Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling mulia. Sampai-sampai Allah ta’ala memerintahkan para malaikat dan jin untuk bersujud kepada Nabi Adam ‘alaihissalam, selaku manusia pertama.
Allah memuliakan manusia dengan akal dan berbagai potensi yang tertanam pada dirinya. Tinggal bagaimana cara dan sikap yang ia ambil untuk mengolah potensi tersebut.
Sebagian mungkin akan lebih unggul dari sebagian yang lain. Ada pribadi yang kelebihannya mencakup setiap lini, dan ada pula yang hanya menonjol pada satu sisi saja.
Itulah hikmah mengapa nanti di surga ada delapan pintu. Sebagaimana yang disebutkan pada hadits dari sahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata,
فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ
“Surga memiliki delapan buah pintu.” (HR. Bukhari no. 3257)
Dan adalah sahabat Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu termasuk ke dalam golongan orang-orang yang dipanggil dari setiap pintu.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ نُودِىَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ ، هَذَا خَيْرٌ . فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ
“Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Orang yang termasuk golongan ahli shalat, maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad, akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa, akan dipanggil dari pintu Ar Rayyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah, akan dipanggil dari pintu sedekah.”
فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ – رضى الله عنه – بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَا عَلَى مَنْ دُعِىَ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ ، فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ « نَعَمْ . وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ »
Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus Anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari no. 1897, 3666 dan Muslim no. 1027)
Maka dari itu, sebagai seorang muslim kita dituntut untuk senantiasa bermentalitas tinggi, memaksimalkan setiap potensi yang ada untuk meraih kemuliaan; dunia maupun akhirat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
المؤمن القوي، خيرٌ وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف
“Orang Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang Mukmin yang lemah.” (HR. Muslim)
Imam Malik rahimahullah mengungkapkan: “Raihlah hal-hal yang baik dan mulia! Hindarilah hal-hal yang buruk dan tercela! Sesungguhnya Allah menyukai hal-hal yang baik dan membenci hal-hal yang tercela.” (Aqwaal Ma-tsuurah wa Kalimaat Jamiilah (553), yang dikutip dari Tartiibul Madaarik (I/187-188)
Ibnul Qayyim menjelaskan, “Sepantasnya orang yang cerdas meraih hal tertinggi yang bisa dicapainya. Seandainya manusia dimungkinkan mencapai langit, maka menurut saya cela yang paling buruk baginya adalah berpuas diri meskipun masih berada di bumi. Andai kenabian bisa diperoleh dengan usaha, maka menurut saya orang yang tidak berusaha memperolehnya adalah orang yang paling rendah. Sayangnya status Nabi tidak bisa diperoleh dengan usaha, sehingga hanya yang mungkinlah yang harus dicari dan diusahakan. Sikap yang baik menurut orang-orang bijak adalah mengejar target setinggi mungkin, baik yang berbentuk pengetahuan maupun pengamalan.” (Shaidul Khatir (II/224)
Tidakkah kita ingin termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mulia seperti sahabat Abu Bakar yang dipanggil dari setiap pintu surga?
Tentu saja kita ingin!
Oleh karena itu, singsingkanlah lengan baju, bersiaplah, dorong diri anda pada potensi terbaiknya; sembari berdoa kepada Allah, meminta pertolonganNya.
Diantara doa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan kepada kita adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ، وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ، وَأَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ، وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ قَلْبَاً سَلِيمَاً، وَلِسَانَاً صَادِقَاً، وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ، إِنَّكَ أنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu keteguhan dalam segala urusanku, dan aku memohon kepadaMu tekat yang kuat dalam berbuat lurus, dan aku memohon kepadaMu hal-hal yang mendatangkan rahmatMu, dan hal-hal yang mendatangkan ampunan Mu, dan aku memohon kepadaMu untuk mensyukuri nikmatMu, baiknya aku dalam beribadah kepadaMu, dan aku memohon kepadaMu hati yang selamat, dan lidah yang benar. Dan aku memohon kepadaMu akan kebaikan yang Engkau ketahui, dan aku berlindung kepadaMu dari kejahatan yang Engkau ketahui, dan aku memohon ampun terhadap dosa yang Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui akan segala yang ghaib.” (HR. Thabrani dalam Al-Kabir no. 7153 dari sahabat Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu dengan sanad hasan, lihat Silsilah As-Shahihah Al-Albani no. 3228)
Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah mengatakan,
هذا الدعاء العظيم المبارك, في غاية الأهمية, فقد اشتمل على أعظم مطالب الدين, والدنيا, والآخرة, [و]فيه من جوامع الكلم التي لا تستقصيها هذه الوريقات لجلالة قدرها
“Doa yang agung dan penuh berkah ini sangat penting, yang mencakup tuntutan-tuntutan yang agung dari perkara agama, dunia, dan akhirat. Dan doa tersebut termasuk diantara Jawami’ul kalim (perkataan yang ringkas namun mengandung banyak makna), yang tidak akan mencukupi pembahasannya dalam kertas yang sedikit ini karena agungnya kedudukan doa tersebut.” (Majmu’ Ar-Rasail 1 / 362 – 396)
اللهم رحمتك أرجو فلا تكلني إلى نفسي طرفة عين وأصلح لي شأني كلّه لا إله إلا أنت. وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
Baca juga: Adab Muslimah Bekerja di Luar Rumah
—
Penulis: Annisa Auraliansa
Referensi:
1. https://rumaysho.com/11605-delapan-pintu-surga.html
2. https://hadeethenc.com/id/browse/hadith/5493
3. https://kalemtayeb.com/safahat/item/3185#_ftn2
4. Mental Juara – Dr. Muhammad bin Ibrahim al Hamad, Pustaka Imam Syafi’i Jakarta
5. Ebook Doa – doa dan dzikir – dzikir dari Al Qur’an dan As Sunnah Ash Shahihah dibaca di ‘Arafah dan selainnya – Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al ‘Abbad Al Badr (Terjemah oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy)
Artikel Muslimah.or.id