Muslimah.or.id
Donasi Muslimah.or.id
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
MUBK Februari 2023 MUBK Februari 2023

Bersemangatlah Dan Jangan Lemah

Wakhidatul Latifah oleh Wakhidatul Latifah
8 Januari 2023
Waktu Baca: 5 menit
2
524
SHARES
2.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Bismillaahirrahmaanirrahim

Segala puji hanya bagi Allah, Rabb seluruh alam. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya semoga shalawat Allah serta salamNya tercurah atas beliau, keluarga dan seluruh sahabatnya.

Ya Allah, ajarilah kami perkara yang bermanfaat untuk kami, tambahkanlah manfaat pada ilmu kami dan tambahkanlah untuk kami ilmu serta jadikanlah ilmu yang telah kami pelajari menjadi hujjah yang akan menyelamatkan kami, bukan hujjah yang menjerumuskan kami, wahai Dzat Yang Maha Agung lagi Maha Mulia.

Amma ba’du

Saudara-saudaraku yang mulia, pembahasan ini adalah seputar sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Bersungguh-sungguhlah pada perkara-perkara yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah.”

Potongan hadits tersebut merupakan bagian dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai daripada seorang mukmin yang lemah, dan masing-masing berada dalam kebaikan. Bersungguh-sungguhlah pada perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu katakan: ‘Seandainya aku berbuat demikian, pastilah akan demikian dan demikian’ Akan tetapi katakanlah: ‘Qoddarallah wa maa syaa fa’ala (Allah telah mentakdirkan hal ini dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi)’. Sesungguhnya perkataan ‘Seandainya’ membuka pintu perbuatan setan.” (HR. Ahmad 9026, Muslim 6945, dan yang lainnya).

Sebagaimana telah dijelaskan oleh para ulama, hadits ini mencakup kalimat-kalimat jaami’ (kalimat yang ringkas namun sarat makna), menjadi dasar-dasar agama yang agung, serta mengandung banyak pelajaran.

Kita fokuskan kajian kita untuk penggalan sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‘Bersungguh-sungguhlah pada perkara yang bermanfaat untukmu dan mintalah pertolongan kepada Allah’.

Kalimat ini adalah kalimat jaami’ yang sangat bermanfaat serta berfaidah, di dalamnya terkandung sumber kebahagiaan bagi seorang hamba baik untuk kehidupan dunianya maupun kehidupan akhiratnya. Dalam hadits ini juga terdapat perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan dua landasan yang agung serta pondasi yang kuat dimana tidak ada kebahagiaan dan keberuntungan bagi seorang hamba di dunia maupun akhirat kecuali dengan melaksanakan kedua perkara tersebut.

Perintah pertama terdapat pada perkataan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘Bersungguh-sungguhlah pada perkara yang bermanfaat bagimu’. Dalam perkataan ini terdapat anjuran untuk mencurahkan segala bentuk sebab yang bermanfaat yang berfaidah bagi seseorang baik untuk perkara agama maupun dunianya.

Perintah kedua terdapat pada perkataan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘Mintalah pertolongan kepada Allah’. Dalam perkataan ini terdapat perintah untuk tidak berpaling dan bersandar kepada sebab-sebab, serta perintah untuk bersandar dan tawakkal yang sempurna kepada Allah subhaanahu wa ta’ala dengan meminta pertolongan kepadaNya, taufiqNya dan meminta agar senantiasa diluruskan.

Perkataan beliau dalam hadits ‘Bersungguh-sungguhlah pada perkara-perkara yang bermanfaat bagimu’, perkara-perkara yang bermanfaat yang diperintahkan hadits ini untuk bersungguh-sungguh di dalamnya mencakup perkara yang bermanfaat dalam urusan agama maupun dunia. Hal ini karena seorang hamba membutuhkan perkara-perkara dunia sebagaimana dia membutuhkan perkara-perkara agama.

Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengarahkan umatnya untuk bersungguh-sungguh pada perkara-perkara yang bermanfaat baginya baik itu dalam perkara agama maupun dunianya. Beliau juga mengarahkan agar menyertai kesungguhan tersebut dengan cara mengambil berbagai sebab serta mencurahkan segala kemampuannya untuk menempuh jalan-jalan yang benar serta jalan-jalan yang lurus yang akan mengantarkannya untuk sampai kepada tujuan-tujuan yang agung, dan hendaknya semua itu disertai dengan meminta pertolongan kepada Allah Tabaaraka wa Ta’ala. Karena seorang hamba tidaklah mempunyai daya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Dan apa saja yang dikehendaki Allah pasti terjadi sedang apapun yang tidak dikehendakiNya tidak akan terjadi.

Perkara-perkara yang bermanfaat yang berkaitan dengan urusan agama kembali kepada dua landasan yang agung, yaitu Ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih. Firman Allah Ta’ala:

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

“Dialah Dzat yang telah mengutus RasulNya dengan membawa Al Hudaa (petunjuk) dan Ad-Diinul Haqq (agama yang benar) untuk mengalahkan semua agama yang lainnya.” (Qs Ash Shaff: 9).

Yang dimaksud dengan Al Hudaa di sini adalah Ilmu yang bermanfaat, sedangkan yang dimaksud dengan Ad-Diinul Haq adalah amal shalih.

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diambil dari Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya shallallahu ‘alihi wa sallam. Dia adalah ilmu yang dapat membersihkan hati, memperbaiki jiwa, serta dapat merealisasikan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Yang seharusnya memotivasi hamba untuk bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu yang bermanfaat. Dan menjadikan setiap hari dari hari-harinya suatu bagian untuk mencari ilmu ini. Tidak sepantasnya bagi seseorang salah satu harinya ada yang kosong dari aktivitas menuntut ilmu yang bermanfaat.

Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau setiap hari setelah selesai melaksanakan shalat shubuh berdo’a (artinya): “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.”

Hal ini menunjukkan bahwasanya ilmu yang bermanfaat merupakan target harian seorang muslim yang paling besar. Tidak sepantasnya seorang muslim melewatkan salah satu hari dari hari-harinya tanpa memperoleh ilmu yang bermanfaat di dalamnya. Sepantasnya seorang muslim menyusun jadwal khusus untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat di setiap hari-harinya, sehingga dia akan memperoleh sebagian dari ilmu tersebut meskipun hanya sedikit, dan dia tidak akan kehilangan kesempatan memperoleh ilmu yang bermanfaat di setiap harinya.

Kemudian, bersungguh-sungguhlah untuk beramal, karena amal adalah tujuan dari ilmu. Sebagaimana perkataan ‘Ali radhiyallahu ‘anhu: “Ilmu memanggil untuk diamalkan, jika panggilan itu disambut maka ilmu akan tetap, namun jika panggilan itu tidak disambut maka ilmu akan pergi.” Maka bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan bagian amal yang akan mendekatkan dirinya kepada Allah subhaanahu wa ta’ala. Perkara yang paling penting dalam hal ini adalah perhatian seorang hamba terhadap perkara-perkara fardhu dalam agama dan kewajiban-kewajibannya.

Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan,

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ

Artinya:“Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada perkara-perkara yang telah Aku wajibkan kepadanya.” (HR Al Bukhari)

Tidak pantas bagi seorang yang beriman membiarkan hari-harinya berlalu dalam keadaan dia meremehkan kewajiban-kewajiban yang diberikan Islam kepadanya. Bahkan wajib baginya mengisi setiap hari-harinya dengan segenap kesungguhan untuk memperhatikan kewajiban-kewajiban tersebut dan bersungguh-sungguh untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Termasuk dalam pembahasan ini adalah seseorang menjauhi perkara haram dan membenci perbuatan dosa, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan dalam rangka mencari keridhaan-Nya serta sebagai bentuk rasa takut akan siksaan Allah Yang Maha Luhur di dalam ketinggian-Nya.

Berkaitan dengan manfaat-manfaat duniawi bagi seorang hamba, terdapat sebuah hadits yang mendorong untuk bersungguh-sungguh memperolehnya. Sesungguhnya sabda Rasulullah (artinya), “Bersungguh-sungguhlah pada perkara yang bermanfaat bagimu,” mencakup perkara yang bermanfaat dari perkara-perkara dunia sebagaiamana hadits ini mencakup perkara yang bermanfaat dari perkara-perkara agama dan apa saja yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala.

Seorang hamba sangatlah butuh terhadap dunia, dimana hal ini merupakan sebab untuk terrealisasikannya berbagai kemaslahatan dan tujuan-tujuan agama. Maka sepantasnya hal itu diperhatikan, akan tetapi perhatian ini jangan sampai menghalangi perhatiannya akan tujuan penciptaan dirinya yaitu sebagai seorang hamba Allah Tabaaraka wa Ta’ala sebagaimana terdapat dalam firman Allah,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Ku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”(QS Adz Dzaariyaat:56)

Oleh karena itulah hadits ini merupakan bagian dari kalimat Jaami’-nya Nabi yang mulia semoga shalawat, salam dan barakah Allah tercurah atasnya. Hadits ini penuh dengan berbagai faidah yang agung, peringatan yang berharga yang sangat dibutuhkan oleh seorang muslim karena berkaitan dengan perkara-perkara agama dan dunianya.

Aku memohon kepada Allah Yang Maha Mulia semoga Dia memperbaiki agamaku dan agama kalian dimana hal itu merupakan penjaga semua perkara kita. Semoga Dia memperbaiki dunia kita yang merupakan tempat kehidupan kita. Semoga Dia memperbaiki akhirat kita yang merupakan tempat kembali kita. Semoga Dia menjadikan kehidupan ini menjadi penambah kebaikan bagi kita dan menjadikan kematian sebagai peristirahatan dari segala bentuk keburukan.

Sesungguhnya Dialah Allah Tabaaraka wa Ta’ala Dzat Yang Maha Mendengar do’a, Dia-lah tempat menggantungkan harapan, Dia-lah yang mencukupi kita dan Dia-lah sebaik-baik tempat bergantung.

Wallahu Ta’ala A’lam

Semoga shalawat serta salam Allah tercurah atas hamba dan Rasul-Nya Nabi kita Muhammad, para keluarganya dan sahabat-sahabatnya semuanya.

Wassalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.

————————————————————————-

Diterjemahkan dari ceramah singkat Syaikh Abdurrazzaq bin ‘Abdulmuhsin Al ‘Abbad hafidhahullah yang berjudul “Ihrish ‘alaa maa yanfa’uka” (http://al-badr.net/detail/y3VIk2BKA1)

Penerjemah: Wakhidatul Latifah

Murojaah: Ustadz Ammi Nur Baits

Artikel muslimah.or.id

 

Tags: bersemangat dalam kebaikanbersemangat mengerjakan kebaikanetos kerja pribadi muslimmotivasimotivasi muslimahsyaikh abdurrazaq
Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id
Wakhidatul Latifah

Wakhidatul Latifah

Artikel Terkait

Sebesar Antusias Nabi Musa ‘alaihissalam Dalam Menuntut Ilmu

Sebesar Antusias Nabi Musa ‘alaihissalam Dalam Menuntut Ilmu

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
16 November 2022
0

Ilmu itu anugerah dari Allah yang diberikan hanya kepada mereka yang Dia cintai, tidak bisa diwariskan atau diperoleh dari jalur...

Meneladani Sedekah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam

Meneladani Sedekah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
29 Oktober 2022
0

"'Siapakah diantara kalian yang mencintai harta ahli warisnya lebih dari mencintai hartanya sendiri?' Mereka menjawab: 'wahai Rasulullah! Tidak ada seorangpun...

Tanda Diterimanya Amal Saleh

Tanda Diterimanya Amal Saleh

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
20 Oktober 2022
0

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla, Dia menerima amal (kebaikan) seorang hamba dia akan memberi taufik kepada hambaNya tersebut untuk beramal...

Artikel Selanjutnya
Jenis-Jenis Teman

Jenis-Jenis Teman

Komentar 2

  1. Rendi SP says:
    7 tahun yang lalu

    Nice

    Balas
  2. Dendy Firdian says:
    3 tahun yang lalu

    Terimakasih. Tulisan nya sangat bermanfaat.

    Memicu untuk lebih semangat dan serius dalam meraih dunia dengan berharap mendapatkan manfaat untuk Akhirat dari hal hal Duniawi Tersebut.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id
Muslimah.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah

© 2023 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.