Di antara kesukaan kaum wanita adalah memakai pakaian yang indah agar terlihat lebih cantik dan mempesona, ini merupakan tabiat wanita pada umumnya yang sejatinya telah diatur. Islam dengan demikian sempurna agar keindahan wanita dalam berpakaian tak melanggar aturan syari’at. Dan realitanya banyak kaum hawa yang terpedaya sehingga dalam hal berpakaian berlebih-lebihan baik dalam membelinya maupun mengoleksinya. Karena itu semoga dengan nasehat ulama rabbani ini kegemaran dan kecenderungan kurang baik bagi wanita dapat dihindari.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah memperingatkan: “Di antara perbuatan yang masuk kategori israf (berlebih-lebihan) adalah mengoleksi pakaian tanpa ada kebutuhan mendesak kebanyakan wanita zaman ini, saat muncul model pakaian baru, maka bergegas berupaya membelinya, sampai rumahnya penuh dengan berbagai jenis pakaian tanpa ada kebutuhan. Bahkan saat model baru keluar lagi walau sebenarnya hanya sedikit berbeda modifikasinya dengan model yang pertama, maka segera wanita itu membelinya pula. Lebih dari itu sebagian dari wanita tersebut -kita memohon hidayah kepada Allah- nekad memanfaatkan suaminya dengan membelinya dan menyia-nyiakan hartanya. Atas dasar ini, wajib bagi para suami memberikan peringatan sebagai penerapan bentuk tanggung jawabnya (sebagai kepala rumah tangga) untuk mencegah istrinya dari sikap israf” (Syarah Riyadus Shalihin VI:550).
Ini sebuah peringatan berharga agar kaum wanita berpakaian secara bersahaja dan tak tergoda berbagai model pakaian yang sedang viral. Berpakaianlah secara wajar dan jauhilah sikap boros dalam membelanjakan agar hidupnya bahagia meskipun sebenarnya dia seorang yang sangat kaya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
????? ???????????????? ????????? ????????? ????????????? ???????? ??????????? ??????? ?????????
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Rabbnya“ (QS. Al-Isra’: 27).
Seorang wanita hendaklah memiliki karakter dan prinsip Islami dalam perkara berpakaian. Tak berlebih-lebihan dan kikir sehingga keadaannya mengenaskan padahal ia diberi kenikmatan materi dari Alah ‘Azza wa Jalla:
??????????? ????? ?????????? ???? ?????????? ?????? ?????????? ??????? ?????? ??????? ????????
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian” (QS. Al-Furqon: 67).
Demikian mulianya akhlak seorang muslimah yang seharusnya hidup bersahaja sebagaimana kaum mukminah para shahabiyah yang sangat sederhana dalam urusan dunia. Dengan demikian mereka tetap istimewa dalam puncak ketakwaan kepada Allah ’Azza wa Jalla. Hiasan iman dan amal sholihah yang membuat para mukminah terlihat lebih mempesona. Karakter indah inilah yang seharusnya diikuti para wanita zaman ini. Bukan wanita yang mudah terpengaruh gaya hidup wanita-wanita non muslim yang begitu menomorsatukan penampilan dan glamor dalam berpakaian.
Dan pelajaran berharga lainnya yang dapat dijadikan ibrah dari nasehat Syaikh Ibnu Al-Utsaimin bahwa wanita harus memiliki kepekaan kepada saudarinya. Seperti memperhatikan kebutuhannya dalam berpakaian sehingga ia membantunya ketika mereka benar-benar membutuhkan penutup auratnya. Sungguh mengesankan nasehat Rasulullah yang menyuruh wanita di zamannya untuk meminjamkan kerudung atau pakaiannya untuk menghadiri shalat Ied.
Selain itu israf juga bertentangan dengan akhlak Islam yang memerintahkan untuk zuhud dan memandang orang yang dibawahnya dalam level keduniaan agar hati bisa tawadhu’ dan bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda :
??????????? ????? ???? ???? ???????? ???????? ????? ??????????? ????? ???? ???? ?????????? ????????? ???????? ???? ??? ??????????? ???????? ????? ??????????.
“Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Saatnya muslimah lebih fokus dalam beramal untuk akhirat dan mengambil dunia sesuai kadar kebutuhan untuk menegakkan ibadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Wallahu a’lam.
***
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
Referensi :
1. One Heart, Rumah Tangga Satu Langkah, Zaenal Abidin bin Syamsudin, Pustaka Imam Bonjol, Jakarta 2013.
2. Surat Terbuka Untuk Para Istri, Ummu Ihsan dan Abu Ihsan, Darul Ilmi, Bogor 2013
شكرا