Faidah mempelajari sirah (lanjutan)
Mempelajari sirah adalah salah satu pintu untuk menambah dan menguatkan keimanan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا۟ رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُۥ مُنكِرُونَ
“Ataukah mereka tidak mengenal Rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya?” (QS. Al-Mu’minun: 69)
Maka, mengenal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengetahui petunjuk, adab, dan akhlak beliau akan mendatangkan keimanan bagi orang yang mengetahui hal tersebut apabila ia sebelumnya belum beriman. Dan akan menambah keimanan bagi orang yang telah beriman.
Betapa banyak kaum yang masuk ke dalam agama Islam karena mereka membaca sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan adab-adabnya yang sempurna, akhlak-akhlaknya yang tinggi, serta cara muamalahnya yang agung.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa seseorang meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kepadanya sekumpulan kambing yang berada di antara dua gunung. Maka lelaki ini tadi mendatangi kaumnya dan berkata,
يَا قَوْمِ أَسْلِمُوا فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِي عَطَاءَ رَجُلٍ لَا يَخَافُ الْفَاقَةَ وَإِنْ كَانَ الرَّجُلُ لَيَجِيءُ إِلَيْهِ مَا يُرِيدُ إِلَّا الدُّنْيَا فَمَا يُمْسِي حَتَّى يَكُونَ دِينُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ الدُّنْيَا بِمَا فِيهَا
“Wahai kaumku, masuklah kalian ke dalam agama Islam karena Muhammad memberikan pemberian yang tidak takut akan kemiskinan, walaupun seseorang yang datang kepadanya tidak menginginkan apapun kecuali dunia. Maka tidaklah dia menjumpai sore hari sampai agama Nabi Muhammad (Islam) menjadi yang paling ia cintai dibandingkan dunia dan seisinya.” (HR. Ahmad)
Mempelajari sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membantu untuk memahami semua rincian agama, baik akidah, ibadah, dan akhlak
Karena semua kehidupan Nabi -sebagaimana seperti yang telah disebutkan sebelumnya- adalah kehidupan dalam mengamalkan agama ini. Baik penunaian terhadap perintah agama dan dakwah kepada agama Islam, pengorbanan, kesungguhan, perjuangan, jihad untuk menolong akidah ini yang itu merupakan puncak perkara dan pondasi agama Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Siapapun yang menelaah sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka akan mendapatkan bahwa perkara pertama yang harus dimulai dalam dakwahnya adalah dakwah kepada akidah dan tauhid. Hal itu telah berlalu dari kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selama bertahun-tahun beliau tidak berdakwah kecuali berdakwah kepada akidah dan tauhid sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian setelah itu, datang kewajiban-kewajiban dan perintah-perintah satu per satu.
Sehingga di dalam mempelajari sirah, terdapat bentuk pembelajaran terhadap akidah dan pembelajaran tentang tahap-tahap pensyariatan, serta pembelajaran tentang sebab-sebab turunnya kewajiban dan ibadah. Dan juga bentuk pengetahuan akan praktik amal bagi agama Allah Tabaraka wa Ta’ala, baik secara akidah, ibadah, dan akhlak.
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah mengatakan di dalam kitab beliau, Mukhtashar As–Sirah (hal. 21),
اعرف ما قصه أهل العلم من أخبار النبي صلى الله عليه وسلم وقومه وما جرى له معهم في مكة وما جرى له في المدينة ، واعرف ما قص العلماء عن أصحابه وأحوالهم وأعمالهم. لعلك أن تعرف الإسلام والكفر ؛ فإن الإسلام اليوم غريب وأكثر الناس لا يميز بينه وبين الكفر ، وذلك هو الهلاك الذي لا يرجى معه فلاح
“Kenalilah apa yang dikisahkan oleh para ahli ilmu dari kabar-kabar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, berita-berita Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaumnya, dan apa yang terjadi terhadap Nabi bersama mereka di Mekah dan Madinah. Dan kenalilah apa yang diceritakan oleh para ulama tentang keadaan sahabat Nabi, keadaan mereka, dan amal ibadah mereka. Semoga dengan hal tersebut, engkau mengenal Islam dan kekafiran. Karena Islam pada hari ini menjadi asing dan kebanyakan umat manusia tidak bisa membedakan antara Islam dan kekafiran, yang hal tersebut merupakan bencana yang tidak bisa diharapkan kebahagiaan darinya.”
Di dalam sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat bentuk pengajaran akan manhaj yang sahih di dalam berdakwah kepada Allah di atas ilmu
Orang-orang yang berdakwah kepada Allah secara benar adalah mereka yang mengetahui petunjuk Nabi, manhaj, dan sirahnya. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ هَٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدْعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِى
“Katakanlah, “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.” (QS. Yusuf: 108)
Maka dakwah kepada Allah Jalla wa ‘Ala di atas ilmu, sudah seharusnya didasari dengan mengenali petunjuk Nabi dan manhajnya shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam dakwah kepada Allah. Sirah Nabi mencakup penjelasan tentang petunjuknya dari segi dengan apa beliau memulai dakwahnya dan dari segi jalan serta metode beliau di dalam berdakwah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Juga dari segi adab dan akhlak beliau, muamalah-muamalah beliau, kelembutan, dan kesantunan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga seterusnya di antara hal-hal yang menjadi penopang di dalam dakwah kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendirinya merupakan di antara tanda-tanda kenabian
Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan di antara tanda-tanda kenabian dan bukti akan kejujuran sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Serta merupakan sebab terbesar yang bisa membantu seseorang untuk membenarkan dan mengimani kenabian beliau.
Di antara jalan untuk mengenal kejujuran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kebenaran apa yang beliau bawa adalah mengetahui sirahnya, mengetahui perkara yang beliau dakwahkan, dan bagaimana cara beliau bermuamalah dengan umat manusia serta apa petunjuknya, bagaimana akhlaknya, dan bagaimana cara bersosialisasi.
Sehingga orang yang menelaah sirah Nabi akan mendapatkan kehidupan yang harum penuh dengan kebaikan dan pemberian, kebaikan akhlak dan adab, kedermawanan, dan seterusnya di antara sifat-sifat yang mulia dan adab-adab yang sempurna yang menjadi saksi akan kebenaran beliau. Sampai-sampai banyak musuh beliau menjadi saksi akan kebenarannya, karena kesempurnaan sirahnya ‘alaihisshalatu wassalam sebelum beliau diutus dan bahkan setelah diutusnya beliau.
Pintu agung yang diberkahi untuk mendapatkan kebahagiaan
Bahkan sesungguhnya, kebahagiaan harus terbangun di atas pengetahuan akan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak ada kebahagiaan kecuali dengan menelusuri manhaj beliau dan mengikuti petunjuknya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan di dalam kitabnya Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibad,
ومن هاهنا تعلم اضطرار العباد فوقَ كل ضرورة إلى معرفة الرسول وما جاء به، وتصديقه فيما أخبر به، وطاعته فيما أمر، فإنه لا سبيل إلى السعادة والفلاح لا في الدنيا ولا في الآخرة إلا على أيدي الرسل – إلى أن قال – وإذا كانت سعادةُ العبد في الدارين معلقةً بهدي النبي صلى الله عليه وسلم ، فيجِب على كلَ من نصح نفسه وأحب نجاتها وسعادتها أن يعرف من هديه وسيرته وشأنه مَا يَخْرُجُ به عن الجاهلين به ويدخل به في عِداد أتباعه وشِيعته وحِزبه ، والناس في هذا بين مستقِل ، ومستكثِر ، ومحروم ، والفضلُ بيد اللّه يُؤتيه من يشاء ، واللّه ذو الفضل العظيم
“Dari sini ketahuilah akan kebutuhan para hamba untuk mengenal sang Rasul dan apa yang dibawa olehnya; pembenaran akan apa yang ia kabarkan dan menaati apa yang ia perintahkan. Tidak ada jalan untuk menuju kebahagiaan dan kesuksesan, baik di dunia maupun akhirat, kecuali dengan petunjuk para Rasul -sampai ucapan beliau-. Apabila kebahagiaan seorang hamba dalam dua alam bergantung dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sewajibnya bagi seseorang yang menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri dan menyukai keselamatan dan kebahagiaannya untuk mengetahui petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sirah, dan kedudukan beliau, yang dengan sebab itu ia keluar dari kelompok orang-orang yang jahil, yang tidak mengetahui perkara tersebut. Sehingga ia masuk ke dalam kelompok pengikut, golongan, dan pasukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umat manusia dalam hal ini (mengenal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) berada di antara kelompok yang mengetahui sedikit, banyak, dan ada yang sama sekali tidak mengenal Nabi. Dan keutamaan ada dalam tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Dia berikan kepada orang yang Dia kehendaki. Dan Allah adalah Dzat yang memiliki keutamaan yang agung.”
Sirah Nabi merupakan metode kehidupan bagi seorang muslim
Sesungguhnya pada sejarah dan sirah Nabi yang harum dan semerbak terhitung sebagai metode kehidupan bagi seorang muslim yang mengharapkan kebaikan bagi dirinya dan kedudukan yang tinggi serta kehidupan yang mulia di dunia dan di akhirat. Sehingga ia mendidik anak keturunannya di atas perkara tersebut, dari generasi ke generasi. Apabila perkembangan mereka jauh dari pengenalan terhadap sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka akan menyebabkan kelalaian dan keterbengkalaian. Sebagaimana keadaan kebanyakan pemuda dan pemudi ketika mereka sibuk membaca cerita dan berita-berita orang-orang yang pandir, dan berita orang-orang yang mereka tidak memiliki tujuan dalam hidup, yang menyebabkan ketidakpedulian. Lalu, bagaimana bisa berkembang akidah dan ibadah apabila dibangun di atas penyelewengan tersebut?
Seyogyanya diketahui bahwa pelajaran terhadap sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berhenti pada buku-buku para ulama dengan tema sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi, kitab-kitab tersebut disusun oleh para ulama sebagai bentuk pendekatan dan kemudahan dalam memahami petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika seseorang merenungi kandungan Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta kitab-kitab hadis yang enam dan juga yang lainnya dari kitab-kitab hadis, sejatinya ini terhitung sebagai bentuk pembelajaran akan petunjuk, sirah, dan cara dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Begitu juga kitab-kitab tafsir, semuanya adalah sumber untuk dapat mengenali sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setiap kali seseorang memiliki perhatian akan Al-Qur’an dan hadis, baik secara ilmu, amal, dan praktik, berarti ia berada di atas kebaikan yang agung dalam mempelajari sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Kita memohon kepada Allah taufik untuk senantiasa bersemangat dalam mempelajari agama-Nya, kekuatan untuk teguh beribadah di atas sunah Nabi-Nya, dan semoga Allah mengumpulkan kita semua bersama kekasih tercinta Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga firdaus-Nya yang tinggi.
[Selesai]
***
Penulis: Annisa Auraliansa
Artikel Muslimah.or.id
Referensi:
Al-Badr, Abdurrazaq bin Abdul Muhsin. Min Fawaid Dirasati As-Sirati An-Nabawiyyah. Diakses tanggal 19 September 2025.


