Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Mengapa Kata ‘Maaf’ Sulit Diucapkan? (Bag. 1)

Triani Pradinaputri oleh Triani Pradinaputri
17 Agustus 2025
di Akhlak dan Nasihat
0
Mengapa Kata ‘Maaf’ Sulit Diucapkan
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Sebab kata ‘maaf’ sulit diucap
    • Ego dan takut dianggap lemah
    • Tanggung jawab yang tidak jelas
    • Takut dengan akibatnya
  • Meminta maaf adalah bentuk keberanian
  • Tanda keseriusan seseorang untuk tidak mengulangi kesalahan berawal dari kata ‘maaf’
  • Kunci sukses ‘maaf’
  • Agar ‘maaf’ bisa terucap lebih mudah

Permintaan maaf merupakan hal yang fundamental dalam hubungan antar manusia. ‘Maaf’ bukan sekedar kata, akan tetapi satu kata yang bisa mengembalikan hubungan yang rusak, mengembalikan kepercayaan yang hilang, dan memperlihatkan kecerdasan emosional yang baik. Akan tetapi, di balik itu semua, kata ‘maaf’ sangat sulit diucapkan bagi sebagian orang. Mengapa?

Sebab kata ‘maaf’ sulit diucap

Seorang pelatih kepemimpinan, James M. Kerr, dalam artikel yang terbit di Psychology Today, Selasa (1/4/2025) menuturkan sebab-sebab mengapa seseorang sulit meminta maaf:

Ego dan takut dianggap lemah

Satu alasan paling utama mengapa seseorang sangat sulit meminta maaf adalah peran ego di dalam dirinya. Mengakui kesalahan berarti mengakui bahwa kita salah, yang mungkin ini sulit bagi sebagian orang, terutama mereka yang menganggap kesalahan adalah suatu kegagalan pribadi. Di kehidupan masyarakat, terkadang mengakui kesalahan berdampak pada turunnya citra baik seseorang.

Tanggung jawab yang tidak jelas

Sering kali ketika ada permasalahan yang bukan berasal dari kesalahan satu orang saja, maka tanggung jawab dalam permasalahan tersebut menjadi tidak jelas. Dan satu orang akan sulit meminta maaf karena dia akan menanggung kesalahan yang itu bukan kesalahan yang terjadi karena dia seorang, dan akan dianggap bahwa itu merupakan kesalahan dia seorang.

Takut dengan akibatnya

Alasan utama yang lain mengapa seseorang sulit meminta maaf adalah takut dengan konsekuensi yang ditimbulkan ketika dia meminta maaf. Dalam beberapa kondisi, meminta maaf justru akan menimbulkan permasalahan lain, semisal akan berkaitan dengan hukum, kerugian materil, turunnya kredibilitas, dan juga hilangnya kepercayaan orang lain.

Donasi Muslimahorid

Ego yang tinggi, sifat sombong, dan ketakutan duniawi lah yang ternyata menghalangi seseorang untuk mengatakan maaf kepada orang yang dia sakiti. 

Meminta maaf adalah bentuk keberanian

Meminta maaf bukanlah tanda kelemahan sebagaimana prasangka orang-orang. Bahkan, meminta maaf adalah tanda keberanian dan kesungguhan seseorang. Ia adalah tanda kemurnian dan kejernihan jiwa. Meminta maaf adalah sebuah bentuk pengakuan, penyesalan, dan keteguhan untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut di kemudian hari. Sebagaimana permintaan maaf akan menghilangkan dendam, hasad, prasangka buruk, dan kecurigaan pada pelakunya.

Berani untuk meminta maaf tidak akan bisa dikuasai kecuali oleh orang-orang yang berjiwa besar. Tidak ada yang bisa menjaganya kecuali orang-orang terbaik. Berani minta maaf tidak akan muncul kecuali dari orang-orang yang berjiwa bersih, tidak memiliki sifat penipu, tidak menyembunyikan sifat buruk. Siapa pun yang mengakui kesalahannya dan meminta maaf, maka dia unggul dari banyak sisi. Dia ingin kembali kepada kebaikan. Sungguh mengagumkan orang-orang yang bersegera menuju kebaikan.

Salah dan keliru adalah di antara karakter manusia, dan di antara cara menghapus dampak kesalahan tersebut adalah dengan meminta maaf. Sungguh, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,

كلُّ بني آدمَ خطَّاءٌ، وخيرُ الخطَّائينَ التَّوَّابونَ

“Setiap manusia mempunyai salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang-orang yang bertobat.” (HR. At-Tirmdzi, Ibnu Majah, Ad-Darimi, dan Ahmad. Hadis ini dinilai hasan.)

Tanda keseriusan seseorang untuk tidak mengulangi kesalahan berawal dari kata ‘maaf’

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,

الندم التوبة

“Penyesalan adalah tobat.” (HR. Ahmad; Al-’Iraqi mengatakan dalam kitabnya Al-Mughni bahwa hadis ini shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim)

Syekhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam At-Tuhfatul ‘Iraqiyyah (hal. 140) menjelaskan, penyesalan dinamakan dengan tobat karena penyesalan merupakan di antara rukun tobat yang terpenting. Tanpa rasa menyesal, seseorang tidak akan melepaskan dirinya dari dosa, dan bertekad kuat untuk tidak mengulanginya. Dan penyesalan adalah sakitnya hati ketika merenungi apa yang telah ia lakukan.

Abdullah bin Al-Mubarak rahimahullahu mengatakan, “Tobat adalah rasa penyesalan dari dosa yang telah dia lakukan, dan tekad kuat untuk tidak mengulanginya. Orang yang bertobat akan melakukan kewajiban-kewajiban yang terluput, menunaikan hak-hak orang lain yang ia rampas, dalam masalah harta dan fisik yang ia lukai, dan jiwa yang dibuat galau dan sedih. Maka, dia akan berusaha menjadikan kulit dan tulang menyatu kembali hingga ditumbuhi dengan daging yang baik, sampai pada badan yang sakit tersebut bisa merasakan ketaatan dari yang sebelumnya diliputi gemerlapnya maksiat.” (Kitabut Taubah, hal. 51)

Kunci sukses ‘maaf’

Menuturkan kata ‘maaf’ bukanlah tanpa perjuangan, bahkan butuh keterampilan yang baik. Permintaan maaf yang tulus akan menyembuhkan luka dan membangun kembali kepercayaan. Permintaan maaf tidak akan sukses ketika tidak diiringi dengan penyesalan dan perubahan.

James M. Kerr mengatakan, ada tiga kunci meminta maaf:

Pertama: Mengakui kesalahan;

Kedua: Mengekspresikan penyesalan;

Ketiga: Usaha untuk membuat perubahan.

Agar ‘maaf’ bisa terucap lebih mudah

Secara psikologis, meminta maaf tidaklah mudah, maka bagaimana agar lebih mudah untuk mengucapkan ‘maaf’?

  1. Lupakan rasa tinggi diri Anda sejenak. Meminta maaf tidaklah akan membuat Anda tidak berharga dan tidak kompeten. Memahami bahwa setiap orang punya salah dan bertanggung jawab atas kesalahan tersebut akan membuat karakter Anda lebih mudah untuk meminta maaf.
  2. Menumbuhkan empati akan membuat permintaan maaf itu muncul dengan alami. Dengan membayangkan posisi diri kita kepada posisi orang yang disakiti, maka hal tersebut akan mendorong seseorang untuk berfikir. Dan akhirnya hal tersebut berkembang menjadi pengakuan terhadap kesalahan dan permohonan maaf.
  3. Banyak intropeksi diri.
  4. Ubah pola pikir bahwa meminta maaf adalah bentuk kekuatan, bukan kelemahan.
  5. Mulai dari hal yang kecil hingga terbiasa.
  6. Belajar dari orang lain. Perhatikan orang yang menghargai permintaan maaf, dan catat hal-hal yang membuat permintaan maaf itu bisa diterima.
  7. Belajar untuk menerima nasihat.
  8. Ketika ada kekhawatiran, renungi kembali apa sebab kekhawatiran itu, dan cobalah untuk mengatasinya terlebih dahulu.
  9. Cari sahabat yang baik yang dapat mengajarkan bagaimana caranya agar kemampuan meminta maafmu meningkat.
  10. Berikanlah dirimu penghargaan ketika kamu berhasil, dan pertahankan kebiasaan tersebut.

[Bersambung]

Baca juga: Mudah Memaafkan

***

Penulis: Triani Pradinaputri

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

  • Syaja’ah Al-I’tidzar. Islam Web. Diakses pada tanggal 24 April 2025.
  • Arlinta, Deonisia. 2025. Mengucapkan Maaf, Lakukanlah dari Hati. Artikel Kompas, Kamis 3 April 2025.
  • Ibnu Taimiyah, Syekhul Islam Taqiyuddin Ahmad. At-Tuhfatul ‘Iraqiyyah fil A’malil Qolbiyyah. Maktabah Ar-Rusyd. Riyadh, cetakan tahun 2000.
  • Kerr, James. M. 2025. Why Sorry Is the Hardest Word. Psychology Today. Diakses pada tanggal 24 April 2025.
Tags: hatiKatamaaf
ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Triani Pradinaputri

Triani Pradinaputri

- Alumni Mahad Umar bin Khattab, Kampus Tahfizh, Mahad Al 'Ilmi - Santriwati Mahad Darussalam Asy-Syafi'i - Pengajar Bahasa Arab Markaz Ar-Ruhaily

Artikel Terkait

Kunci agar Tidak Hilang Arah

Kunci agar Tidak Hilang Arah Ketika Menghadapi Ujian Hidup

oleh Retno Utami
18 Desember 2023
0

Kunci agar kita tidak kehilangan arah ketika dihadapkan sebuah ujian hidup adalah cahaya. Cahaya yang kita perlukan sebagai petunjuk di...

Islam Itu Mudah

Islam Itu Mudah, Kamu Saja yang Rumit, bag. 1

oleh Saviera Yonita
2 September 2023
0

“... Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu...”

Jangan Biarkan Setan Menjamah Dirimu!

oleh Muslimah.or.id
18 November 2016
0

Kebanyakan para wanita mengalami peristiwa kerasukan setan pada saat mereka sedang mengalami masa haid. Pada masa haid, jiwa seorang wanita...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.