Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Di Mana Allah?

Athirah Mustajab oleh Athirah Mustajab
8 Maret 2014
di Akidah
1
Share on FacebookShare on Twitter

Dari Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulami radhiyallahu ‘anhu; dia berkata, ”Aku mempunyai seorang budak perempuan yang menggembalakan kambingku di antara gunung Uhud dan Al-Jawaniyah. Suatu hari aku mengawasinya; tiba-tiba seekor serigala menerkam kambing yang dia gembalakan. Sebagai manusia biasa, tentu saja aku merasa kecewa sebagaimana orang lain kecewa. Aku pun memukul dan menampar budakku itu. Kemudian aku menemui Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau menegurku. Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa aku harus memerdekaannya?’ Beliau berkata, ‘Bawa dia kemari.’

Kemudian beliau bertanya kepadanya, ‘Di mana Allah?’

Budak itu menjawab, ‘Di langit.’

Beliau berkata, ‘Siapakah aku?’

Dia menjawab, ‘Engkau adalah Rasulullah.’

Beliau bersabda, ‘Merdekakan dia! Sesungguhnya dia seorang mukminah.’” (HR.Muslim dan Abu Dawud)

Faedah hadits

  1. Ketika para sahabat mendapat permasalahan sekecil apa pun, mereka mengembalikannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengetahui hukumnya.
  2. Berhukum kepada Allah dan Rasulullah adalah bentuk pengamalan firman Allah Ta’ala, yang artinya, ”Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa’ : 65)
  3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak setuju dengan tindakan sahabat tersebut yang memukul budak perempuannya, dan beliau menganggap tindakan pemukulan tersebut sebagai persoalan yang besar.
  4. Memerdekaan budak hanya khusus bagi budak yang mukmin, bukan budak kafir, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menguji budak tersebut. Ketika mengetahui keimanannya, beliau memerintahkan untuk memerdekakannya. Andai saja budak tersebut masih kafir, pasti beliau tidak memerintahkan untuk dimerdekakan.
  5. Wajibnya menanyakan masalah tauhid, di antaranya adalah tentang ketinggian Allah di atas ‘Arsy-Nya. Mengetahui hal tersebut adalah wajib.
  6. Disyariatkan untuk bertanya ”di manakah Allah?”. Ini adalah sunnah sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  7. Disyariatkan menjawab ”Allah ada di langit” (yakni di atas langit). Ini sesuai dengan ketetapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap jawaban seorang budak perempuan tersebut. Jawaban tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran, yang artinya, ”Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersamamu?” (QS. Al-Mulk : 6)
  8. Sahnya keimanan itu tergantung persaksian bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang rasul yang membawa risalah.
  9. Bantahan terhadap kesalahan orang yang mengatakan bahwa Allah beserta Dzat-Nya ada di setiap tempat. Yang benar, Allah itu beserta kita dengan ilmu-Nya, bukan dengan Dzat-Nya.
  10. Permintaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam – agar menghadirkan budak perempuan tersebut untuk diuji – merupakan dalil bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui perkara gaib, yaitu tentang keimanaan budak wanita tersebut. Ini juga sebagai bantahan terhadap kaum sufi yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam mengetahui perkara gaib.

–
Disalin dari buku Nasehat-Nasehat Nabawiyyah, karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, penerjemah: Ustadz Abul Hasan (pengajar di Mahad Jamilurrahman, Yogyakarta), penerbit: Maktabah Al-Hanif.

Dengan sedikit pengeditan oleh Redaksi Muslimah.Or.Id

Artikel www.muslimah.or.id

Donasi Muslimahorid
ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Athirah Mustajab

Athirah Mustajab

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, editor Pustaka Muslim, penulis di WanitaShalihah.com

Artikel Terkait

Berdo’alah Hanya Kepada Allah Niscaya Akan Allah Kabulkan

oleh Nurul Hidayah
4 Mei 2016
1

Do’a adalah salah satu ibadah yang paling mudah dilakukan dan merupakan senjata kaum muslimin dalam situasi apapun. Do’a yang terlihat...

Agar Tak Kecewa Setelah Melakukan Ikhtiar

oleh Atma Beauty Muslimawati
1 Agustus 2017
0

Ketika sudah melakukan sebab maka bertawakallah kepada Allah dan sabar serta ridha dalam menyikapi hasil yang diberikan oleh Allah

Mencela Agama, Apa Hukumnya?

oleh Athirah Mustajab
10 April 2014
4

Pertanyaan: Apakah mencela agama atau mencela Rabb – kita memohon ampun kepada Allah dari sikap tersebut – tergolong perbuatan kekufuran...

Artikel Selanjutnya

Ummu Syuraik, Wanita Mukminah yang Disebut dalam Al Quran

Komentar 1

  1. Ikhwan says:
    6 tahun yang lalu

    Afwan, revisi surat Al Mulk ayat 16 bukan 6. Baarokallohu fiik

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.