Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Kiat-Kiat Menuntut Ilmu

Ummu Sa'id oleh Ummu Sa'id
14 Desember 2012
di Manhaj
16
Share on FacebookShare on Twitter

Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam kepada Rasulullah , keluarga dan sahabatnya, amma ba’du.

Manusia lebih mulia dari pada makhluk lain karena akal. Dengan akal, manusia dapat bepikir untuk merenungi kebesaran-kebesaran Allah. Dengan akal, manusia dapat mencari ilmu untuk bekal di dunia dan akhirat nanti. Karena segala sesuatu yang manusia lakukan haruslah dengan ilmu. Al’ilmu qablal qauli wal ‘amali (ilmu sebelum perkataan dan perbuatan).

Ada beberapa keutamaan menuntut ilmu, salah satunya yaitu Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.

???? ?????? ???????? ?????????? ????? ??????? ??????? ??????? ???? ???????? ????? ?????????

“Barangsiapa yang menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Mungkin terbesit dalam benak kita, bagaimana cara seseorang mendapat ilmu?

Berikut ini adalah kiat-kiat mencari ilmu, agar ilmu yang di dapat diberkahi Allah

Seorang yang menuntut ilmu harus mengikhlaskan niat karena Allah.

Ilmu adalah landasan yang sangat penting. Hukum syari’at dibangun di atas ilmu. Ilmu tidak diberkahi Allah jika dalam menuntut ilmu tersebut tidak diniatkan untuk meraih ridha Allah. Barangsiapa yang menuntut ilmu tanpa mengharap wajah Allah maka dia terncam tidak akan masuk surga. Barangsiapa yang menuntut ilmu karena ingin derajatanya tinggi di hadapan manusia tanpa mengharap wajah Allah, maka terancam dicampakkan ke dalam neraka. Wal iyadzu billah

Hendaknya kita senantiasa bermujahadah (bersungguh-sungguh) dalam menuntut ilmu dengan meluruskan niat, mengikhlaskan karena Allah. Apa batasan orang bisa dikatakan ikhlas dalam menuntut ilmu? Imam Ahmad menjelaskan bahwa batasan seseorang bisa dikatakan ikhlas dalam menuntut ilmu yaitu niat dalam dirinya untuk menghilangkan kejahilan yang ada pada dirinya. Setelah kejahilan/kebodohan hilang dari dirinya, dia berusaha menghilangkan kejahilan orang lain.

Insyaallah dengan niat seperti itu, Allah akan memberi taufiq untuk ikhlas dalam menuntut ilmu.

Seorang harus menjauhi kemaksiatan.

Ilmu adalah cahaya dan cahaya tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat. Karena maksiat adalah kegelapan, orang yang bermaksiat berarti memadamkan cahaya ilmu dalam dirinya. Kita bisa mengamil pelajaran dari kisah Imam Syafi’i yang sudah hafal al qur’an sebelum baligh, hafal ribuan hadits, ketika dia melihat anak laki-laki yang tampan dengan pandangan tidak biasa hafalannya ada yang hilang karenanya.

Barangasiapa yang ilmunya ingin diberkahi Allah maka jauhilah maksiat. Karena maksiat merupakan penghalang antara kita dengan Allah. Maksiat adalah penghalang antara kita dengan ilmu.

Imam As-Syafii menyampaikan nasihat kepada muridnya. “Akhi, kalian tidak akan pernah mendapatkan ilmu kecuali dengan 6 perkara ini, akan aku kabarkan kepadamu secara terperinci yaitu dzakaa-un (kecerdasan), hirsun (semangat), ijtihaadun (cita-cita yang tinggi), bulghatun (bekal), mulazamatul ustadzi (duduk dalam majelis bersama ustadz), tuuluzzamani (waktu yang panjang).”

Berikut keterangan masing-masing:

  • Dzakaa-un (keceerdasan). Ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu: yang pertama, muhibatun minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah). Seseorang meskipun dalam majelis tidak mencatat tetapi dia bisa mengingat dan menghafalnya dengan baik dan bisa menyampaikan kepada orang lain dengan baik. Jenis kecerdasan ini harus diasah agar dapat bermanfaat lebih banyak untuk dirinya dan orang lain. Yang kedua adalah kecerdasan yang didapat dengan usaha (muktasab) misalnya dengan cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan, berdiskusi dll.
  • Hirsun yaitu perhatian dan semangat dengan apa yang disampaikan gurunya. Sekaligus berupaya mengulang pelajarannya.
  • Ijtihaadun. Ulama menafsirkan ijtihaadun adalah al himmatul ‘aliyah yaitu semangat atau cita-cita yang tinggi. Seseorang hendaknya memaksa diri untuk mencari ilmu dengan semangat mewujudkan cita-cita demi agamanya.
  • Bulghatun/dzat/bekal. Dalam menuntut ilmu tentu butuh bekal, tidak mungkin menuntut ilmu tanpa bekal. Contoh para imam, Imam Malik menjual salah satu kayu penopang atap rumahnya untuk menuntut ilmu. Imam Ahmad melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara untuk mencari ilmu. Beliau janji kepada Imam Syafi’i untuk bertemu di Mesir akan tetapi beliau tidak bisa ke Mesir karena tidak ada bekal. Seseorang untuk mendapat ilmu harus berkorban waktu, harta bahkan terkadang nyawa.
  • Mulazamatul ustadzi. Seseorang harus duduk dalam majelis ilmu bersama ustadz. Tidak menjadikan buku sebagai satu-satunya guru. Dalam mempelajari sebuah buku kita mmbutuhkan bimbingan guru. Hendaknya menggabungkan antara bermajelis ilmu dengan guru, juga banyak membaca buku.
  • Tuuluz-zamani, dalam menuntut ilmu butuh waktu yang lama. Tidak mungkin didapatkan seorang da’i/ulama hanya karena daurah beberapa bulan saja.Al-Baihaqi berkata:”Ilmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu”

    Al Qadhi iyadh ditanya: sampai kapan seseorang harus menuntut ilmu? Beliau menjawab: ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang kubur.”

***

Faidah kajian ustadz Abu Yasir @mushola teknogi fakultas Teknik UGM
Dan beberapa kutipan dalam buku Bekal bagi Penuntut Ilu karya ‘Abdullah bin Shalfiq adh Dhafiri

Penyusun: Khusnul Rofiana
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits

Donasi Muslimahorid
ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Ummu Sa'id

Ummu Sa'id

Artikel Terkait

Al Wala’ Wal Baro’: Kunci Sempurnanya Tauhid

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
9 April 2008
20

Hendaklah engkau wala' terhadap ketaatan dan orang-orang yang melakukan ketaatan dan baro' terhadap maksiat dan kesyirikan dan orang-orang yang mempraktekkannya.

Adab Terhadap Para Sahabat Nabi

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
15 Juli 2021
0

Di antara akidah Ahlussunnah wal Jama'ah adalah memuliakan para sahabat Nabi, mencintai mereka dan tidak berbicara tentang mereka kecuali dengan...

Tahukah Kalian Rahasia Ahlul Bait?

oleh Athirah Mustajab
15 Maret 2014
1

Tahukah kalian bahwa di antara keturunan anak-anak Ali bin Abu Thalib ada yang bernama Abu Bakar, Umar, dan Utsman? Sungguh,...

Artikel Selanjutnya

Hak-Hak Sesama Muslim Bagian 1

Komentar 16

  1. Jian Muslimah says:
    12 tahun yang lalu

    Ass. Admin, bagaimana jika seseorang menuntut ilmu di PT menggunakan beasiswa dari negara non-muslim, apakah ilmunya diberkahi oleh Allah? terima kasih.

    Balas
    • Muslimah.Or.Id says:
      11 tahun yang lalu

      #Jian Muslimah
      Beasiswa adalah perkara muamalah, hukumnya boleh saja dan tidak tercela. Dahulu Rasulullah juga bermuamalah dan juga menerima hadiah dari orang kafir.

      Balas
  2. abu hanif says:
    12 tahun yang lalu

    jazakillahu khairan…

    Balas
  3. Kerudung Lukis says:
    12 tahun yang lalu

    terima kasih atas ulasannya, semoga bisa memberikan pencerahan bagi kita semua. aamiin …

    Balas
  4. hisyam says:
    12 tahun yang lalu

    makaish kiat kiatnya mendari ilmu ya sob, kalau ada waktu mampir ya sob

    Balas
  5. Ahmad Sakai says:
    12 tahun yang lalu

    kunjungan pagi..lanjutkan post bermanfaatnya sob

    Balas
  6. zen el fadhilah says:
    12 tahun yang lalu

    syukran atas ilmu pengetahuannya,sangat bermanfaat….

    Balas
  7. Ummu Hammiyyah says:
    12 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum, ya Ummu , bagaimana hukum menuntut ilmu dunia di sekolah yang didalamnya tidak ada pemisahan antara akhwat dan ikhwan atau campur baur wanita dan laki-laki? sedangkan ikhtilath dilarang oleh syariat? jazakallohu khoiron

    Balas
    • muslimah.or.id says:
      12 tahun yang lalu

      @ Ummu Hammiyyah
      ??????????? ?????????? ?????????? ????? ?????????????
      Kami punya bahasan tentang hal ini. Silakan Ukhti simak di link https://muslimah.or.id/keluarga/wanita-menekuni-belajar-teknik-dan-kimia.html
      https://muslimah.or.id/keluarga/hukum-wanita-bekerja-dan-berdagang.html

      Balas
  8. RUHYAT says:
    12 tahun yang lalu

    SUBHANALLAH ULASAN MEMBERIKAN MOTIFASI UNTUK MENUNTUT ILMU, SEMOGA APA YANG SUDAH DIDAPATKAN DAPAT DIAMALKAN…AMINN

    Balas
  9. Adam says:
    12 tahun yang lalu

    subhanallah,
    motivasi pagi,
    syukran, jazakillahu khairan..

    Balas
  10. hasty says:
    11 tahun yang lalu

    kalau menuntut ilmu tapi masih banyak dosa, bagaimana itu? Terima kasih

    Balas
  11. Nurhasanah says:
    11 tahun yang lalu

    Bgaimana jika awal nuntut ilmu itu niat nya cari suasana baru dan ilmunya itu akan d.dapatkan tidak..

    Balas
  12. anwar sidiq wiyata says:
    10 tahun yang lalu

    saya orang dengan iq rendah dan gak bakat mipa, math fisika apakah bisa menjadi cerdas

    Balas
    • Fatihdaya Khoirani says:
      10 tahun yang lalu

      In syaa’ Allaah bisa.

      Rasuulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

      من يريد الله به خيرا يفققه في الدين )متفق عليه)

      “Barangsiapa yang Allaah kehendaki baginya kebaikan, niscaya Allaah akan memberinya kefahaman dalam agama ini.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

      Maka, hendaknya kita senantiasa berdoa agar Allaah memberikan taufiq dan kemudahan bagi kita dalam setiap urusan kita, baik urusan dunia maupun akhirat. Kemudian, kita berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mencari ilmu, mempelajarinya, dan mengulang pelajaran tersebut serta mengamalkannya. Tak lupa, terapkanlah nasihat di atas tentang kiat-kiat yang hendaknya dilakukan dalam menuntut ilmu. Wallaahu waliyyu -t taufiiq…

      Balas
      • anwar sidiq wiyata says:
        10 tahun yang lalu

        terima kasih ya

        Pada 29 Agustus 2015 16.08, Disqus menulis:

        Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.