Penulis: Ummul Hasan
Muraja’ah: Ust. Abu Salman
Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa menyiapkan bekalnya untuk hari esok (Hari Kiamat). Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala hal yang engkau kerjakan.” (Qs. Al-Hasyr: 18)
Jika ada jual-beli yang paling menguntungkan di dunia, maka itu adalah jual-beli antara orang-orang yang beriman dengan Allah. Dalam perdagangan tersebut, Allah memberi manusia sebuah modal yang sangat mahal dan tak ternilai harganya, yang dengannya manusia menjalani kehidupannya di muka bumi. Di antara mereka ada yang cerdas dalam berdagang sehingga akhirnya memperoleh keuntungan yang luar biasa. Akan tetapi, ternyata ada pula di antara mereka yang tak pandai berdagang sehingga sungguh merugilah perdagangannya. Sungguh kenyataan yang menyedihkan.
Allah telah memberi modal yang sama kepada setiap orang berupa waktu 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan, dan 12 bulan dalam setahun. Jika setiap orang mempunyai modal yang sama, bagaimana caranya agar kita menjadi pedagang yang memperoleh keuntungan luar biasa di akhir perdagangan ini?? Peliharalah waktu dengan baik. Itu kuncinya!!
Apa Makna “Mengelola Waktu”?
Terlebih dahulu mari kita luruskan persepsi kita mengenai pengelolaan waktu.
Saudariku, menurutmu apa persepsi “pandai mengelola waktu”? Apakah orang yang pandai mengelola waktu adalah orang yang waktunya habis untuk menekuni pelajaran-pelajaran kuliah? Ataukah orang yang sibuk bekerja dan mendapat uang yang banyak? Ataukah orang yang sibuk berorganisasi? Ataukah mereka yang lelah dan letih berpeluh berkeringat semata-mata untuk dunia?
Semoga jawabanmu bukan itu. Jika jawabanmu seperti itu, maka mari kita simak penjelasan berikut ini:
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam memgang pundakku, lalu bersabda, ‘Jadikanlah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.'” Lalu Ibnu `Umar radhiyallahu `anhu berkata, “Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi, dan jika engkau di waktu pagi, maka jangnlah menunggu sore, dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum engkau sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati.” (HR. Bukhari).
Seorang ulama yaitu Ibnu Daqiq Al-`Id menjelaskan hadits tersebut dengan sangat indah,
“Kalimat “pergunakanlah waktu sehatmu sebelum engkau sakit” adalah perintah kepada kita untuk memanfaatkan kesehatan kita dan berusaha dengan penuh kesungguhan selama masa itu, karena khawatir bertemu dengan masa sakit yang dapat merintangi usaha untuk beramal. Begitu pula “waktu hidupmu sebelum engkau mati” mengingatkan agar memanfaatkan masa hidup kita, karena barangsiapa mati, amalnya terputus dan angan-angannya lenyap, serta akan muncul penyesalan yang berat karena kelengahannya meninggalkan kebaikan. Hendaklah ia menyadari bahwa ia akan menghadapi masa yang panjang di alam kubur, sedangkan ia tidak dapat beramal dan tidak mungkin dapat beribadah kepada Allah lagi di alam kubur. Oleh karena itu, hendaklah ia memanfaatkan seluruh masa hidupnya itu untuk berbuat kebajikan.
Ali bin Abi Thalib berkata, ‘Dunia berjalan meninggalkan (manusia) sedangkan akhirat berjalan menjemput (manusia) dan masing-masing mempunyai penggemar, karena itu jadilah engkau penggemar akhirat dan jangan menjadi penggemar dunia. Sesungguhnya masa ini (hidup di dunia adalah masa beramal bukan masa pembalasan, sedangkan esok (hari akhirat) adalah masa pembalasan bukan masa beramal.’
Seseorang hendaknya mempersedikit angan-angannya karena takut ajalnya akan datang dengan tiba-tiba serta selalu ingat bahwa ajalnya telah dekat. Barang siapa yang mengabaikan ajalnya, maka patutlah dia didatangi ajalnya degan tiba-tiba dan diserang ketika ia dalam keadaan terpedaya dan lengah, karena manusia sering terpedaya oleh angan-angannya akan (kesenangan dunia).”
Wahai saudariku, bagaimana tanggapanmu setelah membaca penuturan Ibnu Daqiq Al-`Id di atas. Semoga kini pandanganmu tentang hidup dan waktu telah berubah. Ya, engkau benar, bahwa modal yang dikaruniakan Allah kepada kita berupa waktu haruslah kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk mengejar akhirat.
Meskipun demikian, bukan berarti kita sama sekali tidak mengurusi dunia kita. Akan tetapi, kita mengurusinya sebatas kebutuhan dan jangan sampai seumur hidup kita habis untuk mencari uang. Padahal makan dan minum, tempat tinggal, pakaian, dan kebutuhan hidup telah tercukupi. Jangan pula kita habiskan hidup ini untuk mengejar jabatan, kedudukan, karir dan prestasi duniawi, sedangkan persoalan mendasar dalam agama justru kita sepelekan. Sungguh merupakan pengaturan waktu yang buruk ketika seorang muslim menghabiskan hampir seluruh waktunya dalam sehari untuk dunia sedangkan waktu untuk mengurusi akhiratnya hanya dia sisihkan dari sisa-sisa waktu yang terselip.
Lalu, bagaimana seharusnya cara mengelola waktu yang benar?
Pengelolaan waktu pastinya berbeda setiap orang, namun ada cara pengelolaan waktu secara umum yang insya Allah dapat diterapkan setiap orang.
- Siapkanlah buku agenda, catatan, atau yang sejenisnya untuk menyusun jadwal harian. Catatlah jadwal kegiatan harian dan evaluasilah. Sudahkah rencana itu dikerjakan? Jika tidak, mengapa tidak dikerjakan? Apakah karena faktor kemalasan atau faktor lain yang tidak bisa kita hindari?
- Bagilah waktumu dalam tiga pembagian besar: pagi (jam 03.00-12.00), siang (jam 12.00-18.00), dan malam (jam 18.00-03.00).
- Pagi hari (jam 03.00) dapat kita gunakan untuk shalat tahajjud, menghafal Al-Qur’an, bermunajat kepada Allah, dan mengevaluasi diri. Saat waktu shubuh tiba, kita bisa segera shalat kemudian mandi dan mempersiapkan aktifitas di hari itu. Jam 05.30-06.30 bisa digunakan untuk mempelajari ulang ilmu-ilmu agama. Semoga bisa menjadi bekal menjalani hari. Selanjutnya hingga siang, kita bisa menyelesaikan berbagai urusan.
- Pagi hingga siang hari biasanya merupakan waktu yang padat aktifitas, maka pandailah dalam mengelola waktu. Saat berjalan kaki, jangan lupa sembari berdzikir. Jika sedang istirahat atau ada waktu luang sekitar 15 menit, bukalah Al-Qur’an, buku hadits yang ringkas, atau buku agama lainnya. Waktu luang yang singkat tersebut juga bisa kita manfaatkan dengan mendengarkan kaset murottal Al-Qur’an atau rekaman ta`lim. Semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk dapat memanfaatkan waktu dengan baik.
- Pada waktu sore, sempatkanlah untuk menghadiri majelis ta’lim. Bagaimanapun juga jiwa membutuhkan makanan dan jika jiwa tak memperoleh makanan tentu dia akan sakit merana dan bisa mati tanpa kita duga!6. Pada malam hari, setelah menyelesaikan pekerjaan yang perlu diselesaikan, ulangilah kembali pelajaran ta`lim yang tadi sore diperoleh. Sesungguhnya ilmu dicari untuk diamalkan, bukan hanya untuk menambah tumpukan catatan. Jangan lupa mengevaluasi diri (muhasabah) sebelum tidur. Perbanyaklah istighfar dan dzikir kepada Allah.
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Aamiin.
Marji’:
Syarah Hadits Arba ‘in Imam Nawawi, oleh Ibnu Daqiq Al-`Id (edisi terjemahan, penerbit: Media Hidayah, 2001)
Assalamu’alaykum
maaf mau tanya. Pekerjaan yang baik untuk akhwat apa ya?soalnya kebutuhan ada terus sementara ortu sudah meneyerahkan sepenuhnya untuk memenuhi keb. sendiri
terimakasih
Alhamdulillaah alazhi bini’matihi
Baarokallaahu fiikum
Sangat bermanfaat, izin ana kutib & share.
Minta di halalkan y
Jazaakumullaahu khoyran
mohon ijin untuk berbagi….
ijin copy untuk pribadi, jazakumullah khair
Guru ka,,
sekalian ijinnya ana gabung2, insyaAllah banyak dari artikel muslimah yang ana copy untuk pribadi, mohon ijinnya, jazakumullah khair
Assalamu’alaikum ustadz, saya melihat di al-Qur’an ayat
?Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa menyiapkan bekalnya untuk hari esok (Hari Kiamat). Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala hal yang engkau kerjakan.? ada di surat Al-Hasyir ayat 18
Subhanallah, post ini bagus!
Jazakumullah utk planingnya, insyaAllah akan saya targetkan!
assalamualaikum, ana ijin share y..jazakumullah khair
Bagus sekali artikel2 nya, mohon izin u/ di sharing…syukran…
assalamu’alaikum
ana izin share ya…..
astagfirulloh, ya ALLOH rupanya ana harus bersyukur, mudah2n kedepan ana bisa pandai mengatur waktu tuk dapat menunaikan hakMU lebih efektif dan berkualitas. ihrish!
wa’alaykumussalaam warohmatulloh wabarokaatuh
untuk mba diti…
in syaa ALLOH pintu rezki ALLOH tidak akan terputus bagi kita selama nyawa belum tercabut. setidaknya, ini hal pertama yang harus kita yakini, bukan?
kedua, kita bisa melihat potensi2 yang telah ALLOH karuniakan kepada kita. sebagian wanita.
ada yang diberi ALLOH keterampilan menjahit, merajut, atau menyulam. ini bisa jadi ladang bisnis: bisa jadi produsen, suplier (agen/distributor), desainer barang yang akan dibuat, atau sekadar penanam modal (sembari memberi masukan tentang jalannya bisnis tsb).
ada juga yang mungkin pandai dalam bidang tulis-menulis. beliau bisa mencoba mengirimkan tulisan kepada majalah. saat ini sudah ada majalah-majalah islami yang bertema ringan, dan menerima tulisan para pembaca (baik artikel atau kisah hidup yang bisa diambil ibrahnya)dengan imbalan yang sepadan. jika kemampauan tulis-menulis sudah cukup mahir (terlebih lagi jika memiliki kemampuan tata bahasa yang baik atau kemampuan bahasa asing yang memadai), bisa mencoba menghubungi penerbit buku untuk menanyakan kemungkinan lowongan kerja sebagai editor bahasa atau penerjemah.
mungkin juga ada yang pandai memasak. bisa mulai berjualan makanan.
atau mungkin ada yang memiliki keterampilan mengajar. bisa jadi mengajar bahasa asing, atau mengajar pelajaran umum. lamaran kerja bisa ditujukan ke lembaga2 kursus bahasa asing atau sekolah2 yang proses belajar mengajarnya tidak mengandung ikhtilat.
ketiga, jika belum bisa memperoleh penghasilan yang cukup besar di awal bekerja, tidak mengapa jika mendapat sedikit2 dulu. in syaa ALLOH itu akan ada manfaatnya: setidaknya, kita sudah memiliki pengalaman kerja; sudah ada sumber pendapatan yang bisa menutupi sebagian kebutuhan kita.
keempat, satu hal lagi yang sangat penting kita perhatikan adalah mencari pekerjaan yang sesuai dengan syariat Islam dan memohon kepada ALLOH agar penghasilan kita (berapa pun besarnya) menjadi penghasilan yang penuh berkah, hingga terjagalah harga diri kita dari meminta-minta kepada orang lain.
semoga ALLOH memudahkan mba diti dan juga kita semua dalam mencari dan menjalani pekerjaan yang penuh berkah. aamiin…
Assalamu’alaykum.wr.wb
subhanallah….. sy btuh bngt pencerahan imani. ana ambil yah….?
moga diridhoi.
Subhanallah..
jazakillah khairan..smoga dgn tulisan ini ana bisa mld lbh arif dlm memenej waktu..
syukron
assalamu’alaikum..
mhon izin tuk di bagikan ke orang2 terdekat..
syukron..
assalamu’alaikum warahmatullah wabarokatuh
Subhanalloh artikelnya sangat bermanfaat dan sangat membantu ana untuk belajar mengatur diri dalam perkara memanfaatkan waktu.
oh iya, afwan, mau koreksi untuk ayat pembuka artikelnya, di situ ditulis QS. Al Hasyr ayat 19. Ana cek di Al-Qur’an ternyata ayat 18. Mohon diperiksa lagi, takutnya ana salah. Jazaakumulloh Khoiron..
izin share, ukhti…
Assalamu`alaykum..
ana izin share
mohon ijin copy,untuk tugas sekolah ,
makasih wasalam………..
jazakumulloh khoir tuk tambahan ilmunya…
izin copas..syukron
minta ijin untuk copas..sumbernya ana cantumkan..syukron
artikel yang sangat bermanfaat, saya mau ijin copy dan share…semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah..amiin….sekali lagi saya minta ijin…….
Assalamualaikum,,
artikelnya bagus, ijin copy
syukran
assalamualaikum
izin share
Ijin copy..syukran
jazakillah khairan untuk artikelnya, bagus sekali
smg kt bs menggunakan waktu di dunia ini sebaik2nya sh mdptkn “keuntungan” yang besar
Mengikuti kebaikan sangat dianjurkan dalam Islam, smg kebaikan yg diikuti memberi kebaikan lagi bg yg mengawalinya. Ane izin utk mengambil manfaat dari tulisan ini ya…. Jzkllh khoir.
Gimana cara dapat notifikasi jika ada post yang baru di update?
Alhamdulillah atas ilmu yg diberikan izin mencatat dan mempelajari.