Aku melihat orang-orang pada hari raya, lalu aku serupakan keadaan tersebut dengan hari kiamat.
Tatkala mereka bangkit dari tidur mereka, maka mereka keluar menuju tempat hari raya mereka seperti keluarnya orang-orang yang telah mati dari kubur mereka menuju tempat berkumpulnya (Padang Mahsyar).
Di antara mereka, ada yang perhiasannya sangatlah indah dan kendaraannya pun sangat bagus, ada juga yang keadaanya pertengahan, dan ada lagi yang begitu hina. Seperti inilah keadaan manusia pada hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman,
يَوۡمَ نَحۡشُرُ الۡمُتَّقِيۡنَ اِلَى الرَّحۡمٰنِ وَفۡدًا (٨٥) وَّنَسُوۡقُ الۡمُجۡرِمِيۡنَ اِلٰى جَهَـنَّمَ وِرۡدًا (٨٦)
“(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada (Allah) Yang Maha Pengasih, bagaikan kafilah yang terhormat, dan Kami akan menggiring orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga.” (QS. Maryam: 85-86)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
يحشرون ركبانا ومشاة وعلى وجوههم
“Mereka dibangkitkan (dalam keadaan tiga kategori): dengan berkendara, berjalan, dan berjalan dengan wajah mereka.” (HR. Ahmad no. 8537 dan at-Tirmidzi no. 3142)
Di antara manusia, ada yang terinjak-injak saat berdesakan di hari raya. Demikian pula para manusia zalim, mereka akan diinjak-injak oleh orang-orang pada hari kiamat dengan kaki mereka.
Di antara manusia pada hari raya, ada orang kaya dan suka bersedekah. Demikian juga pada hari kiamat, orang yang gemar melakukan kebaikan di dunia adalah orang yang mendapatkan kebaikan di akhirat kelak.
Di antara mereka, ada juga yang miskin yang meminta-minta dan memohon agar diberi pemberian. Demikian pula pada hari pembalasan, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أعددت شفاعتي لأهل الكبائر
“Aku persiapkan syafaatku untuk orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar.” (HR. Ahmad no. 12810, Abu Dawud no. 4739, at-Tirmidzi no. 2436, dan Ibnu Majah no. 4310)
Di antara mereka ada juga orang yang tidak mendapat belas kasih.
فَمَا لَـنَا مِنۡ شٰفِعِيۡنَۙ (١٠٠) وَلَا صَدِيۡقٍ حَمِيۡمٍ (١٠١)
“Maka (sekarang) kita tidak mempunyai seorang pun pemberi syafaat (penolong) dan tidak pula mempunyai teman yang akrab.” (QS. Asy-Syu’ara: 100-101)
Berbagai atribut panji dikibarkan pada hari raya. Demikian pula panji-panji orang-orang bertakwa dikibarkan pada hari kiamat. Sangkakala juga dibunyikan, demikian juga keadaan hamba akan dikabarkan, dikatakan pada saat itu, “Wahai sekalian makhluk yang ada di arena mahsyar! Sesungguhnya si fulan telah berbahagia dengan kebahagiaan yang tak ada kecelakaan lagi setelahnya. Sedangkan si fulan, dia celaka dengan kecelakaan yang setelah ini tak ada kebahagiaan lagi sesudahnya.”
Kemudian orang-orang istimewa kembali dari hari raya menuju ke pintu biliknya, mereka memberitahukan bahwa mereka telah menyelesaikan berbagai perintah,
اُولٰٓٮِٕكَ الۡمُقَرَّبُوۡنَ
“Mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah).” (QS. Al-Waqi’ah: 11)
Kemudian muncullah keputusan untuk mereka,
اِنَّ هٰذَا كَانَ لَـكُمۡ جَزَآءً وَّكَانَ سَعۡيُكُمۡ مَّشۡكُوۡرًا
“Inilah balasan untukmu, dan segala usahamu diterima dan diakui (Allah).” (QS. Al-Insan: 22)
Sedangkan orang-orang yang kedudukannya di bawah mereka, keadaannya berbeda-beda. Di antara mereka, ada yang kembali ke rumah yang makmur,
بِمَاۤ اَسۡلَفۡتُمۡ فِى الۡاَيَّامِ الۡخَـالِيَةِ
“Disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu’.” (QS. Al-Haqqah: 24)
Di antara mereka, ada yang keadaannya pertengahan, juga ada yang kembali ke rumah yang tidak berpenghuni,
فَاعۡتَبِـرُوۡا يٰۤاُولِى الۡاَبۡصَارِ
“Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan!” (QS. Al-Hasyr: 2)
Baca juga: Ucapan Selamat di Hari Raya
***
Penulis: Atma Beauty Muslimawati
Artikel Muslimah.or.id
Referensi:
Jauzi, Ibnul. Mukhtashar Shaidul Khathir. (2010). Jakarta: Darul Haq.