Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Empat Kalimat yang Dicintai Allah

Annisa Auraliansa oleh Annisa Auraliansa
3 Agustus 2025
di Adab dan Doa
0
Kalimat yang Dicintai Allah
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Mengenal empat kalimat yang dicintai Allah
  • Keutamaan kalimat subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallah, dan Allahu akbar
    • Pembacanya mendapatkan pahala yang besar dan ganjaran yang sangat banyak
    • Sebagai penghapus dosa
    • Perisai dari neraka
    • Menyebut-nyebut pembacanya di sekitar ‘Arsy Ar-Rahman
    • Berat di dalam timbangan
    • Terhitung sebagai sedekah

Mengenal empat kalimat yang dicintai Allah

Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya, sebuah hadis dari Samurah bin Jundub radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى الله تَعَالَى أَرْبَعٌ، لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ: سُبْحَانَ الله، وَالْحَمْدُ اله، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ

“Perkataan yang paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala ada empat. Tidak ada mudarat bagimu memulai dari mana saja: Subhanallah (Maha Suci Allah), walhamdulillah (dan segala puji bagi Allah), wa laa ilaaha illallah (dan tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah), wallahu akbar (dan Allah Maha Besar).” (HR. Muslim no. 2137)

Ath-Thayalisi meriwayatkan pula dalam Musnad–nya dengan lafaz,

أَرْبَعٌ هُنَّ مِنْ أَطْيَبِ الْكَلَامِ، وَهُنَّ مِنَ الْقُرْآنِ، لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ : سُبْحَانَ الله، وَالحَمْدُ لله، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ

Donasi Muslimahorid

“Ada empat kalimat, ia termasuk sebaik-baik perkataan, dan keempatnya berasal dari Al–Qur’an. Tidak ada mudarat bagimu dari mana saja engkau memulai: Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha illallah, wallahu akbar.” (Musnad ath–Thayalisi, hal. 122)

Keutamaan kalimat subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallah, dan Allahu akbar

Pembacanya mendapatkan pahala yang besar dan ganjaran yang sangat banyak

Dari Ummu Hani binti Abi Thalib, dia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melewatiku. Aku pun berkata, ‘Sungguh aku telah tua dan lemah -atau seperti yang dia katakan- maka perintahkan kepadaku amalan yang aku kerjakan, sedangkan aku dalam keadaan duduk.’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَبِّحِي اللهَ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ، فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ رَقَبَةٍ تُعْتِقِيْنَهَا مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ، وَاحْمَدِي اللَّهَ مِائَةَ تَحْمِيدَةٍ، تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ فَرَسٍ مُسْرَجَةٍ مُلْجَمَةٍ تَحْمِلِيْنَ عَلَيْهَا فِي سَبِيلِ اللهِ، وَكَبِّرِي اللَّهَ مِائَةَ تَكْبِيرَةٍ فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ بَدَنَةٍ مُقَلَّدَةٍ مُتَقَبَّلَةٍ، وَهَلَِلِي مِائَةَ تَهْلِيلَةٍ

“Bertasbihlah kepada Allah seratus tasbih, sesungguhnya ia menyamai bagimu seratus budak yang engkau merdekakan dari keturunan Isma’il. Dan pujilah Allah seratus pujian, ia setara bagimu dengan seratus kuda yang telah disiapkan dan dikekang dan engkau membawa di atasnya di jalan Allah. Lalu bertakbirlah kepada Allah seratus takbir, sungguh ia bagimu setara seratus unta yang telah diikat dan diterima kurbannya. Kemudian bertahlillah seratus tahlil…” Ibnu Khalaf (perawi dari ‘Ashim) berkata, aku kira dia mengatakan,

تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، وَلَا يُرْفَعُ يَوْمَئِذِ لِأَحَدٍ عَمَلٌ إِلَّا أَنْ يَأْتِي بِمِثْلِ مَا أَتَيْتِ بِهِ

“Memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi, dan tidak diangkat pada hari itu suatu amalan bagi seseorang, kecuali dia mengerjakan seperti yang engkau kerjakan.” (Al–Musnad, 6: 344 dan Syu’ab al–Iman, no. 612)

Al-Mundziri berkata, “Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad hasan.” (At–Targhib wa at–Tarhib, 2: 409)

Sanadnya dinyatakan hasan oleh Syekh al-Albani rahimahullah. (As–Silsilah ash–Shahihah, 3: 303)

Sebagai penghapus dosa

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا عَلَى الْأَرْضِ رَجُلٌ يَقُولُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَسُبْحَانَ الله، والحَمْدُ لله، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِالله إِلَّا كُفِّرَتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ وَلَوْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ

“Tidaklah seseorang di permukaan bumi mengucapkan, ‘Laa ilaaha ilallah (tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah), wallahu akbar (dan Allah Maha Besar), wa subhanallah (dan Maha Suci Allah), walhamdulillah (dan segala puji bagi Allah), wa laa haula wa la quwwata illa billah (dan tidak ada upaya dan kekuatan kecuali dengan Allah)’, melainkan dihapuskan darinya dosa-dosanya meskipun lebih banyak daripada buih di lautan.” (Al–Musnad, 2: 158; Sunan at–Tirmidzi, no. 3460; Mustadrak al–Hakim, 1: 503; dan Shahih al–Jami’ no. 5636)

Perlu ditekankan bahwa maksud dosa-dosa yang dihapuskan disini adalah dosa-dosa kecil.

Perisai dari neraka

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ambillah perisai kamu.” Kami berkata, “Wahai Rasulullah, (perisai) dari musuh yang telah tiba?” Beliau bersabda,

لا ، بَلْ جُنَّتُكُمْ مِنَ النَّارِ، قُوْلُوْا: سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لله، وَلَا إِلَهَ إِلَّا الله، وَاللهُ أَكْبَرُ، فَإِنَّهُنَّ يَأْتِينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُنْجِيَاتٍ وَمُقَدِّمَاتٍ، وَهُنَّ الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ

“Tidak, bahkan perisai kamu dari neraka. Ucapkanlah: Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha illallah, wallahu akbar. Sungguh kalimat-kalimat itu akan datang pada hari kiamat sebagai penyelamat dan pendahulu-pendahulu. Itulah al–Baqiyat ash–Shalihat (perkara-perkara kekal yang saleh).” (Al–Mustadrak, 1: 541; as–Sunan al–Kubra Kitab Amal Yaum wa Lailah, 6: 212; dan Shahih al–Jami’, no. 3214)

Menyebut-nyebut pembacanya di sekitar ‘Arsy Ar-Rahman

Dari an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِمَّا تَذْكُرُونَ مِنْ جَلَالِ الله: التَّسْبِيْحَ وَالتَّكْبِيرَ وَالتَّهْلِيلَ وَالتَّحْمِيْدَ، يَنْعَطِفْنَ حَوْلَ الْعَرْشِ لَهُنَّ دَوِيٌّ كَدَوِيِّ النَّحْلِ، تُذَكِّرُ بِصَاحِبِهَا، أَمَا يُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَكُونَ لَهُ، أَوْ لَا يَزَالُ لَهُ مَنْ يُذَكِّرُ بِهِ؟

“Sesungguhnya di antara zikir kalian di antara keagungan Allah; tasbih, tahlil, dan tahmid, mereka melingkar di sekitar ‘Arsy, mengeluarkan suara seperti bunyi lebah, menyebut-nyebut orang yang mengucapkan mereka. Tidaklah salah seorang kamu suka bila itu untuknya, atau senantiasa baginya yang menyebut-nyebutnya?”” (Al–Musnad, 4: 268; Sunan Ibnu Majah, no. 3809; dan al–Mustadrak, 1: 503)

Berat di dalam timbangan

Dari Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَخٍ بَخٍ ، – وَأَشَارَ بِيَدِهِ بِخَمْسٍ – مَا أَثْقَلَهُنَّ فِي الْمِيزَانِ: سُبْحَانَ الله، وَالْحَمْدُ الله، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَالْوَلَدُ الصَّالِحُ يُتَوَفَّى لِلْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فَيَحْتَسِبُهُ

“Bakh… bakh… (beliau mengisyaratkan dengan tangannya menunjukkan lima), alangkah beratnya dalam timbangan; Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha illallah, wallahu akbar, dan anak saleh yang wafat dari seorang muslim, lalu dia mengharapkan pahalanya.” (As–Sunan al–Kubra Kitab Amalul Yaum wa Lailah, 6: 50; Shahih Ibnu Hibban [al–Ihsan, 3: 114/338]; dan al–Mustadrak, 1: 511-512)

Lafaz ‘bakh… bakh…’ adalah kalimat yang diucapkan ketika takjub terhadap sesuatu dan menjelaskan keutamaannya.

Terhitung sebagai sedekah

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, bahwa beberapa orang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong semua pahala, mereka salat sebagaimana kami salat, mereka puasa sebagaimana kami puasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta benda mereka.” Beliau pun bersabda,

أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُوْنَ؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌّ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ

“Bukankah Allah telah menjadikan untuk kamu apa yang kamu gunakan bersedekah? Sungguh setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, memerintahkan kepada perkara yang ma’ruf adalah sedekah, melarang terhadap perkara yang munkar adalah sedekah, dan pada kemaluan milik salah seorang kamu ada sedekah.”

Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, apakah salah seorang kami memenuhi syahwatnya dan ada padanya pahala?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ

“Bagaimana pendapat kamu sekiranya dia meletakkannya pada yang haram, apakah dia akan mendapatkan dosa? Demikian juga apabila dia meletakkannya pada yang halal, niscaya dia akan mendapatkan pahala.” (Shahih Muslim no. 1006)

Baca juga: Mukmin yang Kuat Lebih Dicintai, Kuat Apanya?

***

Penulis: Annisa Auraliansa

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

Al-Badr, ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin. 2022. Fiqih Doa dan Dzikir. (A. Djalil, edisi terjemahan). Jakarta: Penerbit Griya Ilmu.

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Annisa Auraliansa

Annisa Auraliansa

Penulis di muslimah.or.id

Artikel Terkait

Adab Makan Pembuka Pintu Keberkahan

Bukan Sekadar Kenyang! Inilah Adab Makan Pembuka Pintu Keberkahan

oleh Rizka Fajri Indra
3 April 2025
0

Pernahkah kita menyadari bahwa setiap suapan nasi yang kita kunyah bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga bisa membuka pintu keberkahan? Dalam...

Kisah Mengagumkan Tentang Doa

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
28 Oktober 2021
0

Dua kisah yang dialami generasi salaf yang bersabar atas musibah dan senantiasa optimis akan datangnya pertolongan Allah Ta’ala di saat...

Tentang Doa

oleh muslimah.or.id
9 Juli 2017
0

Doa adalah senjata orang mukmin. Doa merupakan kebutuhan kita yang hakikatnya merupakan hamba yang selalu bergantung pada Allah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.