Dianjurkan memperbanyak doa di waktu berbuka puasa, namun ini dilakukan sebelum atau setelahnya?
Bulan Ramadhan, doa diijabah
Bulan Ramadhan secara umum adalah bulan dikabulkannya doa-doa. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إنَّ للهِ في كلِّ يومٍ وليلةٍ عُتَقاءَ مِنَ النَّارِ في شهرِ رمضانَ وإنَّ لكلِّ مسلمٍ دَعوةً يدعو بها فيُسْتجابُ له
“sesungguhnya di setiap hari dan malam bulan Ramadhan dari Allah ada pembebasan dari api neraka. dan bagi setiap Muslim ada doa yang jika ia berdoa dengannya maka akan diijabah” (HR. Ahmad 2/254, Al Bazzar 3142, Al Haitsami berkata: “semua perawinya tsiqah”).
Saat seorang hamba sedang berpuasa, itu juga merupakan saat-saat diijabahnya doa. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم
”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi).
Doa yang dimaksud dalam hadits-hadits ini adalah adalah doa mas’alah, yaitu doa meminta berbagai hajat kepada Allah Ta’ala, baik untuk urusan akhirat semisal meminta dijauhkan dari neraka, meminta dimasukkan ke surga, meminta diampuni dosa-dosanya, meminta diberi istiqamah, dan sebagainya, maupun untuk urusan dunia, seperti meminta dimudahkan urusan-urusannya, dilancarkan rezekinya, diberi keturunan, diberi keluarga yang sakinah, anak-anak yang shalih, dan semacamnya.
Dianjurkan berdoa ketika berbuka
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga mengajarkan salah satu doa berbuka puasa. Dari Ibnu Umar radhiallahu’anhu beliau berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam jika berbuka beliau berdoa: dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah (telah hilang rasa haus, telah basah kerongkongan, dan telah diraih pahala insya Allah)” (HR. Abu Daud dalam Sunan-nya no. 2357, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
Ini juga menunjukkan bahwa saat berbuka puasa adalah saat mustajab untuk berdoa. Namun yang menjadi pertanyaan, kapan doa-doa ini diucapkan? Sebelum berbuka ataukah sesudah berbuka?
Kapan berdoa ketika berbuka?
Yang tepat, doa-doa mas’alah diucapkan sebelum berbuka, sedangkan doa “dzahabazh zhama’u..” diucapkan setelah berbuka.
Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan:
يُسْتَحَبُّ لِلصَّائِمِ أَنْ يَدْعُوَ فِي حَالِ صَوْمِهِ بِمُهِمَّاتِ الْآخِرَةِ وَالدُّنْيَا لَهُ وَلِمَنْ يُحِبُّ وَلِلْمُسْلِمِينَ لِحَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ ” قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالْمَظْلُومُ ” رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ قَالَ التِّرْمِذِيُّ حَدِيثٌ حَسَنٌ وَهَكَذَا الرِّوَايَةُ حَتَّى بِالتَّاءِ الْمُثَنَّاةِ فَوْقُ فَيَقْتَضِي اسْتِحْبَابُ دُعَاءِ الصَّائِمِ مِنْ أَوَّلِ الْيَوْمِ إلَى آخِرِهِ لِأَنَّهُ يُسَمَّى صَائِمًا فِي كُلِّ ذَلِكَ
“Disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdoa dalam keadaan sedang berpuasa, dengan berbagai hajat akhirat dan hajat duniawi. Juga mendoakan orang-orang yang ia cintai dan mendoakan kaum Muslimin. Berdasarkan hadits Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). At Tirmidzi berkata: hadits hasan. Dalam riwayat ini digunakan kata hatta (حتى) sehingga menunjukkan bahwa dianjurkannya doa adalah mulai dari awal puasa hingga akhir puasa. Karena pada rentang waktu itu ia disebut shaaim (orang yang berpuasa)” (Al Majmu‘, 6/375).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin juga menjelaskan:
الدعاء يكون قبل الإفطار عند الغروب ؛ لأنه يجتمع فيه انكسار النفس والذل وأنه صائم ، وكل هذه أسباب للإجابة وأما بعد الفطر فإن النفس قد استراحت وفرحت وربما حصلت غفلة ، لكن ورد دعاء عن النبي صلى الله عليه وسلم لو صح فإنه يكون بعد الإفطار وهو : ” ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله ” فهذا لا يكون إلا بعد الفطر
“Doa ketika berbuka puasa dilakukan sebelum berbuka, ketika matahari tenggelam. Karena ketika itu tergabung perendahan jiwa, penuh ketundukan, dan ketika itu ia masih sedang berpuasa. Dan semua ini merupakan sebab dikabulkannya doa. Adapun jika setelah berbuka, maka jiwa merasa santai dan senang, bahkan terkadang menjadi lalai. Namun memang terdapat doa dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, andaikan haditsnya shahih, beliau berdoa ketika hendak berbuka: “dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah”, maka ini jelas dibaca setelah berbuka” (Sumber: https://islamqa.info/ar/14103).
Sehingga kesimpulannya, doa-doa mas’alah dibaca sebelum berbuka adapun doa dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah dibaca setelah berbuka.
Wallahu a’lam bis shawab.
***
Penulis: Yulian Purnama
Artikel Muslimah.or.id