Manajemen Waktu
Dalam menjalankan berbagai peran tersebut, kerapkali kaum wanita merasa kesusahan dalam membagi waktu antara mengurus yang satu dengan mengurus yang lain. Ia dituntut untuk bisa membagi waktunya dengan garis besar untuk beribadah pokok kepada Allah, memenuhi kebutuhan suami, memenuhi kebutuhan anak-anak, kemudian kebutuhan-kebutuhan yang lain.
Dan prinsip utama dalam manajemen waktu adalah dengan skala prioritas. Kebutuhan kepada Allah merupakan priortias utama bagi setiap insan. Maka sebagai seorang wanita dalam rumah tangga, hendaknya tidak melalaikan shalat lima waktu, menuntut ilmu agama, puasa wajib, dan sebagainya. Sedangkan untuk kebutuhan yang lain, dapat diprioritaskan masing-masing sesuai dengan tugas dan kewajibannya.
Pembagian waktu yang dapat saya sarankan kepada kaum wanita dalam menjalankan peran sebagi istri dan sebagai ibu adalah di waktu malam, jika suami meminta kita untuk memenuhi kebutuhannya di atas ranjang maka laksanakanlah jika tidak ada hal syar’i yang menghalanginya.
Di pagi hari, jika suami hendak berangkat kerja maka penuhilah kebutuhannya, seperti membangunkan shalat malam, shalat subuh, memasak, dan sebagainya. Jika suami sedang kerja, maka penuhi kebutuhan anak-anak yang pokok seperti memandikan anak-anak, memberikan pembelajaran kepada anak-anak, mengajak tidur siang, dan sebagainya. Menurut saya pembelajaran kepada anak-anak meskipun mereka masih bayi atau belum sekolah sangatlah penting, misalnya dengan mendengarkan bacaan Al-Qur`an, mengajak bermain eksperimen sains, dan sebagainya. Jika anak masih bayi, dimana kebutuhannya belum terjadwal, maka penuhilah semampu Anda. Begitu juga dengan pekerjaan rumah, jika ada waktu senggang yang memungkinkan bagi Anda untuk mengerjakan perkerjaan rumah sendiri maka kerjakanlah. Percayalah bawa dikerjakan secara bertahap, sedikit demi sedikit akan sangat menguntungkan dibandingkan tidak dikerjakan sama sekali.
Di siang hari, jika anak-anak sedang tidur maka hedaknya Anda juga dapat ikut tidur atau beristirahat sejenak. Apalagi jika anak Anda masih bayi, karena bayi akan begitu banyak begadang dan banyak kebutuhannya. Bentuklah pola tidur yang baik bagi bayi Anda.
Pendidikan Anak
Salah satu peran penting seorang wanita adalah menjadi seorang ibu dimana seorang ibu memiliki peran penting dalam mendidik anak. Nah, apakah yang dimaksud dengan mendidik anak tersebut?
Pendidikan harus kita ajarkan kepada anak kita adalah pendidikan tentang Islam. Pertama kali kita ajarkan kepada mereka tentang Tauhid, yaitu keesaan Allah. Karena tauhid merupakan ilmu pokok yang mendasari ilmu-ilmu lainnya.
??? ??????? ??? ???????? ????????? ? ????? ????????? ???????? ???????
“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezhaliman yang (paling) besar.” (QS. Luqman : 13)
Selain itu, yang harus kita utamakan untuk kita ajarkan kepada anak-anak kita adalah perkara ibadah serta Kitabullah dan Sunnatullah, yaitu Al-Qur`an dan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sehingga penting bagi kita untuk membuat metode-metode tertentu agar anak kita dalam mencintai dan belajar Al-Qur`an.
Berikut rancangan aktivitas yang diterapkan dalam rangka menumbuhkan kecintaan Anak terhadap Al-Qur`an, antara lain:
Ketika anak masih dalam kandungan, maka do’akanlah agar kelak ketika ia lahir ke dunia bisa menjadi generasi Islam yang cinta Al-Qur`an.
Ketika ia lahir dan masih berusia sangat kecil sehingga belum mampu mendengar atau berbicara maka jangan terburu-buru mengajarkan Al-Qur`an, akan tetapi tetap biasakan anak-anak mendengar bacaan Al-Qur`an, entah didengarkan murattal Al-Qur`an atau diajak disamping kita saat kita sedang membaca Al-Qur`an.
Ketika anak-anak sudah mempunyai kemampuan berbicara dan mendengar, usia masih balita, maka kita ubah metode pembelajaran Al-Qur`an yang kita lakukan. Yaitu dengan membacakan Al-Qur`an sedikit demi sedikit dan meminta sang anak untuk mengulangi atau menirukan apa yang kita bacakan. Dengan begitu anak akan terbiasa dan hafal dengan sendirinya.
Ketika anak-anak telah memasuki masa yang sudah bisa untuk diajak lebih serius dalam belajar, saat usia SD misalnya, maka terapkan metode pembelajaran yang lebih serius lagi. Buatlah jadwal belajar Al-Qur`an dengan baik.
Misalnya, pagi hari setelah shalat subuh ajak anak untuk menghafal Al-Qur`an sedikit demi sedikit. Dan di waktu sore, setelah shalat maghrib ajak anak untuk memurojaah hafalan Al-Qur`an.
Semakin bertambah usia anak maka kuantitas dan kualitas membaca dan menghafal Al-Qur`an di atas dapat lebih ditingkatkan lagi.
Dalam menjalankan berbagai program di atas, kerapkali kita akan menjumpai beberapa kendala yang dapat menghambat proses belajar anak. Kendala yang kerapkali menghambat rancangan kegiatan tersebut adalah :
Anak susah fokus dalam belajar Al-Qur`an.
Solusinya adalah berilah pengertian yang baik kepada anak mengenai pentingnya belajar Al-Qur`an, bicarakan dengan menatap matanya secara langsung. Kemudian jauhkan hal-hal atau barang-barang yang dapat mengurangi kefokusan anak dalam belajar. Bisa juga dengan memberikan janji suatu imbalan kepada anak jika ia mampu belajar Al-Qur`an dengan baik. Tentu saja jika anak melakukan pembelajaran dengan baik maka jangan lupa untuk memberikan imbalan tersebut.
Anak cepat bosan atau suntuk dalam belajar Al-Qur`an.
Solusinya adalah durasi pembelajaran jangan terlalu lama namun sesuaikan dengan kemampuan sang anak dalam menerima pembelajaran. Gunakan metode pembelajaran yang baik dan menarik agar anak tidak cepat bosan. Atau bisa juga dengan memberikan waktu istirahat sejenak agar otak anak dapat refresh sekejap dan dapat menampung kembali pembelajaran dengan baik
Penutup
Saudariku, seperti itulah gambaran wanita beserta rentetan peran yang harus ia pertanggungjawabkan. Begitu mulia dan indah penuh pengorbanan. Sesuatu yang tentu saja akan bernilai tinggi dan mendapakan imbalan yang tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Saudariku, jangan pernah lelah dan berputus asa dalam menjalankan setiap peran tersebut. Laksanakanlah ikhlas karena Allah. Semoga kita semua diberi perlindungan dan kekuatan oleh Allah agar dapat menjalankannya dengan baik. Semoga kita semua dipertemukan di surga-Nya kelak. Aamiin.
***
Penulis: Ovi Aswara Ummu Aisyah
Murajaah: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah
Artikel muslimah.or.id