Oleh: Syaikh Muhammad Bin Jamil Zainu
Muqoddimah
بسم ا لله الر حمن ا لر حيم
Segala puji hanya bagi Allah ‘azza wa jalla tempat memuji, minta pertolongan dan mohon ampun. Kita berlindung dari kejahatan hawa nafsu dan kejelekan perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk.
Saya bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang haq selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Tulisan yang ada di tangan pembaca ini saya susun dalam bentuk tanya jawab yang didasari dengan dalil dari Al-Qur’an dan Al-Hadits dengan harapan akan memantapkan pembaca dalam memperoleh jawaban yang benar dalam ‘aqidah, sebab ‘Aqidah Tauhid merupakan dasar kebahagiaan menusia di dunia maupun di akhirat.
Saya memohon kepada Allah agar risalah ini bermanfaat kaum muslimin menjadikannya amalan yang ikhlas karena Allah.
Muhammad bin Jamil Zainu
Bab 1: Hak Allah Atas Hamba-Nya
Soal 1:
Mengapa dan untuk apa Allah menciptakan kita?
Jawab 1:
Allah menciptakan kita agar kita beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya. Berdasarkan firman Allah:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Terj. Adz-Dzariyat: 56)
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
حق الله على العباد أن ي عبدوه ولا يشركوا به شيئا
Artinya: “Hak Allah atas hamba-Nya adalah supaya hamba itu beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.” (Hadits shohih riwayat Bukhari dan Muslim).
–
Soal 2:
Apakah ibadah itu?
Jawab 2:
Ibadah adalah kata atau istilah yang meliputi semua perkara yang dicintai oleh Allah, baik perkataan maupun perbuatan (lahir dan batin), seperti berdo’a, shalat, menyembelih hewan (kurban) dan sebagainya. Allah berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: “Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, kurbanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Pencipta alam semesta ini.” (Al-An’am: 162)
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
و ما تقرب إلي عبدي بشيء أحب إلي مما افتر ضته عليه
Artinya: “Tidaklah mendekatkan diri hamba-Ku kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku wajibkan kepada-Nya.” (Hadits Qudsi riwayat Bukhari)
–
Soal 3:
Bagaimana kita beribadah kepada Allah ?
Jawab 3:
Beribadah kepada Allah adalah sebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan janganlah kalian rusak amalan kalian!” (Terj. Muhammad: 33)
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
Artinya: “Barangsiapa yang beramal tanpa ada perintah dari kami, maka tertolak.” (Hadits shohih riwayat Muslim).
–
Soal 4:
Haruskah kita beribadah kepada Allah dengan rasa takut dan harap?
Jawab 4:
Ya, demikianlah kita beribadah kepada-Nya sebagaimana Allah mensifati orang-orang mukmin:
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفاً وَطَمَعاً
Artinya: “Mereka berdo’a kepada Allah dengan rasa takut dan harap.” (Terj. As-Sajdah: 16)
Dan sabda Rasulullah:
أسأل الله الجنة و أعوذ به من النار
Artinya: “Aku memohon surga kepada Allah dan aku berlindung kepada-Nya dari neraka.” (Hadits shohih riwayat Abu Dawud).
–
Soal 5:
Apa yang dimaksud ihsan dalam beribadah?
Jawab 5:
Al-Ihsan adalah meyakini bahwa dirinya senantiasa diawasi oleh Allah dalam beribadah. Allah berfirman:
الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِين
Artinya: “Dialah yang melihatmu ketika kamu berdiri (untuk sholat) dan (melihat pula) perubahan gerak-gerik badanmu diantara orang-orang yang sujud.” (Terj. Asy-Syu’ara: 218-219)
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ألإحسان أن تعبد الله مأنك تراه فان لم تكن تراه فانه يراك
Artinya: “Ihsan itu adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Dan jika kamu tidak bisa melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.” (Hadits shohih riwayat Muslim)
-bersambung insya Allah-
***
Artikel www.muslimah.or.id
1. abu zayd
November 26th, 2007 at 6:33 pm
moga tetap istiqomah wahai saudaraku…
2. ayu
November 26th, 2007 at 10:54 pm
assalamualaikum wr,wb…
saya terus terang bangga terhadap materi yang disajikan…belum pernah saya mendapatkan kajian melalui online…
ggak hanya itu materi yang dissajikan juga ssuai apa yang saya butuhkan…
3. yhana
November 30th, 2007 at 5:51 am
assalamu’alaikum wr,wb.
subhanallah, semoga Allah ridho terhadap tiap ikhtiar qt untuk menebarkan da’wah dien-Nya. materinya good. keep hamashah. Allahu akbar.
4. ibnu
January 6th, 2008 at 2:57 am
asssalamu’alaikum…
moga istiqomah di atas sunnah,
krn dunia akhir zaman banyak sunnah dianggap bid’ah dan bid’ah dianggap sunnah…
smg Allah selalu limpahkan taufiq dan hidayah-Nya kpd qt, kaum muslimin agr semakin di bukakan hati kpd dakwah tauhid. amin.
???? ???? ???
assalamu’alaykum,
di terjemahan surat asy syu’ara yang soal ke 5, kata ” kami” harusnya kan diganti “kamu”
ada yang keliru di soal yang ke 5 terkait redaksi hadits yang arab