Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Bagaikan Mengurai Kembali Benang Yang Sudah Dipintal Kuat

Muhammad Arifin Baderi oleh Muhammad Arifin Baderi
21 Juni 2018
di Ramadan
0
Share on FacebookShare on Twitter

Saudaraku! Ketika hari raya telah tiba, saya yakin saudara mengenakan baju baru, sehingga saudara tampil lebih cakap nan rupawan. Akan tetapi pernahkan saudara mengamati pakaian yang anda kenakan?

Tahukah anda, bagaimana pakaian anda ini dibuat, dimaulai dari kapas, kemudian dipintal dan proses lain selanjutnya, hingga akhirnya sampai ke tangan anda dan anda kenakan? Semuanya dilakukan dan diproses dengan tekhnologi canggih. Sehingga sekarang ini, anda tidak perlu pusing-pusing mengetahui proses pembuatannya.

Akan tetapi tidakkah saudara pernah dibawa oleh lamunan saudara, kepada suatu pemandangan yang menakjubkan. Pemandangan disaat nenek moyang saudara sedang memintal benang, lalu menenunnya, dan kemudian mewarnainya dan akhirnya dengan kedua tangannya, mereka menjahitnya menjadi pakaian lebaran untuk anak-anaknya. Semua proses dari tahap ke tahap selanjutnya dilakukan dengan peralatan yang serba sederhana dan dikerjakan dengan kedua tangan sendiri.

Saudara bisa bayangkan, betapa besar rasa bahagia putra-putri mereka tatkala mendapatkan pakaian tersebut. Bagai mereka, hari raya Iedul Fitri terasa begitu bahagia, senyuman lebar senantiasa menghiasi bibir mereka.

Demikianlah kira-kira gambaran nenek moyang saudara tatkala mempersiapkan pakaian Iedul Fitri untuk anak-anaknya.

Donasi Muslimahorid

Akan tetapi coba saudara sedikit menambahkan gambaran baru pada lamunan saudara. Tatkala salah saorang dari nenek saudara yang telah berjuang siang dan malam. Ia dengan sabar memintal kapas menjadi benang, lalu melanjutkan perjuangannya dengan merajutnya menjadi selembar kain sehingga siap untuk dijahit menjadi pakaian. Rasa gembira telah menghampiri raut wajah anak-anaknya, karena merasa tak lama lagi pakaian Ied mereka segera jadi.

Diluar dugaan, sang nenek bukannya melanjutkan perjuangan dengan menjahit kain hasil tenunannya, ia malah kembali mengurai hasil tenunannya menjadi benang. Dan ia terus mengurai benang itu kembali menjadi onggokan kapas.

Saudara bisa bayangkan, bagaimana perasaan dan sikap putra-putri sang nenek tersebut? Kebahagiaan yang telah menghampiri mereka sekejap sirna, dan tawa ria berubah menjadi jerit tangis duka.

Saudaraku! Menurut hemat saudara, perbuatan nenek itu baik atau tercela? Dan andai saudara adalah salah seorang putra atau putri nenek tersebut, bagaimana perasaan saudara menyaksikan perbuatan ibunda tersebut?

Ini adalah gambaran sederhana bagi keadaan yang semoga tidak sedang saudara alami. Setelah saudara dengan segara daya dan upaya merajut kebahagiaan dan keberhasilan di bulan Ramadhan. Setelah saudara mulai merasakan indahnya sholat berjamaah di masjid. Setelah saudara merasakan betapa damainya batin saudara yang jauh dari bisikan setan. Setelah saudara merasakan betapa bahagianya menikmati hidangan buka puasa.

Setelah saudara mulai merasakan betapa manisnya keimanan. Akankah semuanya itu kembali saudara uraikan satu demi satu? Akankah saudara dengan kedua tangan dan kaki saudara meruntuhkan tumpukan pahala yang telah tersusun rapi di lembar catatan amal saudara? Hanya saudaralah yang mampu membuktikan berbagai pertanyaan di atas.

????? ?????????? ????????? ???????? ????????? ??? ?????? ??????? ?????????

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.” (QS. An Nahl: 92)

Saudaraku! Walau demikian, ada satu indikasi yang dapat saudara jadikan pedoman dalam mengenali apakah sekarang ini saudara sedang memupuk subur pahala yang telah saudara kumpulkan atau sedang meruntuhkannya kembali.

Anda penasaran ingin mengetahui apakah indikasi tersebut? Indikasi tersebut ialah amalan saudara sendiri.

??????????? ????????? ??? ????? ?????????????? ???????? ????????? ????? ????????? ??????????

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya” (QS> Al Mukminun 60-61)

Pada suatu hari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bertanya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang maksud ayat ini: Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud oleh ayat ini ialah orang-orang yang biasa mabok-mabok minum khomer, dan mencuri? Menanggapi pertanyaan istri tercintanya ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(??? ??? ?????? ???????????? ????????????? ????????? ?????????? ???????????? ????????????????? ?????? ?????????? ???? ??? ???????? ????????? ????????? ????????? ???????????? ??? ???????????? ?????? ????? ?????????? ???? ???? ???????? ???? ????

“Bukan, wahai Putri As Shiddiq! Akan tetappi mereka itu adalah orang-orang yang rajin berpuasa, mendirikan sholat, dan bersedekah, walau demikian mereka senantiasa kawatir bila amalan mereka tidak diterima Allah, karenanya mereka selalu bersegera dalam mengamalkan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (Riwayat Ahmad, At Tirmizy dan Ibnu Majah).

Tidak heran saudaraku bila dahulu para ulama’ dan orang-orang sholeh senantiasa berjuang untuk beramal sholeh setiap waktu. Mereka senantiasa mengingat dan menyadari bahwa pada suatu saat nanti mereka pasti menghadap kepada Pencipta mereka yaitu Allah Yang Maha Keras Siksa-Nya. Mereka hanya memiliki satu batas waktu untuk berhenti dari perjuangan beramal sholeh:

????????? ??????? ?????? ?????????? ??????????

“dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu yang kepastian (ajal)” (QS. Al Hijr: 99)

Karena perjalanan ibadah saudara demikian panjang, tidak heran bila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada umatnya agar mereka bersikap yang proporsional dalam beramal. Tidak telalu memaksakan diri dengan mengamalkan amalan yang terlalu berat baginya dan tidak lemah semangat sehingga malas beramal.

(??? ???????? ???????? ?????? ???? ??????????? ??? ??????????? ??????? ??????? ??? ??????? ?????? ?????????? ??????? ??????? ??????????? ????? ??????? ??? ????? ?????? ?????) ???? ????

“Wahai para manusia! Amalkanlah amalan yang kalian kuasa untuk menjalankan dengan terus menerus, karena Allah tidak akan pernah merasa bosan, walaupun kalian telah dihinggapi rasa bosan untuk beribadah. Dan sesungguhnya amalan yang paling Allah cintai ialah amalan yang diamalkan dengan kontinyu walaupun hanya sedikit.” (Muttafaqun ‘alaih).

Saudaraku! Bila pada bulan Ramadhan, anda telah mengenal ibadah puasa, sholat malam, sedekah kepada fakir-miskin, membaca Al Qur’an, dan ibadah lainnya, akankah semua itu tenggelam bersama tenggelamnya bulan Ramadhan?
Tidakkah saudara merasa terpanggil untuk meneruskan amal ibadah itu walau hanya sedikit, sehingga hari-hari saudara senantiasa dihiasi dengan aliran pahala dan kedamaian karena berada dekat dengan Allah?

Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat istiqamah dalam beribadah kepada-Nya. Hanya dengan demikian kita dapat menjaga rangkaian pahala yang telah tersusun rapi pada lembaran amal kita dan tidak kembali meruntuhkannya satu demi satu. Wallahu a’alam bisshowab.

—

Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Baderi, Lc., MA.

Artikel Muslimah.Or.Id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Muhammad Arifin Baderi

Muhammad Arifin Baderi

Doktor lulusan Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Pendidikan S1, S2, dan S3 beliau diselesaikan di jurusan yang sama, yaitu jurusan Fikih, Fakultas Syariah. Beliau adalah pembina Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI), pengasuh milis Syariah PM-Fatwa, majalah Pengusaha Muslim, dan website PengusahaMuslim.com

Artikel Terkait

Menahan Haid di Bulan Ramadan

Bolehkah Menahan Haid di Bulan Ramadan?

oleh Victa Ryza Catartika
18 Maret 2025
0

Bulan Ramadan adalah bulan yang dirindukan. Pahala ibadah dilipatgandakan. Namun untuk muslimah, akan datang periode haid yang menjadikannya tidak dapat...

Apa Saja Sisi Positif Melalui Ramadhan Di Tengah Wabah

oleh Yulian Purnama
29 April 2020
0

Maka di masa wabah ini, dimana kita lebih sering di rumah bersama keluarga, adalah kesempatan besar bagi para suami untuk...

Keberkahan Dalam Sahur

oleh muslimah.or.id
1 Juni 2018
0

“Makan sahurlah,, karena di dalam (makanan) sahur itu terdapat keberkahan” (Muttafaq ‘alaih).

Artikel Selanjutnya

Hukum Seputar Jabat Tangan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.