Syaikh ‘Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata:
فَمَنِ اتقَى اللهَ وَحَفِظَ حُدُودَهُ وَرَاعَى حُقُوقَهُ فِي حَالِ رَخَائِهِ عَرَفَهُ اللهَ فِي شِدَّتِهِ وَرَعَى لَهُ تعرفه السابق،
“Barangsiapa menjaga muamalah (hubungan) yang baik dengan Allah ketika sehat, muda, dan kuat, maka Allah akan memperlakukannya dengan kelembutan dan pertolongan ketika dia dalam keadaan susah.” (Al-Fawakihu asy-Syahiyyah, hlm. 139)
Mukmin yang bertakwa akan senantiasa menjalankan ketaatan dalam kondisi lapang maupun susah dalam sepanjang hidupnya sehingga hidupnya akan tenang dan bahagia. Menjaga adab-adab mulia kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan bersemangat beribadah ketika badan sehat saat usia muda, maka ini adalah amaliah yang dicintai Allah Ta’ala. Betapa banyak orang yang semasa fisik masih prima dan segar bugar, justru kekuatannya dipergunakan untuk berbuat maksiat. Mukmin yang senantiasa dekat dengan Allah Ta’ala dan menjaga syariat Islam, maka Allah akan memberikan penjagaan sempurna dari tipu daya setan, serta akan mengukuhkan imannya tatkala dalam situasi sempit dan menolongnya dari berbagai kesusahan hidup.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ
“Jagalah (batas-batas) Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” (HR. At-Tirmidzi No. 2516) hadis shahih lihat Shahihul Jami’ No.7957
Hidup orang mukmin yang bertakwa akan selalu terhibur meskipun ujian demi ujian silih berganti, karena mereka yakin Allah Ta’ala adalah Maha Penjaga dan Penolong yang sesungguhnya. Kesusahan yang dialami justru membuatnya semakin mendekat pada Allah Ta’ala dan semakin memperbagus amalan hati dan anggota badan. Bukankah orang yang terbiasa melalui kesulitan dan kesusahan akan menjadi pribadi yang tegar, kuat, dan dewasa? Mereka yakin bahwa setelah kesulitan ada kemudahan.
Baca juga: Hukum Minta Bantuan Kepada Jin
Di antara kunci pembuka pertolongan Allah adalah dirinya senantiasa memperkuat perisai iman, menapaki jalan yang dicontohkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dia mengandalkan pertolongan pada Allah Ta’ala kemudian berikhtiar dengan benar dan tidak melanggar syariat ketika hidupnya diuji dengan kesusahan, seperti kemiskinan, sakit, perangai kurang baik dari pasangan, anak yang susah diatur, dan sebagainya yang membuatnya menderita lahir batin. Inilah romantika dunia, maka optimislah bahwa jalan keluar itu dekat karena Allah Ta’ala menguji hamba sesuai kemampuannya.
Dan mukmin yang percaya pada takdir Allah ‘Azza wa Jalla tentunya akan banyak memohon agar dimudahkan menjalani ujian dan lebih ikhlas dengan mengadu pada-Nya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
قَالَ إِنَّمَآ أَشْكُوا۟ بَثِّى وَحُزْنِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Dia (Ya’qub) menjawab: “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS.Yusuf: 86)
Kemudian kunci pertolongan Allah ‘Azza wa Jalla berikutnya yang tidak boleh ditinggalkan adalah sabar dan shalat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah : 153)
Orang yang senantiasa menjaga shalatnya dan menjalankannya sesuai petunjuk Islam, niscaya hatinya jauh dari kesusahan dan perasaan gundah. Bahkan, kesusahan yang di awalnya begitu menghimpit hidupnya akan ada solusinya dengan pertolongan Allah Ta’ala.
Selanjutnya kunci pertolongan Allah yang lainnya adalah selayaknya seorang mukmin menolong saudara sesama muslim dalam kebajikan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berwasiat:
وَاللهُ في عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ العَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
“Dan Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya…” (HR. Muslim no. 2699)
Bagi yang dimudahkan rezeki berupa harta, saatnya memperbanyak sedekah kepada orang-orang lemah, penuntut ilmu syar’i, anak yatim, janda, dan orang-orang yang membutuhkan agar Allah Ta’ala menolongnya dan mempermudah urusan dunia serta akhiratnya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ؟
“Bukankah kalian diberikan pertolongan dan diberikan rezeki dengan sebab (doa) orang-orang lemah diantara kalian?” (HR. Al-Bukhari no. 2896)
Sejatinya banyak sekali perkara-perkara yang akan mendatangkan pertolongan Allah ‘Azza wa Jalla yang intinya adalah seorang hamba mengaplikasikan peribadatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, baik dengan menerapkan aqidah yang lurus, beramal shalih, berhias dengan akhlak mulia, dan selalu berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla untuk kebaikan dirinya dan sesama muslim di dunia dan akhirat.
Inilah dahsyatnya pengaruh doa yang ikhlas untuk kebaikan saudaranya, maka ia pun akan mendapat manfaat kebaikan serupa. Yakinlah bahwa Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan menyia-nyiakan amal shalih seorang hamba yang beriman dan ikhlas menjalani kehidupan yang digariskan Allah ‘Azza wa Jalla, maka berbuat baiklah karena-Nya.
Semoga Allah mengumpulkan kita di jannah yang penuh kenikmatan. Aamiin.
Baca juga: Menanti Takdir Terindah Tanpa Resah
—
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
Referensi:
1. Kiat-kiat Islam Mengatasi Kemiskinan, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka at-Takwa, Bogor 2015.
2. Kiat Sukses Mendidik Anak (Terjemah), Muhammad bin Jamil Zainu, Pustaka al-Haura, Yogyakarta, 2009.
Artikel Muslimah.or.id