Janganlah engkau berharap sedikit pun kepada manusia termasuk kepada orang yang terdekat denganmu, seperti orang tua, teman, kerabat, dosen, dan lain-lainnya, karena mereka bisa membuatmu kecewa. Tapi kalau kita berharap kepada Allah, Allah Maha mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Oleh karena itu, apapun yang kamu mau, jangan lupa untuk terus meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
(1) Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa;
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
(2) Allah tempat meminta segala sesuatu;
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
(3) Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”
Ash-Shamad adalah salah satu nama di antara Asmaul Husna yang dimiliki oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Para ulama Salaf memberikan berbagai penjelasan tentang makna Ash-Shamad, namun perbedaan tersebut dapat diterima karena tidak saling bertentangan, bahkan saling melengkapi. Oleh karena itu, semua makna yang diungkapkan dapat disandarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berikut adalah penjelasan para ulama tentang makna Ash-Shamad:
1) (Rabb) tempat bergantung segala makhluk untuk memenuhi semua kebutuhan dan permintaan mereka. Ini adalah pendapat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berdasarkan riwayat dari ‘Ikrimah.
2) Yang Maha Kekal setelah semua makhluk binasa. Ini adalah pendapat Al-Hasan dan Qatadah.
3) Al-Hayyu Al-Qayyûm, Yang Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri, dan Mengurusi makhluk, serta tidak akan binasa. Pendapat ini juga dari Al-Hasan.
4) Tidak makan dan tidak berongga, menurut pendapat ‘Ikrimah, Ibnu Mas’ud, Mujahid, dan ulama lainnya.
5) Yang tiada beranak dan tidak diperanakkan, pendapat Ar-Rabi’ bin Anas.
6) Cahaya yang bersinar, pendapat Abdullah bin Buraidah.
Imam Thabrani rahimahullah menyimpulkan bahwa semua makna tersebut benar, karena semuanya menggambarkan sifat Allah ‘Azza wa Jalla sebagai tempat bergantung makhluk, yang kekuasaan-Nya sempurna, tidak berongga, tidak makan, tidak minum, dan Maha Kekal setelah makhluk-Nya binasa. Pendapat ini juga didukung oleh Imam Al-Baihaqi rahimahullah.
Syaikh Musa’id Ath-Thayyâr hafizhahullah menyebutkan lima makna Ash-Shamad dan menjelaskan bahwa perbedaan pendapat para ulama Salaf termasuk dalam kategori ikhtilaf tanawwu’ (perbedaan dalam ragam penjelasan), bukan perselisihan makna. Semua pendapat itu kembali pada inti yang sama: Allah tidak memerlukan apa pun sebagaimana yang diperlukan makhluk, karena kesempurnaan kekuasaan-Nya.
Kemudian dalam surah Al-Ikhlas terdapat faidah yang bisa ketahui adalah:
1) Penegasan sifat keesaan (ahadiyyah) bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2) Penegasan sifat shamadiyyah bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu sifat-Nya yang tidak memerlukan apa pun sebagaimana makhluk memerlukan, karena kesempurnaan kekuasaan-Nya.
3) Pengenalan terhadap Allah melalui nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
4) Penetapan konsep tauhid dan pengakuan terhadap kenabian.
5) Bantahan terhadap klaim bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki anak.
6) Penegasan kewajiban untuk beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena hanya Dia yang berhak disembah.
Berharap kepada manusia sering kali menjadi sumber kekecewaan yang mendalam. Ini bukan karena manusia jahat atau tak peduli, tetapi karena manusia adalah makhluk yang terbatas dalam kemampuan, kekuatan, dan bahkan kesetiaan. Mereka bisa berjanji, tapi tak selalu mampu menepati. Mereka bisa memberikan perhatian, tapi tak bisa melakukannya selamanya. Hati mereka berubah, kondisi mereka tidak stabil atau tidak menentu, dan mereka pun memiliki kelemahan yang tak bisa dihindari. Namun, berbeda dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang tak pernah mengecewakan hamba-Nya. Allah adalah tempat terbaik untuk menggantungkan harapan, karena Dia Maha Mengetahui segala kebutuhanmu, bahkan sebelum kamu meminta. Maka, jika kamu tak ingin hatimu remuk oleh kekecewaan, belajarlah untuk berharap kepada Allah semata, bukan kepada manusia yang hanya menjalani takdirnya.
Baca juga: Mencari Kebahagiaan Sejati
***
Penulis: Rizka Fajri Indra
Artikel Muslimah.or.id
Referensi:
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/112?from=1&to=4