Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Syarat-Syarat Orang Yang Boleh Menemani Wanita Dalam Safar

Yulian Purnama oleh Yulian Purnama
5 April 2016
di Fikih
2
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • 1. Orang tersebut adalah mahram bagi Muslimah yang bersafar
  • 2. Baligh
  • 4. Muslim
  • 5. Terpercaya dan amanah

Islam memuliakan wanita. Diantara bentuk pemuliaan kepada wanita, Islam mengatur adab bagi wanita dalam bersafar, yang ini dalam rangka menjaga keselamatan dan kehormatan mereka. Diantara adab tersebut adalah wanita tidak boleh bersafar kecuali bersama mahramnya. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لا تسافرُ المرأةُ إلَّا معَ ذي محرمٍ ، ولا يدْخُلُ عليها رجلٌ إلا ومعَهَا محرمٌ

“tidak boleh wanita bersafar kecuali bersama mahram, dan tidak boleh ada lelaki yang masuk ke rumahnya kecuali di sana ada mahramnya” (HR. Bukhari – Muslim).

Dari sini para ulama membahas siapa saja yang sah untuk menemani seorang wanita bersafar sehingga larangan tersebut tidak berlaku dan hukumnya menjadi boleh bagi wanita untuk bersafar. Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:

1. Orang tersebut adalah mahram bagi Muslimah yang bersafar

Orang yang boleh menemani safar haruslah merupakah mahram bagi Muslimah yang bersafar. Ini jelas dalam hadits di atas. Para ulama mendefinisikan mahram:

Donasi Muslimahorid

المَحرَم هو الزوج وكل من يحرم عليه الزواج من المرأة على التأبيد بنسب أو رضاع أو مصاهرة

“Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi selamanya, baik karena hubungan nasab, persusuan maupun mushaharah (hubungan pernikahan)”

Mengenai siapa saja yang menjadi mahram, silakan simak artikel “Lihatlah Siapa Mahrammu“. Dari yang dimaksud mahram bagi wanita itu pasti laki-laki, juga yang dimaksud mahram bagi laki-laki pasti ia wanita.

2. Baligh

3. Berakal

Syaikh Abdul Azin bin Baz mengatakan:

أدنى سن يكون به الرجل محرماً للمرأة هو البلوغ ، وهو إكمال خمسة عشر سنة ، أو إنزال المني بشهوة ، أو إنبات الشعر الخشن حول الفرج ويسمى العانة . ومتى وجدت واحدة من هذه العلامات الثلاث صار الذكر بها مكلفاً ، وجاز له أن يكون محرماً للمرأة ، وهكذا وجود واحدة من الثلاث تكون بها المرأة مكلفة وتزيد المرأة علامة رابعة وهي الحيض ، والله ولي التوفيق

“Usia minimal seorang lelaki agar bisa dianggap sebagai mahram bagi seorang wanita adalah usia baligh. Yaitu usia 15 tahun atau ketika sudah keluar air mani karena syahwat. Atau dengan tumbuhnya bulu kemaluan yang dinamakan dengan al aanah. Jika terdapat salah satu dari tiga tanda tersebut maka ia menjadi lelaki yang mukallaf dan boleh menjadi mahram bagi si wanita. Demikian juga pada wanita, jika ditemukan salah satu dari tiga tanda tersebut, maka ia menjadi wanita yang mukallaf. Namum bagi wanita ada tambahan satu tanda yaitu haid. Wallahu waliyyut taufiq” [1].

Al Lajnah Ad Daimah ditanya, “ada sekolah di Mesir yang memfatwakan kepada murid-muridnya bahwa jika seorang lelaki menikah dengan wanita sedangkan lelaki ini memiliki anak-anak dari istri pertama, maka tidak boleh berhaji dengan istri ayahnya yang kedua tersebut. Apakah ini benar?”. Mereka menjawab:

يصلح أولاد الزوج البالغين العاقلين أن يكونوا محرمًا لزوجة أبيهم في السفر للحج وغيره، سواء كانت أمًّا لهم أم ضرة لأمهم

“Anak-anak dari suami yang sah, yang baligh dan berakal, boleh menjadi mahram bagi sang istri untuk bersafar dalam rangka haji atau yang lainnya. Baik wanita tersebut ibu kandung mereka, ataupun ibu tiri”[2].

Faqihul Ummah Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:

ويشترط أن يكون المحرم بالغاً عاقلاً، فالصغير والمجنون لا يكفيان لجواز السفر معهما. وعلى هذا فإذا لم تجد المرأة محرما لم يجب عليها الحج؛ لأنها لا تستطيع إليه سبيلا

“Disyaratkan mahram itu harus baligh dan berakal. Anak kecil dan orang gila tidak cukup untuk membolehkan safarnya seorang wanita bersama mereka. Oleh karena itu jika seorang wanita tidak bisa mendapatkan mahram baginya maka ia tidak wajib berhaji. Karena ia tidak termasuk orang yang mampu menempuh perjalanan ke baitullah”[3].

4. Muslim

5. Terpercaya dan amanah

Disyaratkan yang menjadi mahram dalam safar adalah orang yang terpercaya dan amanah. Disebutkan dalam Mausu’ah Fiqhiyyah Durarus Saniyyah:

مَحْرَم المرأة هو زوجها أو من يحرم عليها بالتأبيد بسبب قرابة، أو رضاع، أو صهرية، ويكون مسلماً بالغاً عاقلاً ثقة مأموناً؛ فإن المقصود من المحرم حماية المرأة وصيانتها والقيام بشأنها

“Mahram (safar) bagi seorang wanita adalah suaminya atau orang yang diharamkan untuk menikahinya selamanya karena sebab hubungan rahim, atau persusuan atau shahriyyah (hubungan pernikahan). Dan ia harus Muslim, baligh, berakal terpercaya dan amanah. Karena maksud dipersyaratkannya mahram adalah agar dapat menjaga dan melindungi wanita serta membantu urusan-urusannya”[4].

Maka hendaknya wanita Muslimah bertaqwa kepada Allah dan tidak bersafar tanpa mahramnya, demikian juga tidak bersafar dengan orang yang tidak memenuhi syarat sebagai mahram safar.

Wabillahi at taufiq was sadaad.

***

Penulis: Yulian Purnama

Artikel Muslimah.or.id

____

[1] Sumber: http://www.binbaz.org.sa/fatawa/672

[2] Sumber: Fatwa Al Lajnah Ad Daimah no. 8663 juz 17 hal. 318 http://goo.gl/KOUBcs

[3] Majmu’ Fatawa war Rasail 24/422, dinukil dari http://aloloom.net/vb/showthread.php?t=26998

[4] Mausu’ah Fiqhiyyah Durarus Saniyyah http://www.dorar.net/enc/feqhia/2784

 

ShareTweetPin5
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Yulian Purnama

Yulian Purnama

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, kontributor Muslim.or.id dan PengusahaMuslim.com

Artikel Terkait

Hukum membaca Al Quran tanpa berwudhu

Hukum Membaca Al Quran Tanpa Berwudhu

oleh Ummu Sa'id
20 Oktober 2010
68

Pertanyaan: Apakah hukum orang yang membaca al-Qur'an sementara dia dalam kondisi tidak berwudhu, baik dibaca secara hafalan maupun dibaca dari...

Sekilas Tentang Shalat ‘Ied

oleh Rinautami Ardi Putri
2 Juli 2016
0

Shalat ‘ied hukumnya adalah fardhu kifayah, jika sudah dilaksanakan oleh sebagian orang maka gugurlah dosa bagi sebagian yang lainnya dan...

Hukum Membuka Toko di saat Perayaan Orang Kafir dan Bekerja Sama dengan Mereka dalam Perayaannya

oleh Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.
12 Desember 2015
0

Pedagang muslim boleh saja membuka toko saat perayaan orang kafir asalkan memperhatikan dua syarat

Artikel Selanjutnya

Menunda Pernikahan dengan Alasan Pendidikan, Usia Masih Muda, atau yang Lainnya

Komentar 2

  1. Tety Ratna says:
    6 tahun yang lalu

    Boleh kan safar dengan ibu kandungnya

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      6 tahun yang lalu

      Mahram safar itu harus lelaki, semisal suami, ayahnya, kakak laki2 kandung, adik laki2 kandung, dst. Ibu kandung tidak bisa, karena dia juga wajib bersama mahram.

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.