Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Apakah Engkau Perlu Bantuan?

Redaksi Muslimah.Or.Id oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
29 Januari 2014
di Akidah
1
Share on FacebookShare on Twitter

Orang-orang musyrik itu berkata, “Dalam hadits Nabi disebutkan bahwa manusia pada hari kiamat ber-istighatsah (meminta pertolongan) kepada Adam, kemudian kepada Nuh, kemudian kepada Ibrahim, kemudian kepada Musa, kemudian kepada Isa. Akan tetapi semuanya tak dapat memenuhi permintaan manusia hingga akhirnya mereka meminta tolong kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Orang-orang musyrik tersebut mengklaim hadits ini sebagai dalil bahwa istighatsah kepada selain Allah bukan kesyirikan.

Benarkah demikian?

Mahasuci Dzat yang mengunci mati hati musuh-musuh-Nya. Sesungguhnya istighatsah (meminta tolong) kepada makhluk dalam hal yang mampu mereka lakukan tidak kita ingkari. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang kisah Musa,

?????????????? ??????? ??? ????????? ????? ??????? ???? ?????????

“Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang berasal dari musuhnya ….” (QS. Al-Qashash:15)

Donasi Muslimahorid

Begitu juga seseorang yang meminta pertolongan kepada temannya dalam peperangan atau yang lainnya, dalam perkara yang mampu mereka berikan; semua itu tidak diingkari. Yang kita ingkari adalah istighatsah dalam hal ibadah yang dilakukan di kuburan para wali, atau pada saat para wali itu berada di tempat yang jauh, bukan di hadapannya, dalam perkara-perkara yang tak seorang pun mampu memberikannya kecuali Allah semata.

Mudah-mudahan hal ini jelas bagi mereka. Bahwa istighatsah mereka kepada para nabi pada hari kiamat agar para nabi itu berdoa kepada Allah untuk segera menghisab manusia – sehingga para calon penghuni surga bisa seera beristirahat dari kesusahan di Padang Mahsyar – adalah istighatsah yang diperbolehkan, baik dilakukan di dunia maupun di akhirat.

Demikian pula jika Anda datang kepada seorang lelaki shalih yang masih hidup dan dapat mendengarkan ucapan Anda, lalu Anda katakan kepadanya, “Berdoalah kepada Allah untukku,” sebagaimana para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang memohon kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam semasa beliau masih hidup. Adapun setelah beliau wafat, sama sekali tidak pernah. Mereka tidak pernah meminta kepada beliau di kuburannya, bahkan para salafush shalih melarang orang yang meniatkan utnk berdoa kepada Allah di sii kubur beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, bagaimana dengan orang yang berdoa kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah beliau wafat?

Mereka memiliki syubhat yang lain, yakni berkenaan dengan kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam tatkala dilemparkan ke dalam api. Ketika itu, Jibril menawarkan bantuan kepeada Nabi Ibrahin, “Apakah engkau perlu bantuan?” Maka Ibrahim berkata, “Adapun kepadamu, saya sama sekali tidak butuh.”

Mereka mengatakan, “Seandainya istighatsah kepada Jibril itu syirik, niscaya Jibril tidak akan menawarkannya kepada Ibrahim!”

Kita jawab, “Ini termasuk jenis syubhat yang pertama. Jibril menawarkan bantuan kepada Ibrahim dalam perkara yang mampu dilakukan oleh Jibril, karena sebagaimana firman Allah,

????????? ??????? ????????

“Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.” (QS. An-Najm:5)

Asalkan Allah mengizinkannya untuk mengambil api yang membakar Ibrahim ‘alaihis salam, tanah, atau gunung yang ada di sekitarnya, lalu melemparkannya ke barat dan ke timur, niscaya dia mampu mengerjakan hal tersebut. Jikalau Allah memerintahkannya untuk memindahkan Ibrahim ‘alaihis salam ke tempat yang jauh dari mereka, niscaya dia mampu mengerjakan. Andai Jibril diperintahkan untuk mengangkatnya ke langit, niscaya akan dilakukannya.

Hal ini sebagaimana seorang lelaki kaya raya yang memiliki banyak harta. Kala dia melihat ada orang lain yang memerlukan bantuan, dia menawarkan pinjaman uang kepada orang tersebut atau memberikan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Meski begitu, si miskin ini menolak tawaran si kaya; dia semata ingin bersabar hingga Allah mendatangkan rezeki kepadanya sehingga dia tidak perlu berutang budi kepada orang lain.

Jika orang-orang musyrik itu benar-benar paham inti pembahasan ini, manakah kesamaan antara meminta pertolongan dalam kisah Ibrahim di atas dengan meminta pertolongan dalam ibadah dan kesyirikan yang dikerjakan oleh orang-orang musyrik?

–

Disalin dari terjemahan kitab Kasyfu Syubuhat (karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab). Jumadil Awal 1425/Juni 2004. Media Hidayah:Jogjakarta.

Disertai sedikit pengeditan bahasa oleh Redaksi Muslimah.Or.Id

–

Artikel Muslimah.Or.Id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Redaksi Muslimah.Or.Id

Redaksi Muslimah.Or.Id

Artikel Terkait

Halusnya Godaan Dan Tipu Daya Setan

oleh Muslimah.or.id
26 September 2014
0

Sesungguhnya setan dengan godaan halusnya, (pada awalnya) dia menampakkan (kepada seseorang) bahwa berdoa di sisi kuburan itu baik, dan bahwa...

Besarnya Dosa Menumpahkan Darah Seorang Muslim

oleh Yulian Purnama
18 Oktober 2019
1

Seorang Mukmin senantiasa berada dalam keluasan dalam agamanya, selama ia tidak menumpahkan darah yang haram

Seuntai Hikmah Doa Nabi Ayyub ‘alaihissalam

oleh Lilis Mustikaningrum
30 Mei 2019
0

Doa -dengan keutamaan dari Allah- akan membukakan sesuatu yang tertutup, mendekatkan sesuatu yang jauh, mengumpulkan sesuatu yang terpisah, dan memudahkan...

Artikel Selanjutnya

Jilbabku Terasing, Jilbabku Berbuah Kebahagiaan (2)

Komentar 1

  1. Pen Quran says:
    11 tahun yang lalu

    Terima sekali atas artikel ini, sangat bermanfaat

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.