Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Akhlaq dan Budi Pekerti Rasulullah

Redaksi Muslimah.Or.Id oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
8 Juli 2019
di Akhlak dan Nasihat
0
Share on FacebookShare on Twitter

Perilaku seseorang merupakan barometer akal dan kunci untuk mengenal hati nuraninya. Aisyah, Ummul Mukminin, putri ash-Shiddiq radhiallaahu’anhuma adalah seorang hamba terbaik yang mengenal Rasululllaah shallallaahu’alaihi wa sallam dan yang dapat menceritakan secara detail keadaan beliau. Aisyah radhiallaahu’anha adalah orang yang paling dekat dengan beliau, baik saat tidur maupun terjaga, saat sakit maupun sehat, dan pada saat marah maupun ridha.

Aisyah radhiallaahu’anha menuturkan, “Rasulullaah shallallaahu’alaihi wa sallam bukanlah seorang yang keji dan tidak suka berkata keji, beliau bukan seorang yang suka berteriak-teriak di pasar dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Bahkan sebaliknya, beliau suka memaafkan dan merelakan.” (Diriwayatkan oleh Ahmad).

Demikianlah akhlak beliau selaku Nabi umat yang penuh kasih sayang dan selalu memberi petunjuk, penuh anugerah serta selalu memberi nasihat. Semoga shalawat dan salam tercurah untuk beliau. Al-Husain cucu beliau menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Al-Husain berkata, “Aku bertanya kepada ayahku tentang adab dan etika Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam terhadap orang yang bergaul dengan beliau, ayahku menuturkan, ‘Beliau shallallaahu’alaihi wa sallam senantiasa tersenyum, luhur budi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya.

Siapa saja yang mengharapkannya, pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas. Beliau meninggalkan tiga perkara: riya’, berbangga-bangga diri dan hal yang tidak bermanfaat. Dan beliau menghindarkan diri dari manusia karena tiga perkara: beliau tidak suka mencela atau memaki orang lain, beliau tidak suka mencari-cari aib orang lain, dan beliau hanya berbicara untuk suatu maslahat yang bernilai pahala. Jika beliau berbicara, pembicaraan beliau membuat teman-teman duduknya tertegun, seakan-akan mereka dihinggapi burung (karena khusyu’). Jika beliau diam, barulah mereka berbicara. Mereka tidak pernah membantah sabda beliau.

Bila ada yang berbicara di hadapan beliau, mereka diam memperhatikan sampai ia selesai bicara. Pembicaraan mereka di sisi beliau hanyalah pembicaraan yang bermanfaat saja. Beliau tertawa bila mereka tertawa. Beliau takjub bila mereka takjub, dan beliau bersabar menghadapi orang asing yang kasar ketika berbicara atau ketika bertanya sesuatu kepada beliau, sehingga para sahabat radhiallaahu’anhum selalu mengharapkan kedatangan orang asing guna memetik faidah”.

Donasi Muslimahorid

Beliau bersabda, “Jika engkau melihat orang yang sedang mencari kebutuhannya, maka bantulah dia.” Beliau tidak mau menerima pujian orang kecuali menurut yang selayaknya. Beliau juga tidak mau memutus pembicaraan seseorang kecuali orang tersebut melanggar batas, beliau segera menghentikan pembicaraan tersebut dengan melarangnya atau berdiri meninggalkan majelis” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi).

Coba perhatikan satu persatu akhlak dan budi pekerti beliau. Pegang teguh akhlak tersebut dan bersungguh-sungguhlah meneladaninya, sebab ia adalah kunci seluruh kebaikan.

***

Disarikan dari buku “Sehari di Kediaman Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam” karya Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim, Penerbit Darul Haq hal. 27-29.

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Redaksi Muslimah.Or.Id

Redaksi Muslimah.Or.Id

Artikel Terkait

Hukum Ucapan “Aku Mencintaimu Karena Allah” Kepada Lawan Jenis Yang Bukan Mahram

oleh Farsa Septia Adi
29 Juli 2013
31

Bolehkah seorang wanita mengatakan inni uhibbuka fillah (“Aku mencintaimu karena Allah”) kepada laki-laki ajnabi yang bukan mahram-nya?

Hukum Membatalkan Salat Id Karena Anak Rewel

Hukum Membatalkan Salat Id Karena Anak Rewel

oleh Rahma Aziza Fitriana
8 April 2024
0

Barangsiapa tertinggal melaksanakan salat Id maka hendaknya ia qada dengan melaksanakan salat dua rakaat sebagaimana tata cara salat Id

wanita_berhias_diri

Wanita: Antara Pembela dan Pencela (1)

oleh Mahful Safaruddin, Lc.
19 Mei 2008
6

Wajib bagi setiap muslim untuk meyakini adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan, karena Allah sendiri yang telah menciptakan manusia telah...

Artikel Selanjutnya

Darah Nifas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.