Seorang yang cerdik adalah pribadi yang dapat melihat situasi dan kondisi, dapat menimbang perkara yang paling utama dari yang utama, dan menempuh jalan terbaik dan tersingkat yang dapat mengantarkannya menuju tujuan.
Dalam hal ibadah, seperti itulah seharusnya keadaan seorang mukmin. Hendaknya seseorang beribadah dituntun dengan ilmu dan pemahaman yang benar, sehingga ia dapat memilah mana amalan yang paling baik dari yang terbaik, bagaimana ia dapat meraup pahala dan ganjaran yang banyak dari satu amal ibadah yang ia lakukan.
Seperti halnya niat, sebagaimana dikatakan, ‘Niat adalah perdagangan seorang muslim.’ Bagaimana tidak, sesuatu yang dihukumi mubah saja, seperti tidur, dapat diperoleh darinya banyak pahala jika diniatkan untuk kebaikan yang banyak. Misalnya, tidur dengan niat untuk mengistirahatkan badan agar lebih semangat beribadah kepada Allah, tidur dengan niat memberikan hak kepada badan, menjaga nikmat sehat yang telah Allah karuniakan, berniat tidur cepat di malam hari agar bisa bangun di sepertiga malam terakhir untuk bermunajat kepada Allah, dan seterusnya.
Di antara amalan yang utama yang dapat dikerjakan oleh seorang mukmin untuk mendapatkan keutamaan dan pahala yang berlimpah adalah berzikir kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ath-Thabrani, dari Abdullah bin Lahi’ah, dia berkata, Sabban bin Fa’id menceritakan kepada kami, dari Sahl bin Mu’adz bin Anas Al-Juhani, dari bapaknya,
عَنْ رَسُوْلِ الله أَنَّ رَجُلاً سَأَلَهُ فَقَالَ: أَيُّ الْمُجَاهِدِينَ أَعْظَمُ أَجْراً يَا رَسُولَ اللهِ ؟ فَقَالَ أَكْثَرُهُمْ الله ذِكْرًا فَقَالَ: فَأَيُّ الصَّائِمِيْنَ أَكْثَرُهُمْ أَجْراً؟ قَالَ أَكْثَرُهُمْ الله ذِكْرًا، ثُمَّ ذَكَرَ الصَّلاةَ وَالزَّكَاةَ وَالحَجَّ وَالصَّدَقَةَ، كُلُّ ذَلِكَ يَقُولُ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَكْثَرُهُمْ الله ذِكْرًا. فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ لِعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: ذَهَبَ الذَّاكِرُوْنَ بِكُلِّ خَيْرٍ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَجَلْ
Dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya padanya dan berkata, ‘Mujahid mana yang lebih besar pahalanya, wahai Rasulullah?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Yang paling banyak di antara mereka yang berzikir kepada Allah.’ Dia bertanya lagi, ‘Orang berpuasa mana yang lebih besar pahalanya?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Yang paling banyak di antara mereka yang berzikir kepada Allah.’ Kemudian beliau menyebutkan salat, zakat, haji, dan sedekah. Setiap kali ditanya tentang hal-hal tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Yang paling banyak di antara mereka yang berzikir kepada Allah.’ Abu Bakar berkata kepada ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, ‘Orang-orang yang berzikir telah meraup semua kebaikan.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Benar.’” (Al-Musnad, 3: 438 dan Al-Mu’jam Al-Kabir, karya Ath-Thabrani, 20: 407)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Sesungguhnya orang yang paling utama di kalangan pelaku setiap kebaikan adalah yang paling banyak berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang berpuasa yang paling utama adalah orang yang lebih banyak berzikir dalam puasa mereka, orang bersedekah yang paling utama adalah yang lebih banyak berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, orang menunaikan haji yang paling utama adalah orang yang lebih banyak berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan demikian pula amal-amal lainnya.” (Al-Wabil Ash-Shayyib, hal. 152)
Dari Uqbah, dari Ubaid bin Umair rahimahullah, bahwa beliau berkata, “Jika terasa berat bagi kamu mengatasi malam ini (dengan beribadah), dan kamu bakhil terhadap harta untuk menafkahkannya, dan kamu merasa gentar terhadap musuh untuk memeranginya, maka perbanyaklah zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Makna seperti ini telah disebutkan dalam hadis yang dinisbatkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lihat Silsilah Ash-Shahihah karya Al-Albani, no. 2714)
Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu pernah ditanya, “Amal apakah yang paling utama?” Beliau berkata, “Tidakkah engkau membaca, وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ‘Dan zikir kepada Allah itu lebih besar’ (QS. Al-Ankabut: 45)?”
Disebutkan pula oleh Ibnu Abi Dunya dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, sesungguhnya beliau ditanya, “Amal apa yang lebih utama?” Beliau berkata, “Zikir kepada Allah lebih besar.” (Al-Wabil Ash-Shayyib, hal. 149-153)
Semoga Allah memudahkan kita untuk mengamalkan hal ini, membuat lisan kita senantiasa basah dengan zikir kepada-Nya, baik dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring, di saat pagi maupun petang hari. Dan semoga selawat Allah dan salam-Nya senantiasa tercurah bagi Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan seluruh sahabat beliau.
Baca juga: Zikir yang Paling Utama
***
Penulis: Annisa Auraliansa
Artikel Muslimah.or.id
Referensi:
Fiqih Doa dan Dzikir, Syekh ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr, Penerbit Griya Ilmu, Cetakan Ketujuh Rabi’ul Awal 1444/ Oktober 2022.