya…
Saya merinding, rasanya mau nangis…
Saya adalah orang yg sangat menyukai musik pada awalnya… Mungkin apa yg saya alami serupa dengan akhi n ukhti… Saya sangat merasa tenang dengan mendengarkan musik… apalagi kalau saya sedang sedih atau ada masalah..
Sampai suatu saat calon suami saya memberitahukan saya kalau itu haram…
Saya kaget, krn sbelumnya saya tidak pernah mengetahui hal itu…
Alhamdulillah sama skali tidak ada penolakan dalam diri saya atas ketentuan itu…
Saya malah berpikir, justru ketika musik itu bisa menenangkan saya n mebuat saya terlena disitulah mudorotnya…
Karna kalau sedang ada masalah saya malah jadi lari untuk mendengarkan musik,…
Padahal, bukankah seharusnya kita menenangkan hati dengan mendekatkan diri pada Allah…
Hal ini yang membuat saya ingin menangis… ada bagian dari hidup saya dimana saya lupa bahwa hanya Allah-lah tempat mengadu atas semua masalah yang kita hadapi… bukan dengan mendengarkan musik….
Tidak mudah memang untuk tidak mendengarkan musik sama skali mengingat acara2 musik di TV, musik2 yg diputar di pusat2 perbelanjaan… semua itu gak bs kita hindari…
Tapi paling tidak kita bisa menghindar untuk tidak terlena karenanya….
Mudah2an kita selalu dalam lindungan-Nya….
Wassalamua’alaikum…
Setujuh……!!!!!
Krn muzik, kita jd lupa trhdp Allah Swt.
Tp heran, betul2
heran!!!
Ayat & hadits bgitu jelas ttg haramx muzik, ttp mengapa byk para ulama, dai membuat album???
Sungguh mengherankan….
Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Insya Allah tulisannya bermanfaat bagi kaum muslimin. Sekedar saran saja, kalau bisa dibahas juga tentang hukum nasyid yang sebagian orang mengatakannya dengan nasyid Islami.
Barakallah fiikum.
Insya Allah akan datang artikel yang membahas tentang nasyid ‘Islami’. Saat ini sedang dalam proses muraja’ah ustadz. Semoga Allah memudahkan.
?????? ?????? ???????? ???? ??? ????????? ?????????? ???? ??????? ??????? ???? ???????????? ?????? ???????? ?????? ???? ?????? ???????????
?Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)? (Al-An?aam :116)
Assalamu ‘alaikum.
Saya ingin bertanya,
1. jika saya memainkan suara saya naik dan turun, panjang dan pendek untuk mengingatkan sahabat saya kepada Allah SWT .. Apakah itu musik/nyanyian???(tanpa alat, hanya suara saja)? dan apakah itu salah??
2. Lalu apakah gendang itu haram ??? Atau alat musik yang lainnya..?
3. Bagaimana di saat saya gabungkan suara saya dengan suara gendang tersebut agar lebih indah di dengar dan lebih meresap dihati ? (sampaikan lah teguran itu dengan lemah lembut kepada sahabatmu)
4. Apakah dari ayat dibawah ini, dengan nyanyian yang diiringi gendang dalam mengingatkan sahabatku kepada Allah SWT, Rasulullah SAW dan yang berguna lainnya..adakah dari perkataan yang saya lantunkan tidak berguna dan menyesatkan (manusia) dari jalan Allah SWT?
?Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.? (QS. Luqman: 6.
Saya masih bingung tentang pendapat ulama tentang ayat ini, bukankah saling mengingatkan kepada Allah itu adalah baik, dalam hal itu di dalam nasyid atau lainnya..
saat saya mendengarkan nyanyian, semangat saya naik, tapi bukan karena nyanyian tersebut..itu karena makna dari nyayian yang disampaikan..
Saat saya mendengar nyanyian, pola pikir saya berubah..sekali lagi bukan karena nyanyian tersebut..itu karena makna dari nyayian yang disampaikan..
Dan saya berubah bukan atas nyanyian tersebut, tapi karena izin Allah SWT.
Saya berkata seperti ini agar kita berhati-hati. Mungkin saya tidak lebih baik dari akh/ukh..namun nyayian yang mengangungkan nama Allah dan mengingatkan saudara kita pada yang benar haruskah dikatakan haram disaat itu berguna.
Saya setuju jika musik dengan hal yang tidak berguna (miskin atau sama sekali tanpa pengetahuan itu haram).
tapi saya kurang setuju jika nyanyian itu melalaikan kita dari shalat..Contoh:
1. Sepohon kayu daunnya rimbun….walupun hidup seribu tahun, jika tak sembahyang apa gunanya….dan lainnya.
2. Deeemii masa.. sesungguhnya manusia kerugian….
Antara 2 jenis yang berbeda, mungkinkah digabungkan jawabannya tidak. Hak dan bathil. Benar dan salah. baik dan buruk.
(ada takdir yang dapat diubah dan takdir yang tidak dapat di ubah..disini ada 2 variabel yang berbeda yang tidak dapat disatukan, bagaimana jika digabungkan..hasilnya semua orang tidak akan berusaha karena dia tahu takdirnya tidak akan berubah, atau semua orang berusaha untuk untuk melakukan apapun..menjadi apapun contohnya seolah2 menjadi malaikat atau nabi..menjadi pengikut setan dengan menjadi dukun)
Dilihat dari nyanyian..baik dan buruk, juga punya 2 variabel. Tolong dipikirkan apakah semua nyanyian itu haram, apa yang menyebabkan nyayian itu haram?
NB: ini adalah pertanyaan dan masalah yang mengganjal pada saya, tolong di jawab dengan lemah lembut. dan jika saya salah tegurlah dengan lemah lembut. afwan.
Astagfirullah.
Assalamu ‘alaikum.
Tadi malam saya berkomentar di sini.
Tapi kenapa koentar saya tidak tercantum. syukron.
Sudah tercantum rupanya..
Saya tidak melihat..afwan.
Assalau’alaikum……… izin share ya…
Allah Ta?ala telah berfirman, ?Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.? (QS. Luqman: 6) Sebagian besar mufassir (Ulama Ahli Tafsir -ed) berkomentar, yang dimaksud dengan ?perkataan yang tidak berguna? dalam ayat tersebut adalah nyanyian. Hasan Al Basri berkata, ?Ayat itu turun dalam masalah musik dan lagu.?
Saya masih belum jelas dengan bagian ini. Secara kata/kalimat, tidak ditemui musik. Yang menyatakan bahwa ayat ini dimaksudkan untuk musik dan lagu adalah Hasan al Basri dan mayoritas ulama ahli tasfir.Sy juga belum mendapati adanya penjelasan Rasulullah saw melalui hadist yg benar2 menggunakan kata yg dapat diartikan musik dan lagu. Bukannya musik diperbolehkan saat walimah? tolong diluruskan kalau sy salah.
Tolong jelaskan juga, kata apa yang ditafsirkan sebagai musik dan lagu oleh para ulama dari ayat Al-Quran diatas.
@ Mba Rayhana
Memang benar dalam ayat tersebut tidak disebut kata musik. Dalam ayat tersebut ada kata lahwal hadits. Kata inilah yang ditafsirkan oleh kalangan mufassirin dengan musik. Silahkan Ukhti baca penjelasan yang ana ambil dari link yang sangat bermanfaat berikut ini :
?Jika ada yang mengatakan, ?Penjelasan tadi kan hanya penafsiran sahabat, bagaimana mungkin bisa jadi hujjah (dalil)??
Maka cukup kami katakan bahwa tafsiran sahabat terhadap suatu ayat bisa sebagai hujjah bahkan bisa dianggap sama dengan hadits Nabi shallallahu ?alaihi wa sallam (derajat marfu?). Simaklah perkataan Ibnul Qayyim setelah menjelaskan penafsiran mengenai ?lahwal hadits? sebagai berikut,
?Al Hakim Abu ?Abdillah dalam kitab tafsirnya di Al Mustadrok mengatakan bahwa seharusnya setiap yang haus akan ilmu mengetahui bahwa tafsiran sahabat ?di mana para sahabat lah yang menyaksikan turunnya wahyu- menurut Bukhari dan Muslim dianggap sebagai perkataan Nabi shallallahu ?alaihi wa sallam. Di tempat lainnya beliau mengatakan bahwa menurutnya tafsiran sahabat tentang suatu ayat sama statusnya dengan hadits marfu? (yang sampai pada Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam).? Lalu Ibnul Qayyim mengatakan, ?Walaupun itu adalah tafsiran sahabat, tetap tafsiran mereka lebih didahulukan daripada tafsiran orang-orang sesudahnya. Alasannya, mereka adalah umat yang paling mengerti tentang maksud dari ayat yang diturunkan oleh Allah karena Al Qur?an turun di masa mereka hidup.?(Lihat Ighatsatul Lahfan, 1/240)
Jadi, jelaslah bahwa makna lahwal hadits dengan nyanyian patut kita terima karena ini adalah perkataan sahabat yang statusnya bisa sama dengan sabda Nabi shallallahu ?alaihi wa sallam.
Sumber: http://rumaysho.com/hukum-islam/umum/2627-nyanyian-telah-membuatku-lalai-dari-nya.html
Silahkan Ukhti Baca untuk mengetahui lebih lengkap tentang hukum musik beserta dalil-dalinya pada link diatas.
Apakah ada nyanyian yang diperbolehkan?
Jawabnya ada dengan syaratsyarat berikut:
1- Nyanyian/nasyid tidak mengandung musik, baik musik asli maupun musik tiruan. Musik asli adalah musik yg keluar dari alat musik, sedangkan musik tiruan adalah yg keluar dari mulut manusia mirip dgn alat musik. Atau yg diproses dengan alat-alat canggih hingga menghasilkan efek suara yg indah dan merdu. Keduanya meski berbeda asalnya, tapi hukumnya tetap sama, sebagaimana yg difatwakan oleh sejumlah ulama.
2- Nyanyian/nasyid yg bebas dari efek-efek suara, yg menjadikan suara terdengar merdu bertalu-talu laksana alunan musik? dan sayangnya kebanyakan nasyid tidak lepas dari hal ini.
3-Nyanyian/nasyid yg dibolehkan adalah yg maknanya baik, dan digunakan untuk tujuan yg syar?i, seperti menyemangati diri dlm mengerjakan sesuatu, dan dalam porsi yg wajar. Oleh karenanya, hal tsb jarang dilakukan oleh para salaf. Para sahabat umpamanya, sejauh yg kami ketahui, hanya bersenandung ?menyanyikan nasyid? ketika mereka menggali parit untuk perang Khandaq, atau saat menempuh perjalanan jauh. Artinya jika kondisi mereka sedang fit dan semangat, mereka tidak mendengarkan nasyid? namun mengisinya dengan ibadah.
Ingatlah bahwa apa yg Anda lakukan hanyalah perbuatan yg hukumnya asalnya mubah (boleh) jika bebas dari hal-hal yg kami sebutkan dlm poin2 tadi. Oleh karenanya, membuang waktu untuk sesuatu yg mubah sebenarnya merugikan diri kita, karena umur berkurang namun pahala tidak bertambah.
Sumber yang sangat bermanfaaat:
http://basweidan.wordpress.com/2009/07/17/nasyid-islami-mengapa-harus-diwaspadai/
Syarat-syarat diats juga berlaku untuk nasyid walimahan.
Allahu a?lam bishshowab.
@ Ukhti Salwa, semoga Allah Ta?ala merahmatimu.
Pertama yang ingin saya sampaikan berkenaan dengan pertanyaan Ukhti-semoga saya tidak salah dalam memahaminya-adalah bahawasanya mengingat Allah Ta?ala atau dzikir termasuk perkara ibadah. Dan ibadah tidaklah dibangun diatas prasangka, sekedar menganggapnya suatu kebaikan lantas kita dengan seenaknya mengamalkannya, namun yang benar ibadah harus dilandasi dengan dalil-dalil yang syar?i. dan perlu saya tekankan disini bahwasanya syarat diterimanya ibadah itu ada 2:
Pertama: ikhlas karena Allah semata
Kedua: Mutaba?ah, amalan ibadah tersebut telah dicontokan oleh Rasulullah shalallahu?alaihi wasallam dan para shahabat radhiallahu?anhum.
jika seseorang beramal dengan suatu amalan namun hanya satu diantara dua syarat saja yang terpenuihi maka amalannya tersebut tertolak.
Bertoalk dari sini maka yang ingin saya tanyakan kepada Ukhti karimah-semoga Allah memberimu taufiq-?
Apakah amalan nasyid yang Ukhti katakan dapat mengingatkan kepada Allah telah memenuhi dua syarat diterimanya ibadah diatas?
Jika jawabannya IYA maka,
Apakah Rasulullah shalallahu?alaihiwasallam pernah melakkukan hal ini?
Dimanakah gerangan dalil yan menunjukkan bahwa selama hidup beliau ber-musik untuk mengingat Allah tabaraka wa Ta?ala?
Apakah para shahabat Nabi pernah melakukan hal ini?
Manakah dalil yang menunjukkan bahwa para sahabat melantunkan lagu-lagu untuk berdzikir kepada Allah?
Apakah para ulama salaf juga melakukan hal ini?
Wahai Ukhti yang sangat saya cintai karena Allah, datangkan bukti jika memang yang engkau yakini adalah al haq..
Namun jika engkau tidak mampu mendatangkan bukti lantas dirimu tetap mengklaim bahwa musik bisa mendekatkan dirimu kepada Allah?.maka,
Apakah engkau lebih bertaqwa daripada Nabi shalallahu?alaihiwasallam, sementara beliau tidak pernah bermusik bahkan Allah dan RasulNya telah mengharamkannnya..?!
Apakah engkau lebih tahu tentang ibadah yang benar, dzikir yang benar daripada Nabi dan para sahabat? Sementara mereka sendiri tidak mencontohkan dzikir dengan musik.
Namun Ukhti jika engkau menjawab TIDAK,
Maka saya sangat bersyukur, bahwa engkau kini telah memahami apa itu ibadah yang benar dan engkaupun telah bisa membedakan mana itu sunnah dan mana bid?ah.
Barakallahu fik Ukhti..
Assalamualaikum…
sya mau tanya klu mendengarkan lagu2 bernuansa islami d bolehin gak ya dlm islam?balas k email sya ya..syukron…
@ Ukhti Ummu Fathimah, Syukron atas tanggapannya.
Saya berkata seperti ini karena ada yang mengganjal di pikiran saya, bukan berarti saya lebih bertakwa atau lebih tahu dari ukhti wahai sahabatku. Dan bukan pula dari Nabi shalallahu?alaihiwasallam.
Sebenarnya saya masih belum mengerti. Ada yang mengatakan mubah, ada yang mengatakan nyanyian boleh , ada yang mengatakan haram..
Dan hadis di bawah ini berkata lain,
“Biarkan mereka, wahai Abu Bakar karena hari ini adalah Hari Raya.” (Hadis Shahih Muttafaq ?Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari (1: 242,252), Muslim (3:22), Al-Nasa?I (1:236) dan Ahmad (6:33,84, 99,127, 134)
Sepertinya saya harus banyak baca dan mencari tahu lagi. Mohon bantuannya. Syukron ukhti.
Saya tambahi sedikit, ada sedikit kurang pengetikan.
“Ada yang mengatakan nyanyian boleh (dengan beberapa syarat)”,
Assalamualaikum wr.wb.
Saya sangat setuju dengan artikel ini karena:
1.Syair musik adalah perkataan bohong,pelantun syair tak pernah mengalaminya dan termasuk dalam pembodohan.
2.Syair musik membuat kita lalai dalam beribadah kepada Allah,karena syair lagu cepat terpatri di dalam hati.
3.Syair musik dapat membutakan mata hati dari hikmah.
4.Syair musik adalah makanan haram bagi hati karena:
Roh yang ada di dalam jasad manusia juga mempunyai kebutuhan seperti jasad.
Roh perlu pakaian,pakaianya adalah sholat.
Roh perlu makanan,makananya adalah zikir.
Roh mempunyai kegemaran,kegemaranya adalah puasa.
Roh perlu belanja,belanjanya adalah sedekah.
assalamu’alaikum wr.wb
ana sekarang di warnet lagi cari ilmu yang bermanfaat tapi setiap saya ke warnet mustahil tak ada musik sampe-sampe volume yang menakutkan apa hukumnya saya di sini apakah dosa?? tapi kemana lagi saya akan buka situs muslimah kalo bukan warnet??? punya laptop tapi saya juga tdk berani untuk hotspot.mohon solusinya???
Ukhti, seseorang tidak berdosa atas apa yang tidak dilakukannya. Dalam hal ini, musik yang dipasang di warnet atau tempat-tempat lainnya adalah sesuatu yang sulit dihindari. Yang kita bisa lakukan adalah meminimalisir atau jika kita memiliki kemampuan untuk menjauhi tempat-tempat tersebut, maka sebaiknya kita melakukannya.
Untuk meminimalisir, ukhti bisa memasang headphone/earphone dan memasang murotal saat ke warnet.
Adapun jika ukhti memiliki fasilitas untuk menghindari warnet yang notabene penuh dengan gegap gempita musik, alangkah lebih baiknya jika memanfaatkan nikmat dari Allah tersebut (laptop) untuk ibadah. Bukankah jika ukhti menghindari pergi ke warnet untuk menghindari musik di dalamnya merupakan ibadah? : ) Dan ketika ukhti memanfaatkan laptop tsb untuk membaca ilmu Islam juga merupakan ibadah?
Semoga Allah memberi kemudahan dan memberkahi usaha ukhti dalam mencari ilmu diniyah.
?????? ????? ????? ???? ???????
Ukhti Salwa,
maaf saya sangat terlambat merespon, karena baru tahu Ukhti membalas komentar saya.
yang perlu saya tekankan lagi disini,
1. Hukum asal musik adalah haram berdasarkan banyak dalil yang menegaskan akan hal ini, kemudian bisa berubah menjadi boleh/mubah jika memnuhi syarat-syarat( sebgaimana komentar saya untuk Ukht Rayhana, silahkan dicek lagi). Nah, yang jadi pertanyaan, apakah nyanyian yang ukhti maksud telah memenuhi syarat-syarat tersebut?
2. menggunakan musik/nyanyian sebagaimana yang Ukhti maksud untuk berdzikir kepada Allah. maka jawabnnya adalah komentar saya untuk Ukhti tertanggal 18 November 2009.
3.berikut ini saya nukilkankan fatwa lajnah ad daimah lil buhuts al ilmiah wal ifta’tentang musik dan nyanyian, syarat dibolehkannya nyanyian, sebagai tambahan jawabann saya yang telah lalu.
“Tetapi tidak boleh menjadikan nasyid/nyanyian sebagai suatu yang wajib untuk dirinya dan sebagai kebiasaan, cukup dilakukan pada saat-saat tertentu ketika hal itu dibutuhkan seperti pada saat pesta pernikahan atau sebelum melakukan perjalanan di jalan Allah (berjihad), atau acara-acara seperti itu. Nasyid ini boleh juga dilantunkan guna membangkitkan semangat untuk melakukan perbuatan yang baik ketika jiwa sedang tidak bergairah dan hilang semangat. Juga pada saat jiwa terdorong untuk berbuat buruk, maka nasyid atau nyanyia tersebut boleh dilantunkan un-tuk mencegah dan menghindar dari keburukan.
Namun lebih baik seseorang menghindari hal-hal yang membawanya kepada keburukan dengan membaca al-Qur’an, mengingat Allah dan mengamalkan hadits-hadits Nabi, karena sesungguhnya hal itu lebih bersih dan lebih suci bagi jiwa serta lebih menguatkan dan menenangkan hati, sebagaimana firman Allah,
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendakiNya. Dan barangsiapa disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya.” (Az-Zumar: 23).
Dalam ayat lain Allah berfirman,
?
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Orang-orang yang beriman dan ber amal shalih, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” (Ar-Ra’d: 28-29).
Sudah menjadi kebiasaan para sahabat untuk menjadikah al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai penolong mereka dengan cara menghafal, mempelajari serta mengamalkannya. Selain itu mereka juga memiliki nasyid-nasyid dan nyanyian yang mereka lantun-kan seperti saat mereka menggali parit Khandaq, membangun masjid-masjid dan saat mereka menuju medan pertempuran (jihad) atau pada kesempatan lain di mana lagu itu dibutuhkan tanpa menjadikannya sebagai syiar atau semboyan, tetapi hanya dija-dikan sebagai pendorong dan pengobar semangat juang mereka.
Sedangkan genderang dan alat-alat musik lainnya tidak boleh dipergunakan untuk mengiringi nasyid-nasyid tersebut karena Nabi ??? ???? ???? ???? dan para sahabatnya tidak melakukan hal itu. Semoga Allah menunjukkan kita kepada jalan yang lurus. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.” [fatwa-ulama.com, diambil dari salafiDB]
nah, yang menjadi pertanyaan lagi, apakah ada keterangan dari fatwa diatas bahwa nyanyain boleh untuk berdzikir kepada Allah?
bahkan sebaliknya Ukhti, Fatwa diatas menasehati kita untuk berdzikir dengan al Qur’an dan meninggalkan nyanyian.
4. tentang hadits yang Ukhti bawakan tersebut,
?Biarkan mereka, wahai Abu Bakar karena hari ini adalah Hari Raya.? (Hadis Shahih Muttafaq ?Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari (1: 242,252), Muslim (3:22), Al-Nasa?I (1:236) dan Ahmad (6:33,84, 99,127, 134)
memang haidt ini menunjukkan bolehnnya nyanyian(yang memenuhi syarat)untuk meramaikan dan memeriahkan hari raya, namun apakah hadits ini menunjukkan bolehnya nasyid/nyanyian untuk berdzikir?
maaf ralatpoin ke1,
maksud saya hukum asal nyanyian dengan musik adala haram, kecuali nyaanyian yang memnuhi syarat-syarat.
ijin share ke group ya ukhti..jazakillahu khairan
assalaamu’alaikum…
‘afwan, ana izin ngopy artikelnya. buat temen…
jazakunnalloh khoiron.
Jazakumullahkhoir Ukhti. Saya akan berusaha lebih sering membaca Al-Qur’an.
Sekali lagi Syukron, jazakallah khoiron katsiro.
Bagus,,
sy lgi suka-sukanya ama musik…
moga dgn ini bisa berkurang…
boleh sy share ke temen2 di Fb…?
Thanx..
assalamu’alaykum,,
ijin copy ya.. syukron
Bagaimana dengan lagu yang di lantunkan oleh syekh MIsyari Rasyid Al Afsy… yang kalau tidak salah beliau ini lebih terkenal dengan lantunan murattalnya yang sangat merdu…
kalau anda tau, beliau memiliki beberapa album lagu yang sudah beredar di madinah dan sangat di gemari olaeh masyrakat di sana…
@ Ikhwan
Hukum music tidak akan berubah siapapun yang menyanyikannya, music tetap haram.
Dalil tantang haromnya musik ini sudah jelas. Terima sajalah, daripada mencoba menghalalkan apa yang Alloh haramkan. Awal2nya memang sulit, apalagi kalau hobi, seperti mp3 lagu2 saya dulu sampai bergiga2. Tapi setelah dilakukan ternyata tidak sesulit yang dibayangkan, ga denger musik lagi. tak hapus semua, hehe, Alhamdulillah.
Saya pernah dengar juga riwayat tentang se2orang yang membuang semua kasetnya setelah tahu hukum musik ini. Hehe… Seperti sahabat saja dia, sami’na wa atho’na.
@ ikhwan
Kita boleh mengucapkan syair untuk memberi semangat atau bernasyid dg SYARAT:
1. Tidak menggunakan alat musik
2. merupakan spontanitas
3. TIDAK DIJADIKAN KEBIASAAN
wallohu a’lam
saya bertekad untuk meninggalkan tidak mendengarkan musik lagi..hanya murattal…moga ALLAH membantu saya dijalan ini…bismillah..mulai hari ini…
Subhanalloh… mmg berat skrg ini ank ana sedang belajar membaca aja memakai lagu, jd bgm ? ana minta saran donk….
terimakasih atas dakwahnya semoga bermanfaat bagi semua ya ..
afwan, ijin share yah.
jazakallah khaer.
izin share blog ya…
Assalamualaikum…afwan ukhti…saya berprofesi sebagai guru bahasa Inggris untuk anak2. Silabus yang saya gunakan hampir semuanya ada bagian dimana siswa bernyanyi menyebutkan nama2 benda misalnya. Dan silabus yang saya gunakan ini sudah dipakai di banyak negara karena terbukti efektif dalam mengajarkan bahasa Inggris.
Di sisi lain, anak saya yang masih TK B, di sekolahnya pun ada aktifitas seperti di atas, seperti memperkenalkan kosakata baru, atau menghafal asma’ul husna.
Bagaimana solusinya? Karena -bahasa Inggris terutama- sangat sulit diterima oleh orang Indonesia bila metode pengajarannya terlalu serius. Saat ini metode yang digunakan adalah fun-learning, yaitu ketika siswa merasa senang/rileks (misalnya dengan senam di awal pelajaran, games, dan bernyanyi/acapela), maka lebih mudah baginya menerima pengajaran. Bila menggunakan metode kelas yang serius, umumnya murid akan bosan, mengantuk, sehingga ilmu yang diserap mungkin hanya 50% saja.
Mohon nasihatnya. Jazakillah khairan
Jika senandungnya tanpa musik, maka mudah2an tidak mengapa, asal jangan sampai melalaikan.
Jawaban selengkapnya dapat kthi baca di sini
kalau musik itu bener demikian buruknya yah, ga mungkin ada pelajaran seni di SMA/SMP/SD, yang notabene sudah di pikirkan pemerintah,
memperdebatkan musik halal atau haram?… ini sama aja dengan memperdebatkan apakah melukis/ menggambar hewan, atau melukis seseorang,
sebaiknya hukum2 yg melarang yah.. itu diperhatikan kenapa bisa muncul hukum itu, apakah masih relevan atau enggak, sya bukannya ingin meninggalkan nilai2 tradisional islam, cuma, lama2 ini masyarakat kita bakal kaya uni soviet kalo cuma mempertahankan hal2 yang udah gak relevan, berpikir kritis dong..
@ Fajar Al-Mahmud
Saudara Fajar yang kami hormati, barakallahu fik. Artikel di atas kami hadirkan ke hadapan para pembaca sebagai bentuk sikap kritis kami terhadap realitas di masyarakat. Logika sederhananya, kita adalah orang Islam. Jika mengaku orang Islam, patuhilah batasan-batasan halal-haram yang telah dibuat Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana jika seseorang mengaku penduduk Indonesia, mereka harus mematuhi batasan-batasan yang dibuat pemimpin negeri, selama tidak bertentangan dengan syariat Allah.
Allah menurunkan syariat untuk diikuti oleh manusia, bukannya untuk mengikuti hawa nafsu manusia. Jika syariat harus dirombak secara berkala untuk mengikuti “tren” terbaru di masyarakat, betapa kacaunya semua keseimbangan yang telah Allah tetapkan dengan penuh hikmah.
Semoga menjadi bahan perenungan bersama ….
assalamualaykum
ana izin share ya,
syukron..^^
“Janganlah berlebihan saudara ku….., ISLAM itu tidaklah kaku, ISLAM itu sangatlah Flexibel…. dan ISLAM itu memperbaiki atau menyempurnakan semuah ajaran di muka Bumi ini, bukanlah menghapus sesuatu… jadi, perbaikilah lagunya dan ala musiknya. Contoh, Syair itu jelas dilarang karena takut melupakan Tuhan-Nya dan menjurus kesesatan. Akan tetapi, adai kata Syair itu mengagungkan Tuhan-Nya manusia dan mengajak ke jalan yang lurus, itu malah di anjurkan.”
“Saya rasa begitu. Dan saya Mohon maaf lahir dan batin”
“Semoga Saudara ku ini, diberi pemahaman ISLAM oleh TUHAN-NYA MANUSIA” “Amiin”
Islam memang fleksibel mas Obeng…tapi kefleksibelan itu juga yangs udah diatur dalam Islam. Misal ketika sakit, maka sholatnya bisa duduk…kalo gak sanggup kemudian tidur. Atau ketika mau wudhu tidak ada air maka boleh wudhu dengan tayamum dst.
Syariat Islam ditegakkan berdasarkan dalil, yaitu Al-Quran dan Sunnah nabinya, yang sahih tentunya. Jadi bukan atas perasaan manusia tertentu yang “menurutnya” itu baik. Perasaan siapakah yang akan dipakai kalau seperti ini. Syariat telah menetapkan alat musik itu haram. Maka itu adalah haram.
Tidak bisa kita fleksibelkan sesuai dengan keinginan kita (pun menurut perasaan kita itu baik). Wallahu a’lam
Assalamu’alaikum …. Di dalam Al-Quran Allah mengharamkan bangkai, darah, daging babi. Hal ini diharamkan karena dapat merusak kesehatan, namun Allah membolehkan apabila dalam keadaan mendesak (terpaksa) asal tidak berlebih-lebihan.
Menurut saya (dalam hal musik), kondisi zaman sekarang ini cukup mendesak. Sebab, musik (lagu) telah merambah di mana-mana. setiap keluar rumah terkadang ada saja musik terdengar di telinga (untung saja bukan di mata). Parahnya lagu-lagu yang di sajikan mengandung hal-hal mengundang maksiat.
Di sini, saya sebagai penyair (pemusik) namun menciptakan syair-syair yang bersumber dari Al-Quran. Misalnya … Kau menguji aku dengan kesusahan …. Kau menguji aku dengan keindahan …. Dalam syair ini saya menjelaskan bahwa setiap keindahan atau kesusahan itu adalah ujian seperti yang telah Allah jelaskan di Al-Quran.
Saya seorang muslim yang juga turut menghidupkan DAKWAH namun cara saya berdakwah beragam, melalui desain (bergambar) sampai di musik. Menurut saya musik cukup efektif, sebab kebanyakan orang-orang yang jauh dari Al-Quran, hampir rata-rata suka musik. Bagi saya melalui musik jualah Insya Allah bisa mengingatkan mereka betapa Indahnya firman-firman Allah di dalam (Al-Quran).
Jika itu baik Insya Allah itu akan Hallal. Kecuali musik-musik yang mengundang maksiat, seperti musik-musik discotik atau tentang cinta-cinta yang haram.
Simak firman Allah berikut ini:
Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan MENGHALALKAN bagi mereka segala yang baik dan MENGHARAMKAN bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka[574]. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (A’raaf: 157)
Ibarat makanan, apakah makanan itu baik, atau tidak. Dan tergantung pula bagi mereka yang mengkonsumsinya, apakah baik atau berlebih-lebihan.
@Eko Standar mendesak atau tidak, baik atau tidak, halal atau tidak, bukanlah berdasarkan perasaan atau pemikiran masing-masing orang, namun syari’at yang Allah Ta’ala turunkan melalui RasulNya. Karena itu dalam setiap permasalahan, terlebih masalah da’wah, hendaknya setiap orang berpegang teguh dengan tuntunan Islam untuk beragama, termasuk da’wah. Keefektifan da’wah tidaklah dipandang dari berapa banyak orang yang bisa mengikutinya, namun seberapa baik dan lurus orang tersebut berpegang dengan agama setelah dida’wahi.
Cinta sunnah itu indah…. Subhanallah
sy ga terlalu suka musik.. tp kalo di bilang musik itu mutlak haram sy ga terlalu percaya juga..soalnya pemahaman alquran itu harus di lihat di beberapa ayat pendukung lainnya…lagi pula islam itu mudah…dan sebenarnya kita itu hanya tau ilmu itu dari orang lain, coba cek kita tau nama sendiri dari sapa dari orang lain… kita itu cuman tau sedikit dari ilmu yang banyak dan tau banyak dari ilmu yang sedikit…. jadi kalo masih banyak orang yang kurang setuju ya mungkin ilmunya harus di gali lagi lebih dalam ..mungkin melakukan penelitian ato sebagainya…tapi ga tau juga sih…sy juga ga yakin apa yang saya katakan..hehhehe
@rafa, semoga Allah merahmati anda. Ada baiknya jika memang tidak tahu, kita diam dan tidak berkomentar. Ilmu harus dimiliki sebelum berkata dan berbuat.
Mengenai haramnya musik sudah menjadi pendapat jumhur ulama:
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/perkataan-para-ulama-tentang-nyanyian-dan-musik.html
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/perkataan-para-ulama-tentang-nyanyian-dan-musik-2.html
Banyak yang kurang setuju bukan berarti yang disampaikan salah. Dahulu para Nabi ada yang tidak memiliki pengikut, ada yang hanya 1 orang dan ad ayang hanya sedikit saja. Rasulullah pun dakwahnya di tolak oleh orang kafir Quraisy. Jadi apa yang diyakini atau disetujui mayoritas orang bukanlah patokan kebenaran.
Kalau kita pasang audio (musik tanpa nyanyian) pada video bagaimana hukumnya?
Jika masih ada unsur instrumen alat musiknya maka hukumnya haram. Bisa diganti dengan suara burung, suara alam, atau efek-efek suara yang bukan dari alat musik atau menyerupai suara alat musik.