Para pendewa akal dan pengekor hawa nafsu tidak henti-hentinya membuat pernyataan yang membuat guncang aqidah kaum muslimin yang sebelumnya telah lurus. Mereka berusaha memasukkan kerancuan ke dalam hati orang-orang beriman agar mereka menjadi ragu-ragu atas apa yang mejadi keyakinan para pendahulu mereka sehingga orag awam yang berakidah lurus berubah menjadi orang yang buta dan tuli terhadap kejelasan al-Qur’an. Semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari berbagai kerancuan dan menyelamatkan keimanan kita hingga kematian menjemput. Amin.
Pernyataan yang Tidak Bisa Diterima Akal Sehat
Mereka melontarkan kerancuan-kerancuan yang dikemas dengan dalil al Qur’an dengan harapan apa yang disampaikannya memiliki hujjah. Namun sungguh sangat ironis tatkala dalil yang mereka bawa justru menghantam kesesatan omongan mereka sendiri. Diantara syubuhat (kerancuan-kerancuan) yang mereka buat-buat adalah:
1. Mereka mengatakan bahwa Fir’aun adalah seorang muslim dan dia mati dalam keadaan beriman.
Berdalil dengan firman Allah Ta’ala,
“Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala entaranya, Karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu Telah hampir tenggelam berkatalah dia, “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (Qs. Yunus: 90)
2. Tenggelamnya Fir’aun mereka anggap sebagai mandi wajib ketika seseorang melepas pakaian kekafirannya sehingga saat itu juga dia telah masuk Islam.
3. Mereka juga beranggapan bahwa tidak ada satupun ayat dalam al Quran yang menyatakan Fir’aun seorang kafir.
Siapakah yang Berpemahaman Sesat Itu?
Saudariku yang dirahmati Allah Ta’ala, sebagian saudara kita yang sibuk mempelajari filsafat tentuidak asing lagi dengan tokoh filusuf yang satu ini, Ibnu Arobi [1]. Dialah orang yang pertama kali mengatakan Fir’aun mati sebagai seorang muslim dan pernyataan-pernyataan lain yang meyimpang dari agama Islam yang lurus. Tulisan-tulisannya yang membawa racun, banyak dijadikan bahan rujukan oleh para pemikir barat (Islam Liberal), diantaranya yang terkenal adalah Fushush al Hukm dan al Futuhat al-Makiyyah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah nenggelari mereka sebagai orang nifaq, zindiqah, orang taklid buta karena keyakinan ittihadiyah yang ada pada mereka dengan mengatakan wujud Allah Ta’ala adalah wujudnya makhluk, sampai-sampai mereka menegaskan bahwa Yaghuts, Ya’uq dan Nasr dan nama-nama berhala lainnya adalah wujud Allah, mereka disembah dengan kebenaran demikian juga anak sapi
yang disembah Bani Israil adalah suatu yang sah-sah saja. Lahaula wala quwwata illa billah, tentu saja pernyataan ini sangat batil dan jelas nyata kesesatannya.
Bantahan Telak
Saudariku, dengan memohon taufiq dari Allah Ta’ala berikut ini kami bawakan ringkasan risalah yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, ar-Rad ‘ala Ibni Arobi. Bantahan telak dan penjelasan yang gamblang bagi orang yang masih memiliki fitrah yang suci dengan sedikit tambahan dari kami.
Keyakinan Fir’aun sebagai orang kafir, mati dalam keadaan kafir dan dia termasuk penduduk neraka adalah perkara yang sudah disepakati agama kaum muslimin, bahkan agama Yahudi dan Nasrani pun telah mengakuinya. Ketiga agama tersebut bersepakat bahwasanya Fir’aun termasuk makhluk yang paling kafir.
Oleh karena itu Allah ta’ala tidak menyebutkan kisah orang kafir melebihi kisahnya Fir’aun secara jelas bahkan sampai berulang-ulang. Dan juga Allah Ta’ala tidak menceritakan seorangpun tentang kekafirannya melebihi kekafiran Fir’aun, perbuatannya yang melebihi batas serta siksaan paling keras di hari kiamat kelak.
Oleh karena itu, kaum muslimin sepakat bahwa orang yang tawaquf (diam diri) tentang kafirnya Firaun dan kelak ia termasuk penguni neraka, maka wajib bagi dirinya untuk dimintai taubat. Jika tidak mau bertaubat maka dia dibunuh sebagai orang kafir yang keluar dari Islam. Bagaimana lagi jika dia mengatakan Fir’aun mati sebagai seorang mukmin, meragukan kekafirannya atau bahkan mengingkarinya? Saudariku, tidakkah engkau lihat Abu Jahl, ‘Uqbah Ibn Abi Mu’ith dan orang kafir Quraisy lainnya dimana tidak ada satupun yang mengingkari kekafiran mereka atau mengatakan bahwa mereka mati dalam keadaan beriman padahal nama-nama mereka tidak pernah disebutkan dalam al Qur’a sebagaimana Fir’aun, lantas tiba-tiba ada orang yang berani menentang Allah dengan megatakan Fir’aun adalah seorang mukmin?! Innalillahi wainna ilaihi raji’un.
Allah Ta’ala Sendiri Menafikan Keimanan Fir’aun
Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia, “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (Qs. Yunus: 90)
Dan kelanjutan ayat dari kisah diatas menunujukkan dengan jelas akan kesesatan Fir’aun, Allah Ta’ala melanjutkan firmanNya,
“Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Qs. Yunus: 91)
Ayat ini mengandung makna istifham inkari (kalimat tanya yang berfungsi untuk menafikan,pen) dan bentuk celaan yang Allah berikan kepada Fir’aun. Seandainya keimanan Fir’aun tersebut benar dan terima disisi Allah tentu Allah Ta’ala tidak akan berkata demikian.
Ditempat lain Allah Ta’ala juga berfirman,
“Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal Sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami.” (Qs. Yunus: 91-92)
Allah Ta’ala menjadikan kisah (kekafiran) Firaun ini sabagai pelajaran bagi umat-umat sesudahnya, agar mereka bisa memperhatikan akibat orang-orang yang ingkar kepada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala Menyifati Firaun dengan Dusta dan Kekafiran
Allah Ta’ala berfirman,
“Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang Musa).” (Qs. An Nazi’at: 21-22)
Di ayat lainnya Allah menyatakan,
“Dan berkatalah Fir’aun, “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang Tinggi supaya Aku sampai ke pintu-pintu,(yaitu) pintu-pintu langit, supaya Aku dapat melihat Tuhan Musa dan Sesungguhnya Aku memandangnya seorang pendusta.” Demikianlah dijadikan Fir’aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir’aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian.” (Qs. Ghafir: 36-37)
Allah Ta’ala mensifati firaun dan tentarannya dengan sifat dusta dan kekafiran, karena orang mendustakan risalah rasul berarti juga ia telah melakukan kekafiran.
Bersambung insya Allah…
Penulis: Ummu Fatimah Umi Farikhah
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar
[1]. Perlu diperhatikan disini bahwa Ibnu Arabi memiliki nama lengkap Muhammad ibn Ali ibn Muhammad ibn Arabi Aththoi al-Andalusiy terlahir dari keluarga fanatik sufisme. Berbeda dengan Ibnul Arabi (dengan huruf alif lam), nama lengkap beliau Abu Bakr Muhammad bin Abdillah bin Muhammad Ibnul Arabi, seorang qadhi dan ulama Malikiyyah, ayahnya murid senior Ibnu Hazm bermadzab dzahiry.
Maraji:
Al Qur’an Terjemahan
Ar Rad ‘ala Ibni ‘Arobiy, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Maktabah As Syamilah
Syarh Kasyf asy Syubuhat, Muhammad Ibn Shalih al ‘Utsaimin, Dar Ats tsurayya
http://www.islamweb.net/newlibrary/showalam.php?ids=12815
***
Artikel muslimah.or.id
Kita jangan terlalu leterlek terhadap apa yang dinyatakan kaum sufi, nanti malah tersesat, karena hal hal yang sufi ketahui dan rasakan tidak bisa dijelaskan melalui tingkatan materi ,hanya dengan tingkatan tertentu kita baru bisa memahaminya.
@iqra: Apa itu ‘tingkatan tertentu’?
jangan kita percaya informasi tersebut,karena tujuannya sudah jelas dapat merusak keyakinan kita muslim
Saya lebih memilih untuk mencukupkan diri pada Qur’an dan Sunnah, tidak perlu memperdalam filsafat dan sufi. Sesungguhnya kita telah dicukupi oleh Qur’an dan Sunnah tanpa harus membuat2 cabang ilmu yg baru lagi. Karena Qur’an dan Sunnah adalah jalan lurus yg telah dijamin Allah Ta’ala dan dicontohkan oleh Nabi kita -Shallallahu ‘alaihi wassalam-
Tulisan yg bagus ukhti muslimah, saya tunggu lanjutannya.
wah asyik bener tulisannya…………..
masak muslimin kalah ma muslimah..??????
ada sdikit masukan ne buat muslimah, alangkah lebih baiknya klo tulisannya lebih diperkaya lagi dengan ilmu fiqih,karna saya lihat ilmu fiqih sangat dibutuhkan oleh pemuda pemudi jaman sekarang.terutama dalam masalah bersuci dan sholat.
syukron katsir…..
Yg Nulis Artikel diatas, menurut saya dialah yg meracuni Umat Islam.. Pemahaman yg amat dangkal, m’coba utk menafsirkan Kata”, atw Memberi tanggapan ‘Karya’ (Fushus Al Hikam & Futuhatul Makiyyah) dr Syaikh Besar.. Kalo mau menilai, koreksi dulu penyakit yg bersarang di otak & hati kalian. Jangan se’enak’y membantah.. Justru menurut saya, yg salah I’tiqad’y itu Ibnu Taimiyah ( menjisimkan Allah seraya memperaktekan dg duduk b’sila ), kalo masalah fiqih sdikt b’beda.. Tp yg lbh fatal ya itu dia I’tiqad’y.
#Zilhan
Sepertinya anda sendiri yang harus membenahi penyakit yg bersarang di otak & hati anda . Jangan se?enak?y membantah..
Semua kata-kata anda berbalik lagi ke anda sendiri.
Silakan pelajari lagi kitab sejarah dan biografi ibn Taimiyah yang shahihah. Bukan berdasarkan kitab-kitab yang ditulis oleh orang-orang yang dengki dengan dakwah beliau, maka anda akan menemukan hal yang sangat bertolak belakang dengan yang anda maksudkan, atau bahkan anda sendiri yang salah memahami karena penyakit yang belum dibersihkan dari hati anda.
Isi artikel di atas sudah sangat jelas, menjelaskan kekafiran seorang Fir’aun, apalagikah yang harus dibantah?, dan bagaimana mungkin penjelasan akan hal tersebut dikatakan meracuni umat?. Allahu musta’an.
@ Saudara Zilhan
Sebelumnya kami sampaikan terimakasih atas masukannya. Memang kami harus banyak2 mengkoreksi diri dan banyak2 memperbaiki diri.Semoga Allah memudahkannya…
Sedikit menangggapi pernyataan Anda. Perlu saudara ketahui bahwa kami hanyalah meringkas risalah Syaikhul Islam rahimahullah, jadi keterangan2 diatas berasal dari risalah tersebut.
Tentang tudingan saudara bahwa kami meracuni umat islam. Ya Akhi, dimana letak racun tersebut tolong sampaikan buktinya secara ilmiyyah!. Sungguh kami berlepas diri dari tuduhan Anda..
Tudingan Anda bahwa Syaikhul Islam rahimahullah adalah mujassimah??.kami harap Anda mempelajari kitab2 beliau dulu baru berkomentar!. Diantara kitab beliau yang jelas menunjukkan kebenaran pemahaman beliau rahimahullah ?Aqidah Wasithiyah, At-Tadmuriyah, Al-Hamawiyah, dan lainnya. Dan semoga setelah memepelajarinya Anda menarik ucapan Anda sendiri. Wallahu waliyyuttaufiq
@ukhti ummu fatimah & ummu ziyad,
Kiranya tidak perlulah ditanggapi komentar dari saudara kita zilhan, sebab beliau hanya berkomentar dengan emosinya belaka, sama sekali tidak membantah terhadap artikel diatas bahkan beliau sama sekali tidak bisa menunjukkan mana “racun” dari artikel diatas.
Kiranya kita jg perlu membiasakan diri untuk tidak emosi ketika menerima komen2 kasar dr saudara2 kita yg mendalami tassawuf spt saudara zilhan ketika kitab2 rujukannya spt futuhat makkiyah atau fushusul hikam dibongkar kesesatannya. Saya banyak mendapati komen2 spt itu di banyak blog asatidz2 salafi dan memang kebanyakan mereka hanya mutar-muter ga keruan dan tidak menanggapi isi artikel dengan ilmiyyah. Kita doakan saja semoga Allah Ta’ala membukakan hati mereka.
JIKA PERBUATAN SANTET? BOLEH DI BUNUH
@ David
Apaka maksudnya Akhi?
perbuatan santet adalah haram, pelakunya terancam dosa besar dan dosa kesyirikan.
wal iyyadzubillah..
Kalo mau menilai Ulama Tingkatan IMAM, ya harus Imam Jg..
Kalo sekira’y Anda mensitir ucapan dr Imam Ibnu Taimiah.. Anda harus tahu Kenapa Imam IT , membantah karangan2 Imam Ibnu Arobi q.s?
Yg harus anda teliti ya memang Penyakit yg b’sarang diotak n hati kalian . Coba pertanyakan pd diri masing2 tentang penyakit itu, kalo sekira’y kalian tdk dpt m’jawab’y, lalu bgaimana anda dpt menilai karya t’besar sang Imam Ibnu Arobi yg diluar Jangkauan, jangankan menilai, baca kitab Syafinah saja anda gagap..
Lalu bgaimana anda m’sitir atw meringkas kitab dr Imam Ibnu Taimiah sdangkan kalian tdk tahu dibalik apa yg dikatakan beliau..
Coba teliti dialog antara Imam Ibnu Athoillah Al Iskandari dg Imam Ibnu Taimiah..
Mungkin Penyakit yg diderita yg mengaku salafi ini bisa tobat. Amin
@ Zilhan
Tulisan diatas hanya sekedar ringkasan dari apa yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dan tidak ada tambahan dari penyusun kecuali sangat sedikit saja. Silahkan merujuk kepada kitab aslinya untuk penjelasan lebih lengkap sehingga tidak ada lagi prasangka buruk kepada saudaranya. Perlu diketahui Ibnu Taimiyyah adalah seorang Imam yang diakui keilmuannyai dan bahkan beliau digelari dengan Syaikhul Islam. Kami berharap Anda tahu makna dari gelar tersebut. Barakallahu fik.
Jika menurut filosofi bahwa fir’aun itu muslim, bagaimana jelasnya menurut islam & al quran ….? Sory tulisan diatas memang mengagumkan, tapi bagiku kurang kela7
@gelang silakan baca lagi artikel di atas. Judul di atas adalah untuk menunjukkan pemikiran sebagian orang yang mengatakan bahwa Fir’aun itu muslim.
Adapun isi artikel berisi penjelasan bahwa dengan sangat jelas, berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Fir’aun itu adalah kafir.