Manusia adalah makhluk sosial, mempunyai karakter tak bisa hidup sendiri dan mempunyai kebutuhan untuk hidup bermasyarakat. Manusia akan berhubungan dengan siapa saja yang ada di sekitarnya baik di dunia nyata atupun di dunia maya. Apalagi kita berada di zaman teknologi di mana tidak ada batasan tempat dan waktu untuk saling terhubung. Akan tetapi, hal tersebut menjadikan manusia tidak pikir panjang dalam bermedia sosial dan tidak melihat pada batasan-batasannya, tidak memandang situasi dan kondisi.
Jangkauan untuk bermedia sosial sangat banyak dan mudah. Bisa dijangkau oleh orang-orang dari timur ke barat, orang dewasa bahkan anak-anak dan lansia, berbagai suku, ras, dan agama, dan melingkupi berbagai tingkatan ekonomi masyarakat.
Media sosial melingkupi komunikasi dari berbagai sarana, baik itu tulisan, audio dan visual dapat dilakukan. Bahkan, media sosial menjadi bagian dari kehidupan kita saat ini. Manfaat media sosial ada pada perkara agama dan dunia, sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, sehingga mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kondisi kehidupan manusia.
Banyak Kebaikan, Tapi Banyak Juga Keburukannya
Media sosial mempunyai manfaat yang sangat banyak sehingga perlu kita manfaatkan dengan baik sebagaimana media sosial juga punya bahaya yang besar yang patut untuk kita waspadai. Perlu bagi kita untuk meraup pahala di dalamnya sebagaimana kita perlu untuk melindungi diri kita dari bahaya yang ada padanya bagi agama dan dunia, juga bagi pribadi diri kita dan masyarakat.
Kita lihat bahwa media sosial ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam berbagai tingkatan masyarakat. Maka, jika itu bermanfaat, maka berbahagialah, ambil manfaat tersebut. Jika itu buruk, maka kita hindari karena jika tidak, maka bisa berdampak buruk bagi agama dan dunia. Jika di dalamnya tidak ada kebaikan dan juga tidak ada keburukannya, maka itu termasuk perkataan yang sia-sia yang patut kita jauhi, maka itulah sifat orang-orang beriman. Allah ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang beriman,
وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ
Artinya: “orang-orang yang meninggalkan (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna,” (Q.S Al-Mukminun: 3)
Keburukan-keburukan yang tersebar yang berkaitan dengan aqidah akan menimbulkan keraguan dan menutupi kebenaran yang ada pada agama ataupun ajakan-ajakan pada aqidah-aqidah yang bathil seperti berlebihan-lebihan dalam mengkultus seseorang, penyimpangan terhadap nama dan sifat Allah, meremehkan ibadah-ibadah, maka wajib bagi kita untuk waspada. Baik ajakan-ajakan tersebut jelas dan gamblang, ataupun samar seperti berupa sindiran, candaan, dan yang lainnya.
Orang banyak yang keliru dalam memahami nama dan sifat Allah, ada yang menolak, menyelewengkan, atau bahkan berlebih-lebihan dalam menetapkannya sehingga terjatuh kepada penyerupaan nama dan sifat Allah dengan makhluk, -semoga Allah melindungi kita-, dan mereka mengajak pada hal tersebut, baik secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi. Maka wajib untuk kita waspada dalam hal ini karena ini bersangkutan dengan agama, jangan sampai terpapar dengan keburukan.
Perhatikan dan Waspadalah
Muhammad bin Sirin rahimahullah mengatakan,
إن هذا الأمر دين, فلينظر أحدكم يأخذ دينه
“Perkara ini adalah agama, maka perhatikanlah dari mana agama ini diambil.”
Maka perhatikanlah, bertakwalah kepada Allah, jauhkanlah agamamu dari penyimpangan, kebinasaan, penyelewengan, bid’ah dan juga kemunafikan. Semoga Allah menjaga kita.
Perpecahan Berawal dari Sosial Media
Dari media sosial, bisa muncul golongan-golongan, kelompok-kelompok, dan juga keburukan serta perpecahan antara manusia, dan ini semua bertentangan dengan syariat Islam. Siapapun yang mengajak pada perpecahan dan golongan-golongan tertentu, maka dia akan terjerumus ke dalam salah satu dari dosa-dosa besar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ليس منا من لطم الخدود أو شق الجيوب أو دعا بدعوى الجاهلية
Artinya: “Bukan termasuk dari golongan kami, orang-orang yang menampar pipi, merobek saku atau mengajak pada dakwah jahiliyyah.” (H.R. Ahmad, No 4131)
Termasuk perilaku jahiliyyah adalah dengan menyeru kepada fanatisme golongan, perpecahan, dan berkelompok-kelompok dan saling berbangga dengan hal itu.
Baca juga: Sosmedmu, Surga dan Nerakamu
Ingkari dan Cegah Sesuai dengan Kemampuan
Bertakwalah kepada Allah, waspdalah jalan-jalan tersebut. Ketahuilah, banyak keburukan yang besar di dalamnya dan juga banyak sebab-sebab yang menimbulkan tersebarnya sifat buruk, kerusakan di antara manusia, baik dengan cara perkataan yang tidak baik, celaan, bahkan ajakan, tersirat maupun terang-terangan.
Oleh karena itu, mukmin yang cerdas dia akan segera mengingkarinya dengan cara apapun yang bisa dia lakukan sehingga dia bisa menyelamatkan dirinya, keluarganya dan juga orang lain dari kerusakan tersebut dan akhirnya memperoleh kebaikan.
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت
Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Semua Akan Ditanya
Bertakwalah kepada Allah, karena Allah mengetahui semuanya. Dan kita semua akan ditanya tentang apa yang sudah kita saksikan, apa yang kita ikuti, apa yang kita sebarkan, apa yang kita ucapkan. Tidak sedikit ucapan yang dilontarkan ternyata bisa merusak agama dan dunia seseorang.
إن الرجل ليتكلم بالكلمة لا يرى بها بأسًا، يهوي بها سبعين خريفًا في النار
Artinya: “Bisa jadi seseorang mengatakan satu patah kata yang menurutnya tidak apa-apa tapi dengan kalimat itu ia jatuh ke neraka selama tujuh puluh tahun.” (H.R At-Tirmidzi No. 2236. Abu Isa mengatakan hadits ini hasan gharib melalui sanad ini)
Tolong Menolonglah dalam Kebaikan
Tolong menolonglah dalam kebaikan dan jangan tolong menolong dalam kerusakan dan permusuhan.
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Artinya: “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.” (Q.S Al-Maidah: 2)
Hendaklah kita bertakwa kepada Allah. Jangan ikut serta dalam menyebarkan keburukan. Allah akan menghisab kita sendiri-sendiri tanpa penerjemah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ اللّهُ، لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ
Artinya: “Tidak ada satu pun dari kalian kecuali Allah akan mengajaknya berbicara, dan tidak ada penerjemah di antara Allah dan dia.” (H.R. Muslim No. 1016)
Semoga Allah memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua dalam menggunakan sosial media.
Baca juga: Penyebab Penyimpangan Remaja, bag. 1
—
Penulis: Triani Pradinaputri
Referensi:
- Khutbah Jum’at Syaikh DR. Khalid bin Abdillah Al-Mushlih: Wasa-ilut Tawaashul Al Ijtima’iy wa Atsaruha ‘alaal fardi wal Mujtami’iy. 20 Desember 2019. https://www.almosleh.com/ar/99839
- Syaikh DR. Abdillah bin Humud Al-Furaih. Maa Minkum min Ahadin Illa Sayakallamahullahu Laisa Bainahu Wa Bainahu Turjumaan. https://www.alukah.net/sharia/0/99498. Diakses 3 Desember 2023
- Sholah Amir Al-Qomshon. Al-’Izhoh wal Bayaan bifadhlil Imsaakil Lisaan. https://www.alukah.net/sharia/0/138384. Diakses 3 Desember 2023
Artikel Muslimah.or.id