Segala puji hanya milik Allah, kita memuji, meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita.
Sungguh telah banyak contoh dihadapan kita mereka yang dahulu amat bersemangat diatas jalan yang haq, namun lambat laun mengendur urat-urat semangat yang dulu terpancar di wajahnya. Bahkan, ia tampak layaknya orang yang tak pernah dikenalkan hidayah. Ah. Hati manusia itu memang lemah.. Allahul musta’an.
Ujian yang datang silih berganti, cobaan yang mendera, terkadang menjadi sebab berjatuhannya orang-orang di jalan kebenaran yang seharusnya ditempuh sampai mati. Tekad awal yang sudah dibulatkan untuk meniti dan meneladani golongan yang selamat, langkah yang diayunkan untuk menapaki jalan yang Allah ridhai, tak jarang kandas ditengah jalan karena tak kuasa menahan pahit-getirnya perjuangan.
Padahal,
Dijalan inilah nabi Ibrahim ‘alayhissalam dibakar.
Dijalan inilah nabi Syu’aib ‘alayhissalam diancam untuk dirajam.
Dijalan inilah nabi Nuh ‘alayhissalam bersabar atas gangguan fisik maupun psikis yang ia terima selama berdakwah 950 tahun.
Dijalan inilah nabi Musa ‘alayhissalam sangat banyak mendapatkan ujian kehidupan yang Allah tegaskan dalam al-Qur’an.
Dijalan inilah nabi Yunus ‘alayhissalam ditelan oleh ikan besar.
Belum lagi Nabi kita, Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Yang diludahi.
Yang diusir.
Yang dimaki.
Yang dituding gila.
Yang diperangi.?Yang diancam dan hendak dibunuh berkali-kali.
Karena tak ada jaminan kita dapat bersenang-senang didalam jalan menuju surga Allah. Allah berfirman,
???????? ???????? ??? ?????????? ??? ????????? ??????? ?????? ??? ??????????? ???????? ???????? ????????? ??? ?????????? ??????????????? ??????? ????????? ???????? ??????????????? ?????????????
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS Al-Ankabut: 2-3).
Pernahkah terpikirkan oleh kita dari sekian banyak hamba-Nya mengapa kita yang diberi hidayah dan taufik untuk mengenal islam? Memang apa kelebihan kita dibanding hamba Allah yang lainnya? Kontribusi apa yang telah kita perbuat untuk-Nya sehingga Allah memilih kita menjadi hamba yang dikasihi-Nya?
Allah telah memilih kita, di antara begitu banyak manusia yang terlahir ke muka bumi.. ?Untuk memeluk agama yang hak dan diridai Allah, yaitu agama Islam.. ?Menyelamatkan kita dari kekufuran, dari kekal di dalam Jahannam..
Allah telah memilih kita, di antara sekian banyak umat Islam yang pernah ada..? Untuk menjadi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam..? Umat yang penuh dengan keutamaan yang tak umat sebelumnya dapatkan..
Allah telah memilih kita, di antara ratusan juta umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam..? Untuk menjadi Ahlus Sunnah yang tegar di zaman fitnah..? Melakukan perbaikan di saat mayoritas manusia tenggelam dalam keburukan..
Allah telah memilih kita, di antara sedikitnya Ahlus Sunnah yang terasingkan..?Untuk menjadi penuntut ilmu, pemegang estafet para alim ulama..? Meraup warisan para Nabi, menyebarkannya, serta meniti jalan menuju Surga..
Kita adalah manusia-manusia pilihan..? Maka nikmat Allah yang manakah yang engkau dustakan?
Senantiasa Memohon Hidayah
“Ihdinash shiratal mustaqim..” setiap muslim membacanya pada tiap rakaat dalam shalatnya. Begitu pentingnya hidayah itu sehingga kita harus memohon minimal tujuh belas kali dalam satu hari satu malam. Berilah kami hidayah.. Jalan yang lurus karena seorang hamba tidak bisa lepas dari hal ini.
Betapa banyak seseorang yang telah diberi hidayah pada waktu yang lalu, sekarang ia juga membutuhkan hidayah untuk masa-masa yang akan datang, agar Allah selalu tetapkan dirinya di atas kebenaran, agar ia selalu istiqamah juga di atas yang haq.
Bersambung, Insya Allah…
—
Referensi:
- “Untukmu yang Berjiwa Hanif”, Ustadz Armen Halim Naro, Lc rahimahullah. Darul ‘Ilmi Publishing, 2012.
- Artikel, “Tersenyumlah Wahai Ahlussunnah Meski Engkau Terasing”. Ustadz Farid Lutfi rahimahullah.
- “Surat Terbuka Untukmu, Penuntut Ilmu”, Al-Akh Roni Nuryusmansyah hafizhahullah. Artikel kristalilmu.com
- Kisah Para Nabi dan Rasul. Artikel kisahmuslim.com
- Catatan Kajian bersama Ustadz Abdullah Taslim, MA hafizhahullah, “Berkhidmat Untuk Islam”.
Penyusun: Sheren Chamila Fahmi
Murojaah: Ustadz Raehanul Bahraen
Artikel Muslimah.Or.Id