Baca pembahasan sebelumnya: Parenting Islami (Bag. 4)
Setiap orang tua tentu tidak menginginkan keburukan pada anaknya. Ini merupakan fitrah yang Allah Taโala tanamkan sebagai salah satu tanda dari sifat rahmah Allah Ta’ala.
Terdapat dalam shahihain, dari โUmar bin Al–Khaththab radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
ููุฏูู ู ุนูููู ุฑูุณูููู ุงูููููู -ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู - ุจูุณูุจููู ููุฅูุฐูุง ุงู ูุฑูุฃูุฉู ู ููู ุงูุณููุจููู ุชูุจูุชูุบูู ุฅูุฐูุง ููุฌูุฏูุชู ุตูุจููููุง ููู ุงูุณููุจููู ุฃูุฎูุฐูุชููู ููุฃูููุตูููุชููู ุจูุจูุทูููููุง ููุฃูุฑูุถูุนูุชููู ููููุงูู ููููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู -ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู - ยซ ุฃูุชูุฑููููู ููุฐููู ุงููู ูุฑูุฃูุฉู ุทูุงุฑูุญูุฉู ููููุฏูููุง ููู ุงููููุงุฑู ยป. ููููููุง ูุงู ููุงูููููู ูููููู ุชูููุฏูุฑู ุนูููู ุฃููู ูุงู ุชูุทูุฑูุญููู. ููููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู -ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู -ย ููููููู ุฃูุฑูุญูู ู ุจูุนูุจูุงุฏููู ู ููู ููุฐููู ุจูููููุฏูููุงย
โRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperoleh banyak tawanan perang. Tiba-tiba ada seorang perempuan dari mereka yang mencari bayinya dalam kelompok tawanan tersebut. Kemudian dia mengambil bayi itu, memeluknya kemudian menyusuinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada kami, โMenurut kalian, apakah perempuan ini tega melemparkan anaknya itu ke dalam api?โ Kami pun menjawab, โDemi Allah, tidak akan melemparkannya ke api selama dia masih mampu untuk tidak melemparnya.โ
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, โSungguh Allah lebih sayang kepada para hamba–Nya, melebihi kasih sayang perempuan ini terhadap anaknya.โ (HR. Bukhari no 5999 dan Muslim no. 2754)
Demikianlah fitrah orang tua yang akan senantiasa menyayangi anaknya. Keselamatan sang anak menjadi suatu hal yang selalu terngiang di benaknya.
Pada seri sebelumnya telah dipaparkan beberapa kisah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mendoakan kebaikan untuk anak keturunan beliau secara khusus dan anak kaum muslimin secara umum. Kebalikan dari hal tersebut, wahai para orang tua, berhati-hatilah dan waspadalah dari mendoakan keburukan kepada anak-anak kita. Karena boleh jadi doa (atau ungkapan) buruk kita tersebut bertepatan dengan waktu dikabulkannya doa. Sehingga doa buruk tersebut pun terkabul dan kita akhirnya akan memetik hasilnya.
Terkait hal ini terdapat sebuah hadits yang panjang di kitab Shahih Muslim. Berikut ini kami cuplikkan petikan kisah ringkasnya.
Ada seorang lelaki yang berucap kepada untanya,
ุดูุฃู ููุนููููู ุงูููููู. ููููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู -ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู -ย ู ููู ููุฐูุง ุงููุงููุนููู ุจูุนููุฑููู . ููุงูู ุฃูููุง ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู . ููุงูู : ุงููุฒููู ุนููููู ูููุงู ุชูุตูุญูุจูููุง ุจูู ูููุนูููู ูุงู ุชูุฏูุนููุง ุนูููู ุฃูููููุณูููู ู ูููุงู ุชูุฏูุนููุง ุนูููู ุฃููููุงูุฏูููู ู ูููุงู ุชูุฏูุนููุง ุนูููู ุฃูู ูููุงููููู ู ูุงู ุชูููุงูููููุง ู ููู ุงูููููู ุณูุงุนูุฉู ููุณูุฃููู ูููููุง ุนูุทูุงุกู ููููุณูุชูุฌููุจู ููููู ูย
โHus (kalimat hardikan kepada unta agar jalannya cepat -pen), semoga Allah melaknatmu.โ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, โSiapa yang melaknat untanya itu?โ Lelaki itu menjawab, โAku, wahai Rasulullah.โ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, โTurunlah (dan turunkanlah barang-barangmu darinya -pen) [1] Janganlah Engkau menyertai sesuatu yang terlaknat. Janganlah Engkau mendoakan keburukan untuk dirimu sendiri. Janganlah Engkau mendoakan keburukan kepada anak-anakmu. [2] Jangalah engkau mendoakan keburukan pada harta-hartamu [3]. Agar (doa tersebut) tidak bertepatan dengan saat-saat di mana Allah memberikan dan mengabulkan doa dan permintaan kalian.โ (HR. Muslim no. 3009)
Guru kami, Ustadz Aris Munandar hafizhahullah, menceritakan sebuah kisah berikut:
Perlu diketahui bahwa salah satu kebiasaan orang Arab yang mengenal agama Islam ketika mereka sedang marah besar, mereka sering mengucapkan โAllahu Yahdikโ (Semoga Allah Taโala memberikanmu hidayah). Kalimat ini secara bahasa tidak menganduk makna keburukan. Namun berdasarkan adat kebiasaan orang Arab, kalimat ini merupakan ungkapan kemarahan mereka.
Disebutkan bahwa salah satu sebab Syaikh Muqbil bin Hadi Al–Wadiโi rahimahullah menjadi seorang ulama besar ahlu sunnah adalah bahwa orang tuanya pernah marah besar kepadanya lantas mengucapkan, โAllahu Yahdik.โ Kemudian Allah Taโala pun mengabulkan doa orang tua beliau sehingga kita mengenal beliau merupakan salah seorang ulama besar ahlu sunnah yang tidak tercemar lingkungan syiโah zaidiyah.
Oleh karena itu, mari jaga lisan kita dari mengucapkan doa atau ungkapan keburukan pada anak keturunan kita. Marilah kita ganti doa keburukan tersebut dengan ucapan yang baik, walaupun kita sedang marah besar kepada anak. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
ุซูููุงุซู ุฏูุนูููุงุชู ููุณูุชูุฌูุงุจู ููููููู ููุง ุดูููู ููููููููู : ุฏูุนูููุฉู ุงูู ูุธูููููู ู ูู ุฏูุนูููุฉู ุงูู ูุณูุงููุฑู ูู ุฏูุนูููุฉู ุงูููุงููุฏู ููููููุฏููู
โTiga doa yang akan dikabulkan dan tidak ada keraguan pada terkabulnya: doa orang yang dizhalimi, doa orang yang safar dan doa kebaikan orang tua kepada anaknya.โ (HR. Muslim no. 3009).
Mudah-mudahan kita dapat mengamalkannya.
[Bersambung]
***
Disempurnakan menjelang isya, Rotterdam, 5 Shafarย 1438
Penulis: Aditya Budiman dan M. Saifudin Hakim
Artikel Muslimah.or.id
Catatan kaki:
[1] Sebagai hukuman bagi lelaki tersebut.
[2] Misalnya dengan mengatakan kepada anak kita,โBodoh kamu!โ
[3] Salah satu contoh doa keburukan pada harta adalah laknat pada kendaraan.




