Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Taat Beragama = Fanatik Beragama ?

Ummu Yazid Fatihdaya Khoirani oleh Ummu Yazid Fatihdaya Khoirani
12 Oktober 2014
di Manhaj
4
Share on FacebookShare on Twitter
Donasi Muslimahorid

Banyak orang bilang, jika ada seorang yang taat menjalankan syariat-Nya itu seringnya mendapatkan predikat “fanatik dalam beragama”. Iya, fanatik itu memang bisa bermakna positif dan juga negatif. Akan tetapi, kesannya fanatik beragama itu bukan lagi bermakna positif, malah justru stigma negatif. Karena yang dimaksud pemberi predikat gratis adalah si “berusaha taat” itu sudah berlebihan atau “saklek” dalam melaksanakan peri kehidupan beragama. Fanatik itu sebenarnya apa sih?

fa.na.tik
[a] teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg (sumber: KBBI)

Kalau ada orang yang fanatik warna; fanatik grup band; fanatik brand tertentu dan fanatisme yang lainnya, orang jarang ribut berkomentar. Mereka akan cenderung bisa mentolerir atas nama “kebebasan individu” dan HAM. Akan tetapi, beda halnya jika berpegang teguh menjalankan syariat, yang begini langsung mendapat cap “fanatik” dan itu seringnya akan diributkan. Sobat, mari kita simak kembali ketika Allaah telah berfirman,

??? ???????? ????????? ??????? ????????? ??? ????????? ???????? ????? ??????????? ????????? ???????????? ??????? ?????? ??????? ??????? (208)

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (Qs. Al-Baqarah: 208)

Seorang pakar ilmu tafsir yang sudah tidak asing lagi di telinga dan penglihatan kita yakni Al-Hafizh Ibnu Katsir menerangkan tentang tafsir ayat di atas,

???? ????? ????? ????? ???????? ?? ????????? ??????: ??? ?????? ????? ????? ??????? ???????? ?????? ????? ??????? ???? ???? ?????? ?? ???????? ?? ???.

“Allah Ta’ala memerintahkan para hamba-Nya untuk beriman kepada-Nya dan membenarkan risalah utusan-Nya agar mereka melaksanakan seluruh kewajiban dan syariat Islam, menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan seluruh larangan-Nya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.”

Jadi, ketika ada seseorang yang berjuang keras dalam berpegang teguh menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, itu lebih tepat dikatakan “berusaha taat”/takwa/komitmen/iltizam/istiqamah di atas syariat-Nya. Bukan malah dibilang fanatik yang memiliki konotasi negatif. Justru seharusnya orang-orang yang seperti itu malah didukung atau malah kita bergabung bersama dalam ketaatan, bukan malah dicemooh atau dikatai fanatik; ekstrimis; fundamentalis garis keras; teroris. Bukankah kita juga sama-sama memeluk Islam dan diperintahkan untuk berislam secara kaaffah/keseluruhan?

Taat = fanatik = ekstrim?

???? ????? ???????? ????? ????? ??????? ??????? -??? ???? ???? ????- ??????? ??????????? ?????? ????? ????????? « ??????? ??? ????? ». ?????????? ???? ?????? ????????? ????? ????? ????????? ???????? ????????????? ??? ??????? ????????? « ????????? ????????? ????????? ». ????? ????? « ??? ???????? ???????? ?????????? ???????????? ??? ???????? ?????????? ???????? ???? ????? ?????????? ?????????? ??? ???????? ».

dari `Abdullah bin ‘Abbaas radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, “Pada pagi hari di Jamratul ‘Aqabah ketika itu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berada di atas kendaraan, Beliau berkata kepadaku, “Ambillah beberapa buah batu untukku!” Maka aku pun mengambil tujuh buah batu untuk beliau yang akan digunakan melontar jamrah. Kemudian beliau berkata, “Lemparlah dengan batu seperti ini!” kemudian beliau melanjutkan, “Wahai sekalian manusia, jauhilah sikap ghuluw (melampaui batas) dalam agama. Sesungguhnya perkara yang membinasakan umat sebelum kalian adalah sikap ghuluw mereka dalam agama.” (HR. An-Nasaa’i, Ibnu Maajah dan Ahmad).

Istilah ghuluw dalam bahasa arab dinyatakan untuk suatu perbuatan/ucapan/keyakinan yang berlebih-lebihan/melampaui batas dalam beragama. Sejatinya, orang yang berusaha berpegang teguh pada syariat itu bukan orang-orang yang ghuluw lho. Orang-orang yang ghuluw justru -secara garis besar- adalaah:

  • Orang yang melakukan inovasi bentuk ibadah dan landasannya adalah istihsaan [anggapan bahwa sesuatu itu baik menurut logikanya sendiri] -baca : bid’ah- dalam ibadah. Sudah dikasih pedoman dan pakem untuk menjalankan syariat begini dan begitu karena ajaran Islam sudah sempurna ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berpulang kepada pemiliknya, dia malah menambah begini dan begitu.
  • Orang yang mendewakan hawa nafsu; logika; kekayaan; kekuasaan hingga dia menerjang syariat-Nya dalam bentuk apapun juga.
  • Orang yang mengkultuskan individu tertentu dengan diikuti taqlid buta baik itu dari kalangan ‘ulama, kiyai, habaaib, syaikh, wali, ahlul bait hingga menyalahi syariat.
  • Orang yang ber-takalluf (memaksakan diri) dan tasyaddud (memberatkan diri)

Islam adalah agama pertengahan antara ifraath (berlebih-lebihan) dan tafriith (menyepelekan/meremehkan). Antara ghuluw (berlebih-lebihan dan melampaui batas) dan taqshiir (meremehkan/menyepelekan). Allaah ‘Azza wa Jalla berfirman,

?????????? ????????????? ??????? ???????…

“Dan demikian pula Kami jadikan kamu (umat Islam), umat pertengahan [yang adil dan paling baik/terpilih]…” (QS. Al-Baqarah: 143)

Agama Islam memang agama yang sifatnya pertengahan [moderat] karena yang pertengahan itulah yang paling baik. Jadi, keliru jika mengatakan seseorang yang berpegang teguh pada Islam disebut ekstrim dan tidak moderat, padahal Islam itu sendiri sudah sangat moderat.

Jadi, tempatkan kata moderat dan fanatik itu sesuai porsinya ya teman…

—

Penulis: Fatihdaya Khoirani

Artikel Muslimah.Or.Id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Ummu Yazid Fatihdaya Khoirani

Ummu Yazid Fatihdaya Khoirani

Artikel Terkait

Mulia dengan Membela Sunnah

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
4 April 2008
19

Penyusun: Ummu Asma' Muraja'ah: Ustadz Aris Munandar Pernahkah kita membayangkan akan datangnya suatu masa dimana Islam mulai terpinggirkan, Al-Qur'an dan...

Perbedaan antara Wahyu yang Harus Diikuti dan Pendapat Ulama

oleh Muslimah.or.id
16 Mei 2016
0

  Wahyu adalah hukum yang diturunkan kepada Rasul-Nya dan Rasul tersebut menyampaikan serta menerapkan kepada umat manusia, sedangkan pendapat ulama...

Renungan dari Realitas Umat Islam

oleh Muslimah.or.id
9 Desember 2014
0

Pada kenyataannya, ada dua hal yang membuat umat Islam kehilangan keseimbangan, sehingga berjalan limbung ke kanan dan ke kiri, sampai...

Artikel Selanjutnya

Andai Waktu Mereka Bisa Kubeli...

Komentar 4

  1. Asep Saeful Hidayat says:
    10 tahun yang lalu

    Aku juga sama. Waktu itu di sebut sebagai orang fanatik. Terlalu berlebihan dalam agama. Biasa aja, jangan sampai begitu. Katanya

    Balas
  2. azizah says:
    7 tahun yang lalu

    terus kita harus gimana dalam beragama supaya ga dikatain fanatik

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      7 tahun yang lalu

      Terus istiqamah menjalankan agama yang benar, sesuai dalil, walaupun dikatai fanatik

      Balas
  3. Bc says:
    5 tahun yang lalu

    Bismillah. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
    Saya pakai jilbab aja dibilang garis keras, karena gamau lepas, waktu ada tawaran lowongan pekerjaan yang memang saya butuhkan, dengan syarat harus lepas jilbab. Saya memilih untuk tidak melamar pekerjaan tsb, dan lagi menunggu Allah kasih saya pekerjaan yang lain. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita semua ya. Aamiin yra.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.