Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Al-Hajib adalah seorang laki-laki yang cukup terpandang di kalangan bangsa Arab, tetapi dia bakhil. Dia tidak mau menyalakan tungku api pada malam hari, karena takut ada orang lain yang melihat bias sinarnya lalu mengambil manfaat dari apinya. Jika dia perlu menyalakannya, maka dia pun menyalakannya. Kemudian jika dia melihat seseorang yang mencari api, maka dia buru-buru memadamkannya.” (Dikutip dari Minhajul Qashidin [terjemah], Ibnu Qudamah, hlm. 255)
Dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki yang meninggal dan dia dikebumikan di rumahnya. Kemudian setelah beberapa lama, kuburnya digali untuk dipindahkan, ternyata ditemukan di bawah kepalanya sebuah batu bata yang berlapis ter, lalu keluarganya ditanya tentang hal itu, maka mereka menjawab, “Dia telah melapisi bata ini dengan ter dan mewasiatkan agar bata itu dibiarkan bersamanya di kuburnya di bawah kepalanya.” Dia berkata, “Bata itu akan hancur dengan cepat, tetapi bata ini tidak akan hancur karena ada lapisan ternya.” Maka mereka pun menghancurkan bata itu dan mereka mendapatkannya berat. Mereka pun menghancurkannya. Mereka menemukan di dalamnya ada 900 dinar. Maka ahli warisnya pun segera mengambilnya. (Dikutip dari Shaidul Khathir [terjemah], Ibnul Jauzi, hlm. 193-194)
Buruknya sikap bakhil
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
??????????? ??? ????????????? ??? ????????: ???????? ??????? ????????
“Dua karakter yang tidak mungkin terkumpul pada diri seorang mukmin, yaitu bakhil dan perangai buruk.” (HR. at-Tirmidzi, no. 1962)
Dalam hadis lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
?????????? ??????? ???? ????? ??????? ???? ????????? ??????? ???? ???????? ??????? ???? ????????? ??????????? ??????? ???? ????? ??????? ???? ????????? ??????? ???? ???????? ??????? ???? ????????
“Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Orang yang bakhil jauh dari Allah, jauh dari orang lain, dan dekat dengan neraka.” (HR. at-Tirmidzi no. 1961)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga selalu berlindung dari sikap pelit, diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
??? ???? ?????? ???????? ????????? ?????? ?????? ????????? ???????????? ????????? ???????????: ?????????? ?????? ????????? ???????? ????????? ???????: ?????????? ?????? ????????? ???????
“Tidak ada suatu hari yang para manusia memasuki waktu pagi, melainkan ada dua malaikat yang turun. Salah satu dari mereka berdoa: “Ya Allah, berikanlah orang yang berinfak penggantinya.” Yang lainnya juga berdoa: “Ya Allah, berikanlah orang yang pelit penghancurnya.”” (HR. Al-Bukhari [3/1442], Muslim no. 1010)
Sikap bakhil, sebagaimana kisah di atas justru akan menyengsarakan pelakunya sendiri. Di dunia dia akan dibenci banyak manusia dan di akhirat ia tidak akan mengambil banyak manfaat dan pahala lantaran ia tak suka berderma kepada orang lain yang membutuhkan. Hidupnya akan diliputi kesempitan, bahkan bisa jadi menyia-nyiakan hak orang tuanya, istrinya, anak, kerabat, dan orang lain yang jadi tanggungannya. Bakhil di sini bisa bakhil tenaga, ilmu dan nasehat. Ia enggan membantu orang lain padahal ia mampu, mempunyai ilmu tapi tak mau memberi nasihat. Dengan ringan tenaga, niscaya hidupnya penuh berkah dan dimudahkan Allah Ta’ala dalam menjalani cobaan hidup, bi idznillah.
Bakhil terhadap keluarga
Jangan pernah berfikir nafkah, harta, uang, dan segala hal yang pernah Anda infakkan untuk keluarga itu sia-sia. Karena setiap sen nafkah akan berbuah pahala dari Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
???????? ???????????? ??? ??????? ????? ?????????? ???????????? ??? ????????? ?????????? ??????????? ???? ????? ?????????? ?????????? ???????????? ????? ????????? ??????????? ??????? ??????? ???????????? ????? ????????
“Dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, dinar yang engkau infakkan untuk memerdekakan hamba sahaya, dinar yang engkau sedekahkan untuk orang miskin, dan dinar yang engkau imfakkan untuk keluargamu, maka paling besar ganjarannya ialah dinar yang engkau infakkan untuk keluargamu.” (HR. Muslim no. 995)
Syaikh Ibnu al-’Utsaimin rahimahullah berkata: “Begitu juga harta yang kamu infakkan kepada anak-anakmu, atau ibu dan bapakmu, bahkan harta yang kamu infakkan untuk biaya hidupmu dengan ikhlas mencari ridha Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala akan memberikan pahala atas hal itu.” (Syarah Riyadhush Shalihin)
Dan sebaik-baik petunjuk adalah Kitabulah yang mengajak umat pada sikap dermawan dan gemar berinfak serta melarang sikap bakhil. Ketika bakhil telah menjadi karakter hidupnya, niscaya hidupnya sengsara sebagaimana kisah-kisah orang bakhil di atas. Semoga kita dijauhkan Allah Ta’ala dari karakter bakhil ini. Aamiin
Penulis: Isruwanti ummu Nashifa
Referensi:
1. Shaidul Khatir (terjemah), Ibnul Jauzi, Darul Haq, Jakarta, 2013.
2. Menggapai Surga Tertinggi dengan Akhlak Mulia (terjemah), Ummu Anas Sumayyah bintu Muhammad al-Anshariyyah, Darul Ilmi, Bogor, 2013.
3. Minhajul Qoshidin (terjemah), Ibnu Qudamah, Pustaka al-Kautsar, Jakarta, 2013.
4. One Heart, Rumah Tangga Satu Hati Satu Langkah, Zaenal Abidin bin Syamsudin, Pustaka Imam Bonjol, Jakarta, 2013.
Artikel Muslimah or.id