Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Wanita Berhiaskan Rasa Malu (Bag. 2)

Triani Pradinaputri oleh Triani Pradinaputri
22 September 2024
di Akhlak dan Nasihat
0
Wanita Berhiaskan Rasa Malu
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Teladan dalam Sifat Malu
  • Sifat Malu Mencerminkan Kualitas Iman Seseorang

Teladan dalam Sifat Malu

Teladan muslim dalam sifat yang mulia ini adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, manusia terbaik sepanjang sejarah. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sosok pemalu, lebih daripada seorang perawan yang dipingit. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Sa’id, beliau mengatakan,

وَكَانَ إِذَا كَرِهَ شَيْئًا عَرَفْنَاهُ فِي وَجْهِهِ

“Jika beliau (shallallahu ‘alaihi wasallam) melihat sesuatu yang tidak disukai, maka hal itu terlihat dari wajahnya,”

Hendaknya seorang muslim selalu menasihati saudaranya untuk menjaga sifat malu. Karena sifat malu akan mengantarkan seseorang kepada kebaikan. Sifat malu adalah bagian dari iman, dan iman mencakup seluruh kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan seorang laki-laki yang sedang menasihati tentang sifat malu kepada saudaranya, beliau bersabda,

دعه فإنه الحياء من الإيمان

Donasi Muslimahorid

“Teruskanlah ia, karena sifat malu adalah bagian dari iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan hal itu untuk mempertahankan sifat malu di dalam diri seorang muslim dan melarang untuk menghilangkannya, meskipun hal itu dapat menghalangi seseorang terlalaikan haknya. Terlalaikannya hak seseorang lebih baik daripada tercabutnya sifat malu yang merupakan bagian dari iman dan perhiasan jiwa. 

Allah Ta’ala memuji anak perempuan dari seorang laki-laki saleh yang Allah sifati mereka dengan sifat malu. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَمَّا وَرَدَ مَاۤءَ مَدۡیَنَ وَجَدَ عَلَیۡهِ أُمَّةً مِّنَ ٱلنَّاسِ یَسۡقُونَ وَوَجَدَ مِن دُونِهِمُ ٱمۡرَأَتَیۡنِ تَذُودَانِۖ قَالَ مَا خَطۡبُكُمَاۖ قَالَتَا لَا نَسۡقِی حَتَّىٰ یُصۡدِرَ ٱلرِّعَاۤءُ وَأَبُونَا شَیۡخٌ كَبِیرٌ (٢٣) فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰۤ إِلَى ٱلظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّی لِمَاۤ أَنزَلۡتَ إِلَیَّ مِنۡ خَیۡرٍ فَقِیرٌ (٢٤) فَجَاۤءَتۡهُ إِحۡدَىٰهُمَا تَمۡشِ عَلَى ٱسۡتِحۡیَاۤءٍ قَالَتۡ إِنَّ أَبِی یَدۡعُوكَ لِیَجۡزِیَكَ أَجۡرَ مَا سَقَیۡتَ لَنَاۚ فَلَمَّا جَاۤءَهُۥ وَقَصَّ عَلَیۡهِ ٱلۡقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفۡۖ نَجَوۡتَ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّـٰلِمِین (٢٥) 

“Dan ketika dia sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang memberi minum (ternaknya), dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan yang sedang menghambat (ternaknya). Dia (Musa) berkata, “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua (perempuan) itu menjawab, “Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedangkan ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya.”

Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku.” Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu, dia berkata, “Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.” Ketika (Musa) mendatangi ayahnya dan dia menceritakan kepadanya kisah (mengenai dirinya), dia berkata, “Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu.” (QS. Al-Qashash: 23-25)

Sifat Malu Mencerminkan Kualitas Iman Seseorang

Malu tidak terbatas karena terlihat oleh orang lain auratnya atau aib-aib di badannya. Akan tetapi lebih daripada itu, yaitu karena terlihatnya segala keburukan yang ia punya. Banyak orang yang meninggalkan maksiat di hadapan manusia, akan tetapi dia bermaksiat tatkala sendiri. Dan seorang yang beriman haruslah memiliki sifat malu kepada Allah, merasa tidak nyaman ketika Allah mengetahui keburukan-keburukan sifatnya, maksiatnya, dan kelalaiannya. Sedangkan Allah Maha Melihat, dan seseorang tidak mungkin menutupi aibnya dari Allah Ta’ala. Maka, inilah hakikat bahwasanya malu adalah bagian dari iman, bahkan bisa mencapai derajat ihsan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

َاْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ َاْلإِيْمَان

“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan ‘Lâ ilâha illallâh,’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang Iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika ditanya oleh Jibril ‘alaihissalam tentang Ihsan,

قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِحْسَانِ. قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاك

“’Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu?‘ Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim: 102)

Ini menunjukkan bahwa malu dan iman adalah satu kesatuan. Ketika tercabut rasa malu dari diri seseorang, maka tercabut pula imannya. Ibnu Hibban mengatakan dalam kitabnya Raudhatul ‘Uqala, “Jika kuat rasa malu seseorang, maka kuat juga kemuliaannya dan lemah sifat hinanya. Jika lemah rasa malu seseorang, maka kuat sifat hinanya dan lemah kemuliaannya.”

Kembali ke bagian 1

***

Penulis: Triani Pradinaputri

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

Al-Wadi’iyyah, Ummu Abdillah, 1426 H/ 2005, Nashihatii Lin Nisaa, Daarul Atsar, Shan’a, Yaman.

Bin Ibrahim Al-Jaarrullah, Abdullah bin Jaarullah, Al-Hayaau wa Atsaruhu fii Hayaati Muslim. https://d1.islamhouse.com/data/ar/ih_books/single2/ar_assault_and_its_impact_in_the_lives_of_muslim.pdf

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Triani Pradinaputri

Triani Pradinaputri

- Alumni Mahad Umar bin Khattab, Kampus Tahfizh, Mahad Al 'Ilmi - Santriwati Mahad Darussalam Asy-Syafi'i - Pengajar Bahasa Arab Markaz Ar-Ruhaily

Artikel Terkait

Bakti Sepanjang Masa

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
4 Juni 2021
0

Ada seorang kakek dirawat di rumah sakit karena terkena stroke dan lumpuh. Ia tidak bisa berjalan maupun berbicara. Keluarganya tidak...

Saudariku, Bagaimanakah Engkau Bergaul?

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
18 November 2009
31

Berlebihan dalam bergaul adalah penyakit parah yang menyebabkan segala maksiat. Berapa banyak kenikmatan yang dihilangkan oleh percampuran dan pergaulan? Berapa...

Fatwa Tentang Kafarah Ghibah

oleh Imroatus Shalikhah
13 Agustus 2019
1

Ghibah adalah perbuatan haram, dan salah satu dari dosa besar dan perbuatan yang menjijikkan.

Artikel Selanjutnya
Menjadi Manusia Produktif dalam Perspektif Islam

Menjadi Manusia Produktif dalam Perspektif Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.