Contoh dari Kehidupan Sehari-hari
Sebagai contoh, dapat kita kemukakan dari kenyataan hidup sehari-hari. Bila kita membeli satu unit komputer, sementara yang membuatnya ada di dekat kita, dia mengerti betul bagaimana cara mengoperasikannya, memahami dari A hingga Z seluk beluk alat canggih tersebut, maka logiskah jika kita memanggil tukang cuci mobil untuk mengajari kita cara pengoperasian komputer?
Tentu sangat tidak logis. Akal kita akan mengatakan bahwa kita mesti memanggil ahli komputer untuk mengajari bagaimana cara penggunaan alat tersebut, berikut cara memperbaikinya jika terjadi kerusakan.
Kita meyakini bahwa yang menciptakan manusia dan membentuknya adalah Allah. Karena itu, sangat wajar jika Allah yang lebih mengetahui tentang apa yang membahayakan dan member manfaat kepada manusia. Dan jelaslah, bertahkim, patuh dan menyerah kepada selain Allah adalah cermin ketidakwarasan, kebodohan dan kedunguan. Kedunguan itu disebabkan karena kita patuh kepada seseorang yang tidak mengetahui.
Barangsiapa yang mengambil nasehat orang bodoh berarti dia menggelincirkan dirinya kepada kebinasaan.
Ironisnya, inilah yang terjadi pada kita kaum muslimin, betapa banyak kaum muslimin yang menuntut jawaban dari orang yang tidak mengetahuinya. Sebagaimana betapa banyak dari kalangan kita yang tidak memhami bahwa yang dimaksud kata”Islam” adalah menyerah, patuh dan tunduk secara total kepada perintah-perintah Allah dan larangan-laranganNya.
Duhai Saudariku, Jangan Terjerumus pada Pertentangan!
Tatkala engkau menasehati sebagian saudara muslimahmu yang belum berhijab, sebagian mereka ada yang menjawab: ‘Saya juga seorang muslimah, selalu menjaga lima waktu dan sebagian shalat sunnah, saya puasa Ramadhan dan telah melaksanakan haji, berkali-kali pula saya umrah, aktif sebagai donator pada beberapa yayasan sosial, tetapi saya belum mantap berhijab”.
Pertanyaan teruntuk Saudariku: “Kalau memang Anda sudah dan selalu melakukan amalan-amalan terpuji, yang berpangkal dari iman, kepatuhan pada perintah Allah Jalla Jalaaluhu serta takut siksa-Nya jika meninggalkan kewajiban-kewajiban itu, mengapa Anda beriman kepada sebagian dan tidak beriman kepada sebagian yang lain, padahal sumber-sumber perintah Allah itu adalah satu?
Sebagaimana shalat yang selalu Anda jaga adalah suatu kewajiban, demikian pula halnya dengan hijab. Hijab itu wajib dan kewajiban itu tidak diragukan lagi adanya dalam Al Qur’an dan As-Sunnah. Atau, apakah Anda tidak pernah mendengar sercaan Allah Jalla Jalaaluhu terhadap Bani Israil, karena mereka melakukan sebagian perintah dan meninggalkan sebagian yang lain?”
Secara tegas, dalam hal ini Allah Jalla Jalaaluhu berfirman:
??????????????? ???????? ?????????? ????????????? ???????? ????? ??????? ??? ???????? ??????? ??????? ?????? ?????? ??? ?????????? ?????????? ???????? ???????????? ?????????? ?????? ??????? ?????????? ????? ????? ????????? ?????? ???????????
“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Al-Baqarah: 85).
Selanjutnya, renungkanlah hadits shahih berikut ini:
????? ???????? ?????? ???????? ???????? ?????? ??????????? ?????? ????? ???????? ?????????? ??????????? ???????? ????????? ????????? ????? ???????? ?????????? ???????????? –???? ??????? (??/???) ?? ??????-
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan adzabnya pada hari kiamat ialah orang yang diletakkan di tengah kedua telapak kakinya dua bara api, dari dua bara api ini otaknya mendidih, sebagaiman periuk yang mendidih dalam bejana besar yang dipanggang dalam kobaran api.” (Diriwayatkan oleh Bukhari, Kitabur Riqaaq, 11/376).
Jika seperti ini adzab yang paling ringan pada hari Kiamat, lalu bagaimana adzab bagi orang yang diancam Allah dengan adzab yang amat pedih, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat ini. Yakni bagi orang yang beriman kepada sebagian ayat dan meninggalkan ayat yang lain?
——————————————————————————-
Diketik ulang dengan sedikit perubahan tanpa mengubah makna dari buku “Saudariku, Apa yang Menghalangimu Berhijab?” karya Abdul Hamid Al-Bilaly.
Artikel muslimah.or.id