Sebagai muslimah, kita pasti mendambakan menjadi hamba yang memiliki kepercayaan diri yang baik. Akan tetapi, realitanya, banyak muslimah yang memiliki kepercayaan diri yang rendah serta belum mencoba.
Perlu kita ketahui bahwa mendapatkan kepercayaan diri yang baik merupakan hal yang dapat kita upayakan. Hal ini bukan bawaan dari lahir, melainkan karakter yang dapat kita bangun sedikit demi sedikit. Lantas, usaha apa yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan kepercayaan diri?
Allah Menyukai Hamba-Nya yang Percaya Diri, Tetapi Percaya Diri yang Seperti Apa?
Kepercayaan diri berarti kita mengetahui atas apa-apa yang Allah berikan kepada kita dan menggunakannya ke dalam perkara yang baik. Apabila kita menggunakannya pada jalan yang salah, percaya diri dapat mengantarkan ke sifat arogan dan ujub (takjub pada diri sendiri).
Memang, Allah mencintai hamba yang kuat, baik secara fisik maupun raga. Sedangkan memiliki kepercayaan diri yang baik merupakan salah satu ciri dari hamba yang kuat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, tetapi dalam diri keduanya ada kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah.” (HR. Muslim, no. 2664)
Pada hadis tersebut, Allah ‘azza wa jalla mendorong kita untuk berusaha menjadi hamba yang baik. Tetapi, yang menjadi hal penting pada perkara ini yaitu kita hanya boleh menggantungkan diri kepada Allah Ta’ala semata. Kita tidak boleh meyakini bahwa apa-apa yang sudah kita raih ini adalah hasil dari usaha kita sendiri. Kita masih membutuhkan taufik dari Allah serta nasehat-nasehat yang baik dari orang lain.
Bahkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa kepada Allah agar tidak menyerahkan diri beliau kepada dirinya sendiri.
عَنْ أبي بَكرة قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : دَعَوَاتُ الْمَكْرُوبِ اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Diriwayatkan dari Abu Bakrah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Doa-doa ketika terkena bencana dan musibah, ‘Wahai Allah, hanya rahmat-Mu yang aku harapkan, maka janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata dan perbaikilah seluruh urusanku. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau.’” (HR. Abu Daud, no. 5090 dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Abi Daud)
Hal ini menegaskan bahwa kita, sebagai hamba, merupakan makhluk yang lemah. Kita tidak boleh berbangga diri, lalai terhadap Allah. Tetapi lemah di sini tidak semerta-merta menjadi pembenaran untuk kita bersikap malas dan tidak mau berusaha dengan sungguh-sungguh.
Lantas, bagaimana cara kita untuk mendapatkan kepercayaan diri?
Cara Mendapatkan Kepercayaan Diri
Terdapat berbagai cara untuk menaikkan kepercayaan diri kita, terlebih sebagai seorang muslimah. Di antaranya:
1. Menempatkan rasa percaya kepada Allah dan meminta pertolongan kepada Allah
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, usaha kita sendiri tidaklah cukup. Sandarkanlah diri kepada Allah, mintalah pertolongan dari Allah dengan melakukan usaha-usaha. Inilah tawakal yang Allah ajarkan kepada kita.
2. Mencari tahu kemampuan dan kelemahan pada diri sendiri
Apabila kita mengetahui kemampuan kita, kita dapat fokus untuk mengembangkannya. Dan apabila kita tahu kelemahan kita, maka kita dapat menutupinya ataupun memperbaikinya.
3. Mengurangi kata-kata negatif pada diri sendiri
Kata-kata negatif yang dilontarkan untuk diri sendiri dapat menurunkan kepercayaan diri. Maka dari itu, berikanlah afirmasi positif untuk diri sendiri, serta hargai berbagai usaha yang sudah kita lakukan.
4. Memiliki tujuan dan cita-cita
Dengan adanya tujuan dan cita-cita, kehidupan kita dapat kita arahkan untuk meraihnya. Selain itu, kita dapat lebih termotivasi dalam menjalani kehidupan.
5. Mencari teman yang baik
Teman yang baik tidak akan berdiam diri ketika kita kesusahan ataupun melakukan kekeliruan. Mereka akan menasehati kita serta mendorong kita untuk menjadi muslimah yang lebih baik lagi.
6. Tidak larut dengan kesalahan masa lalu
Apa yang sudah terjadi memang tidak bisa kita ubah. Akan tetapi, ingatlah bahwa Allah Maha Pengampun. Dan sebaik-baik pendosa adalah orang yang mau bertaubat dan memperbaiki diri, sebagaimana perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
“Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi (no. 2499), Ibnu Majah (no. 4251), Ahmad (III/198), Al-Hakim (IV/244), dari Anas, dan dihasankan oleh Al-Albani dalam kitab Shahiih Al-Jaami’ish Shaghiir (no. 4391))
Penutup
Memiliki kepercayaan diri yang baik adalah hal yang dapat kita upayakan. Semoga dengan artikel ini, kita semua bisa menambah kepercayaan diri yang dapat mengantarkan kita menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi daripada sebelumnya. Wallahu Ta’ala a’lam
Baca juga: Anak Tidak Percaya Diri
—
Penulis: Lisa Almira
Artikel Muslimah.or.id
Catatan kaki:
Artikel ini diintisarikan dari website IslamQA yang dibina oleh Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid dengan judul artikel, “What Does Self-Confidence Mean in Islam?” yang dapat diakses di:
https://islamqa.info/en/answers/115129/what-does-self-confidence-mean-in-islam
Referensi lain:
Ruslan Nurhadi, Lc., “Luasnya Ampunan Allah”, terjemahan dari kitab At-Taubah An-Nashuuh fii Dhau-il Qur-aan Al-Kariim wal Ahaa-diits Ash-Shahiihah karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali hafizhahullaah, diakses pada https://almanhaj.or.id/9396-setiap-anak-adam-alaihissallam-pasti-bersalah.html